Seni rupa Buddha atau Seni Buddhis adalah seni rupa yang dipengaruhi ajaran Agama Buddha. Karya seni ini meliputi beberapa media seperti: arca, relief, dan lukisan yang menampilkan Buddha, bodhisatwa, dan entitas lainnya; tokoh-tokoh Buddhis yang terkenal, baik tokoh sejarah ataupun tokoh mitologis; adegan kisah kehidupan para tokoh Buddhis; benda-benda yang dikaitkan dengan praktik ritual Buddha seperti wajra, genta, dan stupa; mandala dan media pencitraan lainnya; arsitektur candi dan wihara Buddha, juga termasuk seni rupa Buddha.[1]
Arca Bodhisatwadewi Prajñāpāramitā, salah satu mahakarya seni rupa Buddha dari Jawa. Kini dipamerkan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta
Seni rupa Buddha berasal dari anak benua India berdasarkan sejarah kisah kehidupan dan ajaran Siddhartha Gautama, pada abad ke-6 sampai ke-5 SM, berkembang dan berevolusi karena bersentuhan dengan budaya lain, kemudian menyebar ke sebagian besar wilayah benua Asia dan dunia.[2]
Seni rupa Buddha tumbuh mengikuti penyebaran penganutnya sesuai dengan perkembangan ajaran dharma. Dari India seni rupa Buddha menyebar ke utara memasuki Asia Tengah, dan kemudian berkembang ke Asia Timur membentuk cabang utara seni rupa Buddha. Seni rupa Buddha juga berkembang ke arah timur, dari India menuju Asia Tenggara dan kemudian membentuk cabang selatan seni rupa Buddha.[2] Di luar India, seni rupa ini diterapkan, diadaptasi, dan berkembang sedemikian rupa sesuai dengan gaya negara-negara yang mengembangkannya. Di India, seni rupa Buddha berkembang dan kemudian memengaruhi perkembangan seni rupa Hindu dan Jaina, hingga kemundurannya pada abad ke-10 akibat pesatnya perkembangan agama Hindu dan Islam di India.
Jawaban:
Sunting
Seni rupa Buddha atau Seni Buddhis adalah seni rupa yang dipengaruhi ajaran Agama Buddha. Karya seni ini meliputi beberapa media seperti: arca, relief, dan lukisan yang menampilkan Buddha, bodhisatwa, dan entitas lainnya; tokoh-tokoh Buddhis yang terkenal, baik tokoh sejarah ataupun tokoh mitologis; adegan kisah kehidupan para tokoh Buddhis; benda-benda yang dikaitkan dengan praktik ritual Buddha seperti wajra, genta, dan stupa; mandala dan media pencitraan lainnya; arsitektur candi dan wihara Buddha, juga termasuk seni rupa Buddha.[1]
Arca Bodhisatwadewi Prajñāpāramitā, salah satu mahakarya seni rupa Buddha dari Jawa. Kini dipamerkan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta
Seni rupa Buddha berasal dari anak benua India berdasarkan sejarah kisah kehidupan dan ajaran Siddhartha Gautama, pada abad ke-6 sampai ke-5 SM, berkembang dan berevolusi karena bersentuhan dengan budaya lain, kemudian menyebar ke sebagian besar wilayah benua Asia dan dunia.[2]
Seni rupa Buddha tumbuh mengikuti penyebaran penganutnya sesuai dengan perkembangan ajaran dharma. Dari India seni rupa Buddha menyebar ke utara memasuki Asia Tengah, dan kemudian berkembang ke Asia Timur membentuk cabang utara seni rupa Buddha. Seni rupa Buddha juga berkembang ke arah timur, dari India menuju Asia Tenggara dan kemudian membentuk cabang selatan seni rupa Buddha.[2] Di luar India, seni rupa ini diterapkan, diadaptasi, dan berkembang sedemikian rupa sesuai dengan gaya negara-negara yang mengembangkannya. Di India, seni rupa Buddha berkembang dan kemudian memengaruhi perkembangan seni rupa Hindu dan Jaina, hingga kemundurannya pada abad ke-10 akibat pesatnya perkembangan agama Hindu dan Islam di India.
Tahap pra-ikon (abad ke-5 hingga abad ke-1 SM)
Tahap ikon (abad ke-1 M hingga kini)
Seni rupa Buddha Utara
Seni rupa Buddha Selatan
Seni rupa Buddha kontemporer
Lihat pula
Catatan kaki
Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar