May 2023 0 4 Report
Baca Surat Kepada Redaksi di bawah ini.
Tanpa pandemi, banjir sudah menimbulkan penderitaan, apalagi sekarang. Banjir terjadi saat pandemi Covid-19 sehingga penanganan harus sangat hati-hati.
Pandemi tidak bisa diprediksi, terjadi begitu saja langsung menyerang kehidupan. Namun, banjir sangat bisa diprediksi dan dimitigasi. Membuang sampah sembarangan, penumpukan lumpur di selokan, dan penutupan selokan dengan cor semen permanen membuat air tidak mengalir. Intinya, banjir bisa diantisipasi sejak dini.
Pada musim kemarau justru mudah membersihkan selokan. Harusnya ini diwajibkan pada setiap orang, di depan rumah masing-masing. Instansi terkait bekerja bakti pada selokan jalan umum/jalan milik negara. Ibarat pepatah, upaya ini sedia payung sebelum hujan.
Perilaku besar pemicu banjir, termasuk eksploitasi hutan, baik legal maupun ilegal. Pohon sebagai habitat alam ditebang tanpa reboisasi, tanah diratakan, dan tanpa sistem drainase. Padahal, setiap perusahaan hak pemegang usaha hutan mestinya dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Tanpa kelengkapan dokumentasi dan tanpa pelaksanaan sesuai dokumentasi, perusahaan tidak boleh beroperasi.
Aktivitas pengembang juga menyumbang bencana banjir. Banyak pengembang membangun perumahan di daerah resapan atau penyangga air atau spesifikasi rumah tidak memenuhi syarat namun dipaksakan. Untuk kasus ini terkait dengan birokrasi. Kalau instansi yang berwenang memeriksa dengan rinci dan penerbitan izin sampai pengawasan pelaksanaan pembangunan sesuai prosedur, kasus perumahan terendam banjir minimal.
Dampak banjir signifikan bagi yang terkena. Korban bisa kehilangan tempat tinggal, barang berharga, rusak atau hanyut, aktivitas terbengkalai, dan mobilitas terganggu. Kerugian non-material lebih berat karena produktivitas menurun, memicu sumber penyakit, waktu terbuang percuma, dan beban psikologis jika ada korban jiwa.
Karena banjir sebagai peristiwa alam bisa diprediksi dan dicegah, berbagai upaya preventif perlu dilakukan. Dampak negatif bisa diantisipasi atau diminimalkan. Jika sikap terhadap gejala alam yang kasatmata sulit, bagaimana sikap terhadap hal tidak kasatmata.
(Sumber: Opini: Surat Kepada Redaksi, 5 Maret 2021)
SOAL
a. Menurut Anda, apakah tulisan Surat Kepada Redaksi merumuskan budaya politik?
b. Bahas argumentasi Anda tersebut dan kaitkan dengan premis-premis konseptual budaya politik

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.