Tolong bantu ringkas cerita ini jadi cerita narasi yang berstruktur dong buat pelajaran b.jawa
Pada suatu hari ketika hari-hari terakhir di asrama. Bakal ada acara perpisahan ke pijar park Kudus dan pentas perpisahan generasi 13. Semuanya berjalan dengan lancar ketika kita pergi ke pijar park Kudus. Kita bersenang senang bersama. Kegiatannya itu ada senam, outbound, istirahat, makan, penyampain kesan dan pesan , yang terakhir kita bernyanyi bersama dan foto-foto. Sebenarnya acaranya cuma ke pijar park Kudus. Tapi mampir dulu ke musium jenang sekalian belanja-belanja. Nah, kan bakal ada pentas perpisahan kita ngumpulin uang 1 orang 50.000. Jadinya semua uangnya terkumpul sekitar 6 jutaan. Uang itu digunakan buat acara pentas sama konsumsi semua orang. Kalo pentas itu kan ada latihan . Kita latihan cuma 4 hari buat pentas tari topeng, tari Saman, nyanyi 4 bahasa, dance , sama barongan dan silat. Gara-gara ada salah satu dari kita buat masalah satu generasi jadi kena imbasnya. Pengasuh nggak suka kita ada diasrama yang ada bikin masalah dan takutnya nular ke Adek kelas. Tiba-tiba temen dapet kabar dari grup kalo kita ngga boleh tinggal lagi diasrama sama salah satu pengasuh. Pada saat sore hari orang² kalang kabut pada kawathir pada minta orang tuanya buat jemput atau nggak nginep dirumah temennya. Termasuk saya. Dan pengurus ketua asrama pun datang untuk menyelesaikan masalah ini. Bilangnya gini kalian itu gapapa tinggal di asrama kasian orang tuanya yang rumahnya jauh. Dan ya aku tetap tinggal yang generasi ku yang tinggal di asrama tinggal 11 orang. Pas itu pengasuh bilang mau batalin acara pensi yaa. Kita yang masih diasrama panik dong karena udh nyewa² sound, lampu sama beli konsumsi. Dan ya nggak jadi dibatalin acaranya. Acaranya pada hari Rabu jam 9 malam semuanya berjalan dengan sangat lancar konsumsi juga pas tidak ada yang kurang. Setelah acaranya selesai kita maaf² an sama ngasih hadiah. Akhirnya semua beban² hilang dan permaslahan selesai.
Pada hari-hari terakhir di asrama, acara perpisahan menjadi momen spesial bagi generasi 13. Kegembiraan terpancar saat kami berkunjung ke Pijar Park Kudus. Setelah meriah dengan senam, outbound, dan makan bersama, kesan dan pesan terucap dengan tulus. Tak lupa, nyanyian dan foto mengabadikan momen indah. Sebelumnya, singgah ke Museum Jenang dan berbelanja menambah keseruan.
Namun, uang terkumpul dari sumbangan 1 orang 50.000 rupiah sekitar 6 juta rupiah, digunakan untuk pentas perpisahan. Latihan intensif selama 4 hari membawakan tarian topeng, tari Saman, nyanyi dalam 4 bahasa, tarian, dance, barongan, dan silat. Sayangnya, insiden dengan salah satu teman membuat generasi kami dihantui ketidakpastian. Pengasuh asrama khawatir akan dampak negatif, terutama pada adik-adik kelas.
Berita tak terduga datang melalui grup, di mana kami diberitahu bahwa kami tak boleh tinggal di asrama lagi bersama salah satu pengasuh. Kegelisahan merebak, dan banyak dari kami diminta untuk jemputan orang tua. Pengurus asrama datang untuk menyelesaikan masalah ini, dengan kebijakan bahwa yang ingin pulang boleh pergi, tetapi acara perpisahan tak dibatalkan.
Meskipun cemas dan panik, acara pada hari Rabu berlangsung lancar, tanpa hambatan. Konsumsi cukup dan penghargaan serta permohonan maaf mengakhiri acara dengan penuh kebahagiaan. Semua beban terangkat dan permasalahan terselesaikan. Momen perpisahan ini mengajarkan kami tentang kerja sama, pengertian, dan bagaimana mengatasi tantangan bersama-sama.
Bahasa jawa
Ing dina-dina akhir ing asrama, acara pamit munggah jadi momèn khusus kanggo generasi 13. Rasa girang keluar nalika kita ngunjungi Pijar Park Kudus. Sawise mambangun gegayuhan kanthi senam, outbound, lan mangan bareng, rasa lan pesan terucap karo tulus. Sing ora kelingan, tembang lan foto ngabadhani momèn kasil.
Akanthi ana dhuwit kang terkumpul saka sumbangan siji wong 50.000 rupiah kang sekira 6 juta rupiah, digunakake kanggo pentas pamit. Latihan sing intensif saklawase 4 dina ngadegakake tari topeng, tari Saman, nyanyi ana ing 4 basa, tari, tari, barongan, lan silat. Sayangé, insiden karo salah siji teman ngrusak generasi kita kanthi ragu-ragu. Pengasuh asrama kawatir bakal dampak negatif, sinaune marang adik-adik kelas.
Berita sing ora disangkep datang saka grup, manawa kita durung diwenangi dhateng asrama nang salah siji pengasuh. Kegelisahan nggumun, lan dhuwur saka kita diparingi dhateng jemputan wong tua. Pengurus asrama datang kanggo nglèsèni masalah iki, karo kebijakan sing yaiku kang pengin dhateng sak duwe sawetara, njaluk kathah lan acara pamit ora dibatalake.
Nalika gedhang lan panik, acara dina Rebo dadi lanjar, tanpa arang. Konsumsi cukup lan panyengsètan lan pangapura lan permohonan maaf nglampèni acara kanthi suka cita. Kabeh beban diluntur lan masalah dilèsèni. Momen pamit iki nglarang ajar kita babagan karya sami, pangèrèngan, lan caran ngatasi tantangan dadi sawetara.
Cerita ini merupakan sebuah narasi yang menggambarkan perjalanan suatu peristiwa dalam bahasa Jawa. Berikut adalah cerita yang telah diringkas dan diatur strukturnya:
VERSI BAHASA INDONESIA
**Pentingnya Kegiatan Peninggalan Asrama:**
Pada suatu hari di akhir masa di asrama, kami menyelenggarakan acara perpisahan menuju Pijar Park Kudus dan pentas perpisahan generasi ke-13. Segalanya berjalan lancar saat kami pergi ke Pijar Park Kudus. Kegembiraan dan kebersamaan menjadi bagian tak terpisahkan dari momen tersebut. Di sana, kami melibatkan diri dalam berbagai aktivitas seperti senam, outbound, istirahat, dan makan. Kegiatan ini juga meliputi penyampaian kesan dan pesan, yang diakhiri dengan bernyanyi bersama dan mengabadikan momen dengan foto-foto. Selain Pijar Park Kudus, kami juga sempat mampir di Museum Jenang sekaligus berbelanja.
**Pentas Perpisahan dan Tantangan:**
Namun, yang tak kalah penting adalah pentas perpisahan kami. Kami mengumpulkan uang sekitar 6 jutaan untuk menyelenggarakan acara ini. Seluruh anggota generasi ke-13 bersatu padu dalam mengumpulkan dana tersebut. Kami memiliki agenda latihan selama 4 hari sebelum pentas, yang melibatkan berbagai tarian, nyanyian dalam 4 bahasa, tarian modern, serta pertunjukan barongan dan silat.
**Tantangan dan Penyelesaian:**
Terdapat tantangan di tengah persiapan. Ada salah satu teman kami yang menciptakan masalah, sehingga seluruh generasi ke-13 mendapat imbasnya. Pengasuh merasa khawatir bahwa masalah tersebut dapat berdampak pada adik-adik kelas. Kabar ini menyebar melalui grup, bahwa salah satu dari kami tidak diizinkan tinggal di asrama lagi. Pada sore hari, banyak dari kami panik dan bingung, meminta orang tua untuk menjemput atau menginap di rumah teman. Pengurus asrama pun datang untuk menyelesaikan masalah ini. Mereka mengatakan bahwa tinggal di asrama bukan masalah besar dan merasa kasihan jika harus pulang ke rumah yang jauh.
**Kendala dengan Acara Pensi:**
Namun, masalah ini hampir mempengaruhi rencana acara perpisahan. Beberapa persiapan sudah dilakukan seperti menyewa sound system, lampu panggung, dan membeli konsumsi. Pengasuh awalnya ingin membatalkan acara pensi. Namun, akhirnya acara tersebut tidak dibatalkan. Acara pentas dan perpisahan berlangsung pada hari Rabu pukul 9 malam. Semuanya berjalan lancar, dan persediaan konsumsi pun cukup. Setelah acara, kami meminta maaf satu sama lain dan memberikan hadiah sebagai tanda persahabatan dan permohonan maaf.
**Penutup yang Membebaskan:**
Setelah acara selesai, semua beban dan masalah yang sebelumnya menghantui kami hilang. Semua rasa cemas dan kebingungan teratasi. Ini adalah momen penting dalam perjalanan kami sebagai generasi ke-13. Kami belajar untuk saling memaafkan dan menghadapi tantangan bersama-sama, serta merayakan perpisahan dengan bahagia.
Penjelasan:
versi bahasa jawa bisa dm ig saya kak,soalnya udah melewati batas maksimal jawabannya lebih dari 5000 karakter
TOLONG KASIH RATING TERBAIK YA
KALO ADA YANG INGIN DI TANYAKAN BISA DM IG @fendi.kun
bantu follow juga ya makasih:)
1 votes Thanks 1
fendikun12
makasih ya udah kasih rating terbaik, saya baru awalan bantu² jawab gini hehe jadi semangat
Pada hari-hari terakhir di asrama, acara perpisahan menjadi momen spesial bagi generasi 13. Kegembiraan terpancar saat kami berkunjung ke Pijar Park Kudus. Setelah meriah dengan senam, outbound, dan makan bersama, kesan dan pesan terucap dengan tulus. Tak lupa, nyanyian dan foto mengabadikan momen indah. Sebelumnya, singgah ke Museum Jenang dan berbelanja menambah keseruan.
Namun, uang terkumpul dari sumbangan 1 orang 50.000 rupiah sekitar 6 juta rupiah, digunakan untuk pentas perpisahan. Latihan intensif selama 4 hari membawakan tarian topeng, tari Saman, nyanyi dalam 4 bahasa, tarian, dance, barongan, dan silat. Sayangnya, insiden dengan salah satu teman membuat generasi kami dihantui ketidakpastian. Pengasuh asrama khawatir akan dampak negatif, terutama pada adik-adik kelas.
Berita tak terduga datang melalui grup, di mana kami diberitahu bahwa kami tak boleh tinggal di asrama lagi bersama salah satu pengasuh. Kegelisahan merebak, dan banyak dari kami diminta untuk jemputan orang tua. Pengurus asrama datang untuk menyelesaikan masalah ini, dengan kebijakan bahwa yang ingin pulang boleh pergi, tetapi acara perpisahan tak dibatalkan.
Meskipun cemas dan panik, acara pada hari Rabu berlangsung lancar, tanpa hambatan. Konsumsi cukup dan penghargaan serta permohonan maaf mengakhiri acara dengan penuh kebahagiaan. Semua beban terangkat dan permasalahan terselesaikan. Momen perpisahan ini mengajarkan kami tentang kerja sama, pengertian, dan bagaimana mengatasi tantangan bersama-sama.
Bahasa jawa
Ing dina-dina akhir ing asrama, acara pamit munggah jadi momèn khusus kanggo generasi 13. Rasa girang keluar nalika kita ngunjungi Pijar Park Kudus. Sawise mambangun gegayuhan kanthi senam, outbound, lan mangan bareng, rasa lan pesan terucap karo tulus. Sing ora kelingan, tembang lan foto ngabadhani momèn kasil.
Akanthi ana dhuwit kang terkumpul saka sumbangan siji wong 50.000 rupiah kang sekira 6 juta rupiah, digunakake kanggo pentas pamit. Latihan sing intensif saklawase 4 dina ngadegakake tari topeng, tari Saman, nyanyi ana ing 4 basa, tari, tari, barongan, lan silat. Sayangé, insiden karo salah siji teman ngrusak generasi kita kanthi ragu-ragu. Pengasuh asrama kawatir bakal dampak negatif, sinaune marang adik-adik kelas.
Berita sing ora disangkep datang saka grup, manawa kita durung diwenangi dhateng asrama nang salah siji pengasuh. Kegelisahan nggumun, lan dhuwur saka kita diparingi dhateng jemputan wong tua. Pengurus asrama datang kanggo nglèsèni masalah iki, karo kebijakan sing yaiku kang pengin dhateng sak duwe sawetara, njaluk kathah lan acara pamit ora dibatalake.
