simmeifenica
Memerlukan ijazah setara SMA di UK yaitu A-level atau International Baccalauraete ( IB )
1 votes Thanks 7
Ratih090Undergraduate (S1)1. Apa saja persyaratan untuk masuk Oxford?Program sarjana (S1) di University of Oxford dan universitas-universitas di UK pada umumnya memerlukan ijazah yang setara dengan SMA di UK, yaitu A-level atau International Baccalaureate (IB). Ijazah dari beberapa sekolah di Indonesia yang memiliki program A-level atau IB dapat digunakan untuk mendaftar. Untuk persyaratan lengkapnya bisa dilihat di 2. Bagaimana cara mendaftar ke Oxford?Apabila Anda telah memenuhi persyaratan di atas, pendaftaran ke Oxford dapat dilakukan melalui UCAS . Waktu pendaftaran adalah dari tanggal 1 September – 15 Oktober. 3. Apa saja tahap seleksi dalam pendaftaran Oxford?Tahap seleksi pendaftaran di Oxford terdiri dari: (1) seleksi dokumen (via UCAS), (2) tes tertulis untuk beberapa jurusan, (3) written work untuk sebagian jurusan, dan (4) tes wawancara. 4. Apakah ada beasiswa untuk S1 Oxford?Tersedia beasiswa untuk mahasiswa Indonesia S1 di Oxford. Graduate (S2 dan S3)1. Program apa saja yang ditawarkan Oxford untuk S2 dan S3?Oxford menyediakan sangat banyak program untuk S2 dan S3, dari A-Z (kecuali X). 2. Apa saja persyaratan untuk masuk Oxford?Persyaratan untuk S2 dan S3 berbeda-beda untuk setiap program dan jurusan. Berbeda dengan S1, program S2 dan S3 tidak mensyaratkan sertifikat A-level atau International Baccalaureate. Jadi, lulusan S1 di kampus Indonesia sangat bisa mendaftar S2 dan S3 di Oxford. 3. Apa saja tahap seleksi masuk Oxford?Seperti jawaban di atas, tahapan seleksi ini berbeda-beda untuk setiap program. Tapi secara umum, tahapan seleksi ini terdiri dari 2 tahap: seleksi dokumen dan seleksi wawancara. 54 Apakah harus memiliki IPK diatas 3,5 dan IELTS 7? Setiap department (fakultas) di Oxford memiliki persyaratan yang berbeda-beda. Kami menyarankan teman-teman calon pelamar untuk melihat informasi di website departemen yang terkait atau menghubungi departemen yang terkait. Namun perlu diingat bahwa akan selalu ada pengecualian untuk persyaratan-persyaratan standard tersebut. Beberapa teman mahasiswa Indonesia di PPI Oxford berhasil diterima walaupun IPK atau IELTS/TOEFL mereka sedikit dibawah persyaratan minimum. Ini karena dalam proses penerimaan, IPK bukan pertimbangan satu-satunya tetapi hal-hal lain juga ikut dipertimbangkan, seperti: pengalaman dan prestasi pelamar yang relevan dengan topik dan bidang studi yang dilamar (ini bisa merupakan pengalaman riset, pengalaman kerja, prestasi internasional, dll). 5. Seberapa besar pengaruh surat rekomendasi dalam penerimaan mahasiswa di Oxford? Untuk program pasca-sarjana, dan terutama untuk program doktor (D.Phil), surat rekomendasi sangat penting dan sangat berpengaruh. 6. Siapa kira-kira yang paling cocok untuk diminta menjadi pemberi rekomendasi? Kombinasi terbaik pemberi rekomendasi, menurut kami adalah jika orang tersebut: Telah bekerja dengan Anda dalam periode waktu yang cukup untuk bisa memberikan penilaian yang berarti.Bisa memberikan rekomendasi positif untuk Anda, dan bisa menjelaskan kelebihan-kelebihan Anda dengan detail dan spesifik (“detail dan spesifik” ini sangat penting, karena surat rekomendasi yang bernada umum tidak akan banyak membantu).Cukup senior di bidangnya, atau cukup dikenal baik di dunia internasional di bidang studi terkait. Tetapi kriteria di atas bukanlah syarat minimal atau jaminan diterima. Ada juga beberapa mahasiswa yang pemberi rekomendasinya tidak memenuhi seluruh kriteria di atas, tetapi tetap diterima. 7. Apakah harus sudah memiliki pengalaman kerja untuk mendaftar S2/S3 di Oxford? Ini tergantung bidang studi dan departemen yang ingin Anda lamar. Beberapa program doktor bahkan menerima mahasiswa lulusan S1 fresh-graduate (tidak harus memiliki Master degree). 8. Saya pernah mendengar bahwa di beberapa Universitas, sebelum masuk, kita diharapkan bisa berbicara dengan Dosen di Univ yang ingin dituju perihal judul thesis kita nanti. Apakah di Oxford juga diberlakukan hal yang sama? Untuk calon mahasiswa program doktor pada umumnya, penting sekali untuk menghubungi calon supervisor (dosen pembimbing) untuk membicarakan dan menyetujui topik riset yang akan diambil. Jika Anda memiliki dukungan kuat dari calon supervisor, kemungkinan Anda diterima akan menjadi jauh lebih tinggi. Pengecualian: ada beberapa skema khusus seperti Doctoral Training Program dimana hal diatas tidak terlalu penting, karena di skema ini di tahun pertama Anda akan diberikan kesempatan untuk riset di beberapa lab/topik yang berbeda, sebelum dipersilakan memilih topik D.Phil Anda.
