Stres kerja karyawan merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki perusahaan, sehingga perlu diketahui faktor-faktor penting yang menjadi penyebab stres kerja karyawan dan gejala-gejala stres yang dialami karyawan. Faktor penyebab stres kerja diantaranya yang mencakup tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan hubungan antarpribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi, dan tahap hidup organisasi. Gejala stres merupakan hasil/keluaran dari stres yang dialami seseorang. Gejala stres kerja karyawan mencakup gejala fisiologis, psikologis, dan perilaku. Selama ini Perusahaan X sudah mengupayakan penanggulangan stres kerja yang dialami oleh karyawannya, diantaranya meningkatkan kesejahteraan karyawan yang tidak hanya terpusat pada kesejahteraan finansial, tetapi juga kesejahteraan nonfinansial. Manajemen dapat membantu karyawan dalam menanggulangi stres kerja yang dialami dengan memberikan tantangan kerja yang proporsional kepada karyawan, meningkatkan perhatian pada kehidupan beragama karyawan, membantu karyawan untuk menjalani hidup yang lebih sehat, mengembangkan program rekreasi bersama guna memulihkan kondisi fisik dan mental karyawan yang kemungkinan menurun akibat pekerjaan. Selain itu, manajemen hendaknya tidak hanya mempertimbangkan beban kerja, kompetensi, evaluasi jabatan, dan sistem grading dalam menentukan imbal jasa kepada karyawan, kebutuhan karyawan ditengah tuntutan hidup yang semakin meningkat sebaiknya dipertimbangkan, namun manajemen tetap memerhatikan kesinambungan kinerja perusahaan. Dari kasus ini, menurut Saudara : 1) Jenis Stressor yang terjadi pada perusahaan tersebut adalah...... jelaskan? 2) Sebutkan dimensi-dimensi organisasi yang menimbulkan stres? 3) Jelaskan stressor di perusahaan Anda, kemudian jelaskan cara-cara mengatasi stres yang dilakukan oleh pimpinan di perusahaan tempat Anda bekerja. Cantumkan nama perusahaan dan bidang perkejaannya. Jika Saudara belum bekerja, buatlah sebuah ilustrasi disuatu perusahaan. 
Answer
Baca Surat Kepada Redaksi di bawah ini. Tanpa pandemi, banjir sudah menimbulkan penderitaan, apalagi sekarang. Banjir terjadi saat pandemi Covid-19 sehingga penanganan harus sangat hati-hati. Pandemi tidak bisa diprediksi, terjadi begitu saja langsung menyerang kehidupan. Namun, banjir sangat bisa diprediksi dan dimitigasi. Membuang sampah sembarangan, penumpukan lumpur di selokan, dan penutupan selokan dengan cor semen permanen membuat air tidak mengalir. Intinya, banjir bisa diantisipasi sejak dini. Pada musim kemarau justru mudah membersihkan selokan. Harusnya ini diwajibkan pada setiap orang, di depan rumah masing-masing. Instansi terkait bekerja bakti pada selokan jalan umum/jalan milik negara. Ibarat pepatah, upaya ini sedia payung sebelum hujan. Perilaku besar pemicu banjir, termasuk eksploitasi hutan, baik legal maupun ilegal. Pohon sebagai habitat alam ditebang tanpa reboisasi, tanah diratakan, dan tanpa sistem drainase. Padahal, setiap perusahaan hak pemegang usaha hutan mestinya dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Tanpa kelengkapan dokumentasi dan tanpa pelaksanaan sesuai dokumentasi, perusahaan tidak boleh beroperasi. Aktivitas pengembang juga menyumbang bencana banjir. Banyak pengembang membangun perumahan di daerah resapan atau penyangga air atau spesifikasi rumah tidak memenuhi syarat namun dipaksakan. Untuk kasus ini terkait dengan birokrasi. Kalau instansi yang berwenang memeriksa dengan rinci dan penerbitan izin sampai pengawasan pelaksanaan pembangunan sesuai prosedur, kasus perumahan terendam banjir minimal. Dampak banjir signifikan bagi yang terkena. Korban bisa kehilangan tempat tinggal, barang berharga, rusak atau hanyut, aktivitas terbengkalai, dan mobilitas terganggu. Kerugian non-material lebih berat karena produktivitas menurun, memicu sumber penyakit, waktu terbuang percuma, dan beban psikologis jika ada korban jiwa. Karena banjir sebagai peristiwa alam bisa diprediksi dan dicegah, berbagai upaya preventif perlu dilakukan. Dampak negatif bisa diantisipasi atau diminimalkan. Jika sikap terhadap gejala alam yang kasatmata sulit, bagaimana sikap terhadap hal tidak kasatmata. (Sumber: Opini: Surat Kepada Redaksi, 5 Maret 2021) SOAL a. Menurut Anda, apakah tulisan Surat Kepada Redaksi merumuskan budaya politik? b. Bahas argumentasi Anda tersebut dan kaitkan dengan premis-premis konseptual budaya politik
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.