Nalika gedhang lan panik, acara dina Rebo dadi lanjar, tanpa arang. Konsumsi cukup lan panyengsètan lan pangapura lan permohonan maaf nglampèni acara kanthi suka cita. Kabeh beban diluntur lan masalah dilèsèni. Momen pamit iki nglarang ajar kita babagan karya sami, pangèrèngan, lan caran ngatasi tantangan dadi sawetara.
Jawaban:
Cerita ini merupakan sebuah narasi yang menggambarkan perjalanan suatu peristiwa dalam bahasa Jawa. Berikut adalah cerita yang telah diringkas dan diatur strukturnya:
VERSI BAHASA INDONESIA
**Pentingnya Kegiatan Peninggalan Asrama:**
Pada suatu hari di akhir masa di asrama, kami menyelenggarakan acara perpisahan menuju Pijar Park Kudus dan pentas perpisahan generasi ke-13. Segalanya berjalan lancar saat kami pergi ke Pijar Park Kudus. Kegembiraan dan kebersamaan menjadi bagian tak terpisahkan dari momen tersebut. Di sana, kami melibatkan diri dalam berbagai aktivitas seperti senam, outbound, istirahat, dan makan. Kegiatan ini juga meliputi penyampaian kesan dan pesan, yang diakhiri dengan bernyanyi bersama dan mengabadikan momen dengan foto-foto. Selain Pijar Park Kudus, kami juga sempat mampir di Museum Jenang sekaligus berbelanja.
**Pentas Perpisahan dan Tantangan:**
Namun, yang tak kalah penting adalah pentas perpisahan kami. Kami mengumpulkan uang sekitar 6 jutaan untuk menyelenggarakan acara ini. Seluruh anggota generasi ke-13 bersatu padu dalam mengumpulkan dana tersebut. Kami memiliki agenda latihan selama 4 hari sebelum pentas, yang melibatkan berbagai tarian, nyanyian dalam 4 bahasa, tarian modern, serta pertunjukan barongan dan silat.
**Tantangan dan Penyelesaian:**
Terdapat tantangan di tengah persiapan. Ada salah satu teman kami yang menciptakan masalah, sehingga seluruh generasi ke-13 mendapat imbasnya. Pengasuh merasa khawatir bahwa masalah tersebut dapat berdampak pada adik-adik kelas. Kabar ini menyebar melalui grup, bahwa salah satu dari kami tidak diizinkan tinggal di asrama lagi. Pada sore hari, banyak dari kami panik dan bingung, meminta orang tua untuk menjemput atau menginap di rumah teman. Pengurus asrama pun datang untuk menyelesaikan masalah ini. Mereka mengatakan bahwa tinggal di asrama bukan masalah besar dan merasa kasihan jika harus pulang ke rumah yang jauh.
**Kendala dengan Acara Pensi:**
Namun, masalah ini hampir mempengaruhi rencana acara perpisahan. Beberapa persiapan sudah dilakukan seperti menyewa sound system, lampu panggung, dan membeli konsumsi. Pengasuh awalnya ingin membatalkan acara pensi. Namun, akhirnya acara tersebut tidak dibatalkan. Acara pentas dan perpisahan berlangsung pada hari Rabu pukul 9 malam. Semuanya berjalan lancar, dan persediaan konsumsi pun cukup. Setelah acara, kami meminta maaf satu sama lain dan memberikan hadiah sebagai tanda persahabatan dan permohonan maaf.
**Penutup yang Membebaskan:**
Setelah acara selesai, semua beban dan masalah yang sebelumnya menghantui kami hilang. Semua rasa cemas dan kebingungan teratasi. Ini adalah momen penting dalam perjalanan kami sebagai generasi ke-13. Kami belajar untuk saling memaafkan dan menghadapi tantangan bersama-sama, serta merayakan perpisahan dengan bahagia.
Penjelasan:
versi bahasa jawa bisa dm ig saya kak,soalnya udah melewati batas maksimal jawabannya lebih dari 5000 karakter
TOLONG KASIH RATING TERBAIK YA
KALO ADA YANG INGIN DI TANYAKAN BISA DM IG @fendi.kun
bantu follow juga ya makasih:)