Ubah ke bahasa bali, jangan terlalu baku ya Miracle in December Gadis itu berada di taman, seperti biasa menjalankan hidup yang membosankan, gadis itu bosan, sangat bosan dengan hidupnya, ya dia bosan dengan lingkungannya, dan bosan ketika lelaki itu yang mulai mencari muka di depan nya… lagi… “Mihwa tidakkah kau merasa dingin? Aku membawa mantel untukmu!” lelaki tegap bertubuh tinggi dan berkulit pucat itu lagi-lagi menghampiri gadis itu, gadis yang egois, cuek dan menyebalkan, ya dialah Jung Mihwa gadis 14 tahun yang berada di kelas 3 smp, wajahnya yang cantik dan mungil itu bisa saja menghipnotis semua lelaki yang ada di sekitarnya, tetapi tuhan memang adil, tiada yang sempurna, sikapnya yang dingin itu membuat para lelaki menyerah untuk mendekatinya, kecuali satu, Park Chanyeol… “yaa! Kenapa kau mendiamkan ku hah? Cepat pakai mantelmu sebelum kau beku!” lelaki itu lagi-lagi mengomel dan mengomel “ckkk” suara decakan, ya dari wanita itu, dia berdecak pelan. “bukankah kau sudah terbiasa tidak ku respon? Haha. Aku heran masih ada saja orang yang mau berteman dengan wanita yang dingin dan egois, bahkan dia tahan berlama-lama dengannya” lagi-lagi perempuan itu mengatakan kata-kata itu. “kau tahu mengapa dia seperti itu padanya?” Tanya Chanyeol yang tentu saja Mihwa tidak menjawabnya. “Karena, seburuk apapun wanita itu, dia akan selalu menyayangi nya dan menjaga nya, sampai sisa hidupnya” DEGG.. kata itu… kata itu membuat hati Mihwa sakit, amat sakit, meski hanya beberapa untai kata, tapi sukses menerobos ke hati Mihwa yang dalam, tapi tak bisa dipungkiri gadis itu melakukan hal yang sebenarnya dia tidak inginkan. “aku harus pergi, salju semakin deras turun, sebentar lagi ada Badai salju. kau Chanyeol, pulanglah aku tidak butuh bantuanmu” wanita itu berjalan menjauh dari kursi yang tadi dia duduki bersama pria tampan itu. Ya, Mihwa meninggalkan nya.. Chanyeol masih termenung di kursi yang ia duduki tadi bersama Mihwa. “Dia kembali pergi” ucapnya pelan “bahkan dia tidak mengetahui betapa sakit nya ini” tiba-tiba dada Chanyeol kembali sakit, ya dia mempunyai penyakit Jantung yang kapan saja bisa merenggut nyawanya. “dia tidak mengetahui tentang ini, dia tidak boleh mengetahuinya” setelah berbicara dengan pikiran sendiri Chanyeol beranjak dari taman itu, tak bisa dipungkiri Chanyeol terjatuh akibat tidak bisa menahan rasa sakitnya itu, ia pingsan. Mihwa tiba di rumah, berganti baju dan bersiap untuk tidur. “drrrtt” handphone pun berdering. Ya, itu telfon dari Tuan Choi, orangtua Chanyeol “Halo ?” ucap Mihwa sembari mengangkat telfon, terjadi perbincangan yang membuat tubuh Mihwa bergetar Hebat dan menjatuhkan Handphone nya, dia tau tentang Chanyeol.. “bagaimana keadaan Chanyeol dok?” ucap Mihwa dengan cemas sembari bercucur air mata. “maaf Mihwa kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi, hidup Chanyeol tinggal beberapa jam lagi, aku harap kau segera menemuinya untuk yang ke terakhir kali” sakit, sakit Mihwa mendengar kalimat itu tetapi dia harus menerima dan menemuinya. “Chanyeol….” ucap Mihwa lirih. “Mihwa, tidak biasanya kau memanggilku seperti itu. Haha” jawab Chanyeol yang mencoba untuk tertawa, tetapi Mihwa tau itu hanya topeng. “aku sudah tau semuanya, tidak usah kau berpura-pua lagi” Mihwa menahan air mata jatuh ke pipinya “Kenapa kau berbohong padaku? Kenapa kau tidak bilang kalau kau sakit?!” Airmata itu perlahan jatuh ke pipinya yang lembut. Mihwa tertunduk kaku. “maafkan aku Mihwa” Chanyeol tersenyum lemah. Mihwa pun menoleh “kenapa kau meminta maaf?” Baekhyun kembali tersenyum “Maaf karena aku tidak bisa melindungimu untuk selamanya” Tangis Mihwa pun seketika pecah “jangan pergi! Kau tidak boleh pergi! AKU MENYAYANGI MU!” Mihwa memeluk dan menciumi kening Chanyeol. “Setidaknya aku lega sudah mendengar kata itu darimu”. Pria itu tersenyum untuk keterakhir kalinya, dan ia pergi dengan tenang untuk selamanya. Esoknya, Wanita itu kembali terdiam di kursi taman, tatapan kosong yang ada “aku menyesal.” Dia mengatakan kata itu perlahan
Answer
Ringkas jadi 1 paragraf pendek ( terdiri dari 3 atau 4 baris), beritanya harus singkat, padat, dan jelas Ringkas menjadi 1 paragraf pendek!!! TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik menilai polemik pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri bukan semata soal rekening gendut. Namun mencuat ke permukaan, aspek yang tidak disorot publik yakni persaingan para petinggi atau para jenderal polisi dan juga persaingan elite politik yang belum tuntas. “Saya melihat, ini persaingan para jenderal polisi untuk eksistensi kelompok atau faksi mereka. Penetapan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Budi Gunawan, jelas menguntungkan kelompok pesaing Budi Gunawan,” ujar pengamat politik muda Yasin Muhammad, menanggapi polemik yang makin meruncing soal Budi Gunawan, Jumat (16/1/2015). Menurutnya, aspek yang tak kalah menarik juga terlihat di kasus Budi Gunawan yakni persaingan elite yang masih menyisakan persoalan dan berdampak pada Budi Gunawan. Menurut Yasin, persaingan itu sangat kentara pada diri dua ketua umum partai yang pernah menduduki jabatan presiden. Yasin Muhammad yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN) ini menjelaskan, menjelang pergantian Kapolri, aura persaingan antarjenderal sangat tinggi. Dengan keputusan KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka, maka dinamika persaingan internal di Polri makin tinggi. Lawan Budi Gunawan diuntungkan dengan keputusan KPK ini dan pasti menggalang dukungan pihak lain lagi untuk menjegal Budi. Persaingan para jenderal di kepolisian ini, kata Yasin, jelas sangat merugikan masyarakat, khususnya memberikan pendidikan politik yang buruk bagi masyarakat. “Bukankah kepolisian merupakan institusi yang seharusnya mengayomi dan melindungi masyarakat. Tetapi ketika akan ada pergantian pucuk pimpinan tertingginya, para jenderal memperlihatkan persaingan tak sehat,” ujar Yasin. Yasin menjelaskan selain persaingan internal jenderal polisi, nuansa politik dalam pencalonan Budi Gunawan sangat kental. Pasalnya posisi Kapolri terkait dengan kondisi dan posisi parpol di Tanah Air. Jadi, parpol juga ikut berkepentingan dalam pencalonan ini. Alumnus pascasarjana Universitas Paramadina ini menegaskan, posisi Kapolri sangat strategis bagi elite dan juga parpol. Dalam hubungan ini, posisi Presiden Jokowi malah bertambah sulit dan harus mengambil keputusan yang meminimalkan risiko politik.
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.