2. Bagaimana cara mendaftar ke Oxford?Apabila Anda telah memenuhi persyaratan di atas, pendaftaran ke Oxford dapat dilakukan melalui UCAS . Waktu pendaftaran adalah dari tanggal 1 September – 15 Oktober.
3. Apa saja tahap seleksi dalam pendaftaran Oxford?Tahap seleksi pendaftaran di Oxford terdiri dari: (1) seleksi dokumen (via UCAS), (2) tes tertulis untuk beberapa jurusan, (3) written work untuk sebagian jurusan, dan (4) tes wawancara.
4. Apakah ada beasiswa untuk S1 Oxford?Tersedia beasiswa untuk mahasiswa Indonesia S1 di Oxford. Graduate (S2 dan S3)1. Program apa saja yang ditawarkan Oxford untuk S2 dan S3?Oxford menyediakan sangat banyak program untuk S2 dan S3, dari A-Z (kecuali X).
2. Apa saja persyaratan untuk masuk Oxford?Persyaratan untuk S2 dan S3 berbeda-beda untuk setiap program dan jurusan. Berbeda dengan S1, program S2 dan S3 tidak mensyaratkan sertifikat A-level atau International Baccalaureate. Jadi, lulusan S1 di kampus Indonesia sangat bisa mendaftar S2 dan S3 di Oxford.
3. Apa saja tahap seleksi masuk Oxford?Seperti jawaban di atas, tahapan seleksi ini berbeda-beda untuk setiap program. Tapi secara umum, tahapan seleksi ini terdiri dari 2 tahap: seleksi dokumen dan seleksi wawancara.
54 Apakah harus memiliki IPK diatas 3,5 dan IELTS 7? Setiap department (fakultas) di Oxford memiliki persyaratan yang berbeda-beda. Kami menyarankan teman-teman calon pelamar untuk melihat informasi di website departemen yang terkait atau menghubungi departemen yang terkait. Namun perlu diingat bahwa akan selalu ada pengecualian untuk persyaratan-persyaratan standard tersebut. Beberapa teman mahasiswa Indonesia di PPI Oxford berhasil diterima walaupun IPK atau IELTS/TOEFL mereka sedikit dibawah persyaratan minimum. Ini karena dalam proses penerimaan, IPK bukan pertimbangan satu-satunya tetapi hal-hal lain juga ikut dipertimbangkan, seperti: pengalaman dan prestasi pelamar yang relevan dengan topik dan bidang studi yang dilamar (ini bisa merupakan pengalaman riset, pengalaman kerja, prestasi internasional, dll).
5. Seberapa besar pengaruh surat rekomendasi dalam penerimaan mahasiswa di Oxford? Untuk program pasca-sarjana, dan terutama untuk program doktor (D.Phil), surat rekomendasi sangat penting dan sangat berpengaruh.
6. Siapa kira-kira yang paling cocok untuk diminta menjadi pemberi rekomendasi? Kombinasi terbaik pemberi rekomendasi, menurut kami adalah jika orang tersebut: Telah bekerja dengan Anda dalam periode waktu yang cukup untuk bisa memberikan penilaian yang berarti.Bisa memberikan rekomendasi positif untuk Anda, dan bisa menjelaskan kelebihan-kelebihan Anda dengan detail dan spesifik (“detail dan spesifik” ini sangat penting, karena surat rekomendasi yang bernada umum tidak akan banyak membantu).Cukup senior di bidangnya, atau cukup dikenal baik di dunia internasional di bidang studi terkait. Tetapi kriteria di atas bukanlah syarat minimal atau jaminan diterima. Ada juga beberapa mahasiswa yang pemberi rekomendasinya tidak memenuhi seluruh kriteria di atas, tetapi tetap diterima.
7. Apakah harus sudah memiliki pengalaman kerja untuk mendaftar S2/S3 di Oxford? Ini tergantung bidang studi dan departemen yang ingin Anda lamar. Beberapa program doktor bahkan menerima mahasiswa lulusan S1 fresh-graduate (tidak harus memiliki Master degree).
8. Saya pernah mendengar bahwa di beberapa Universitas, sebelum masuk, kita diharapkan bisa berbicara dengan Dosen di Univ yang ingin dituju perihal judul thesis kita nanti. Apakah di Oxford juga diberlakukan hal yang sama? Untuk calon mahasiswa program doktor pada umumnya, penting sekali untuk menghubungi calon supervisor (dosen pembimbing) untuk membicarakan dan menyetujui topik riset yang akan diambil. Jika Anda memiliki dukungan kuat dari calon supervisor, kemungkinan Anda diterima akan menjadi jauh lebih tinggi. Pengecualian: ada beberapa skema khusus seperti Doctoral Training Program dimana hal diatas tidak terlalu penting, karena di skema ini di tahun pertama Anda akan diberikan kesempatan untuk riset di beberapa lab/topik yang berbeda, sebelum dipersilakan memilih topik D.Phil Anda.