Pengaruh agama Hindu-Buddha mempengaruhi kebudayaan masyarakat Indonesia karena terjadi penyerapan dan akulturasi (percampuran) budaya dari India yang masuk seiring tersebarnya ajaran Hindu-Buddha, dengan budaya asli Indonesia.
Pembahasan:
Seiring dengan masuknya agama Hindu dan Buddha di Indonesia, dimulai dari sekitar abad ke 4 Masehi, budaya India pun masuk ke Indonesia. Banyak pengaruh ini masih terlihat sampai hari ini.
Faktor yang mendukung diterimanya budaya India adalah asimilasi budaya tersebut dengan budaya lokal. Misalnya adalah cerita Mahabarata dan Ramayana yang bisa diadaptasi dengan corak lokal pada pertunjukan wayang kulit dan wayang wong. Dalam adaptasi, cerita ini dirubah sehingga sesuai dengan nilai budaya daerah.
Sistem penulisan tradisional seperti Aksara Sunda, Jawa dan Lontara dari Sulawesi juga merupakan contoh pengaruh Hindu Buddha. Aksara-aksara ini dikembangkan dari sistem penulisan Pallawa yang berasal dari India. Bahasa Sansekerta yang menjadi bahasa keagamaan juga diserap ke dalam bahasa daerah di Indonesia.
Bentuk bangunan, terutama tempat ibadah agama Hindu di Indonesia dipengaruhi oleh arsitektur India. Pengaruh ini terlihat seperti pada bentuk ukiran, patung dan tata ruang.
Pengaruh lainya terlihat dalam gerbang berbentuk gapura, yang banyak dipakai di bangunan tradisional Indonesia.
Pengaruh agama Hindu bidang pemerintahan adalah munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia, seperti kerajaan Mataram, Sriwijaya, Kutai, Tarumanegara, Kediri dan lainnya.
Sistem kerajaan ini menggantikan sistem kesukuan dan desa yang sebelumnya diterapkan. Sebelum masuknya pengaruh Hindu dan Buddha misalnya, orang Jawa hidup dalam desa-kecil yang dipimpin seorang kepala desa. Kemudian setelah masuknya pengaruh India mulailah muncul kerajaan di Jawa.
Dalam kebudayaaan Hindu, dikenal stratifikasi sosial, atau pelapisan sosial. Masyarakat dibagi menjadi tingkatan atau lapisan yang disebut kasta atau warna. Ada empat kasta yaitu kasta Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Sistem ini disebut juga dengan Catur Warna (Empat Warna).
Sistem ini berasal dari India, negara asal agama Hindu, dan diterapkan juga di Indonesia pada masa Hindu Buddha, seperti pada masa Kerajaan Mataram kuno atau Kerajaan Majapahit. Pada masa sekarang masyarakat Bali yang beragama Hindu juga menerapkan sistem ini.
Pengaruh agama Hindu-Buddha mempengaruhi kebudayaan masyarakat Indonesia karena terjadi penyerapan dan akulturasi (percampuran) budaya dari India yang masuk seiring tersebarnya ajaran Hindu-Buddha, dengan budaya asli Indonesia.
Pembahasan:
Seiring dengan masuknya agama Hindu dan Buddha di Indonesia, dimulai dari sekitar abad ke 4 Masehi, budaya India pun masuk ke Indonesia. Banyak pengaruh ini masih terlihat sampai hari ini.
Faktor yang mendukung diterimanya budaya India adalah asimilasi budaya tersebut dengan budaya lokal. Misalnya adalah cerita Mahabarata dan Ramayana yang bisa diadaptasi dengan corak lokal pada pertunjukan wayang kulit dan wayang wong. Dalam adaptasi, cerita ini dirubah sehingga sesuai dengan nilai budaya daerah.
Sistem penulisan tradisional seperti Aksara Sunda, Jawa dan Lontara dari Sulawesi juga merupakan contoh pengaruh Hindu Buddha. Aksara-aksara ini dikembangkan dari sistem penulisan Pallawa yang berasal dari India. Bahasa Sansekerta yang menjadi bahasa keagamaan juga diserap ke dalam bahasa daerah di Indonesia.
Bentuk bangunan, terutama tempat ibadah agama Hindu di Indonesia dipengaruhi oleh arsitektur India. Pengaruh ini terlihat seperti pada bentuk ukiran, patung dan tata ruang.
Pengaruh lainya terlihat dalam gerbang berbentuk gapura, yang banyak dipakai di bangunan tradisional Indonesia.
Pengaruh agama Hindu bidang pemerintahan adalah munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia, seperti kerajaan Mataram, Sriwijaya, Kutai, Tarumanegara, Kediri dan lainnya.
Sistem kerajaan ini menggantikan sistem kesukuan dan desa yang sebelumnya diterapkan. Sebelum masuknya pengaruh Hindu dan Buddha misalnya, orang Jawa hidup dalam desa-kecil yang dipimpin seorang kepala desa. Kemudian setelah masuknya pengaruh India mulailah muncul kerajaan di Jawa.
Dalam kebudayaaan Hindu, dikenal stratifikasi sosial, atau pelapisan sosial. Masyarakat dibagi menjadi tingkatan atau lapisan yang disebut kasta atau warna. Ada empat kasta yaitu kasta Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Sistem ini disebut juga dengan Catur Warna (Empat Warna).
Sistem ini berasal dari India, negara asal agama Hindu, dan diterapkan juga di Indonesia pada masa Hindu Buddha, seperti pada masa Kerajaan Mataram kuno atau Kerajaan Majapahit. Pada masa sekarang masyarakat Bali yang beragama Hindu juga menerapkan sistem ini.