Datuk Hitam dan Kampung SeberangKampung Seberang terletak di pinggir laut yang berair bening. Pasir putih terhampar di sepanjang pantai. Pohon-pohon nyiur melambai-lambai ditiup angin. Sampan- sampan nelayan bersandar sebelum dan setelah menangkap ikan di laut.Penduduk Kampung Seberang hidup sederhana. Rumah mereka memiliki tiang yang cukup tinggi agar air laut yang pasang tidak masuk ke rumah mereka. Tiang-tiang rumah itu terbuat dari kayu-kayu yang kokoh. Lantainya terdiri atas kayu dan bambu yang dibelah dua. Dindingnya dibuat dari bambukampung sebelah yang dianyam. Dari sela-sela anyaman bambu itu angin kerap masuk sehingga rumah terasa sejuk. Sementara itu, atap rumahnya terbuat dari daun rumbia yang disusun dan diikat dengan rotan yang mereka cari di hutan.Penduduk Kampung Seberang bekerja sebagai nelayan. Perempuan-perempuan Kampung Seberang terbiasa mencari ikan dan udang di sela-sela karang di tepi pantai. Mereka menggunakan bubu. Mereka juga sering memunguti kerang-kerang yang menempel pada karang. Sementara itu, laki-laki Kampung Seberang pergi melaut menggunakan sampan layar kecil. Mereka membawa pancing dan jaring sebagai alat penangkap ikan. Mereka pergi pada sore hari dan kembali pada pagi harinya. Akan tetapi, kadang- kadang sampai berhari-hari mereka tidak pulang ke rumah. Hal itu mereka lakukan supaya mendapatkan tangkapan ikan yang banyak. Walaupun sangat sederhana dan bersahaja, penduduk Kampung Seberang hidup aman dan sejahtera.Hal itu berkat kepemimpinan Datuk Hitam, Penghulu Kampung Seberang. Datuk Hitam adalah orang yang gagah. Badannya tinggi tegap. Rambutnya ikal. Hidungnya mancung. Sorot matanya tajam berwibawa, tetapi juga membawa keteduhan bagi orang yang memandangnya.Datuk Hitam mempunyai seorang istri dan dua orang anak. Anak sulungnya perempuan berusia enam tahun dan anak bungsunya, seorang laki-laki, baru berusia satu tahun. Anak perempuannya yang bernama Intan Kemilau berwajah sangat cantik. Anak laki- lakinya berwajah tampan. Pipinya kemerahan sehingga membuat orang menjadi gemas. Suami-istri itu memberinya nama Awang Perkasa.Sejak kecil Datuk Hitam dan istrinya mengajari kedua anak mereka untuk menjadi orang yang baik, sopan, dan suka membantu orang lain."Kalau kita baik kepada orang lain, mereka pun akan berlaku baik kepada kita. Kalau kita menghormati orang lain, mereka pun akan menghormati kita. Walaupun Ananda anak seorang pemimpin, seorang datuk, Ananda tidak boleh sombong," nasiha Datuk Hitam kepada kedua anaknya yang mendengarkan dengan tekun. Ketika itu mereka sedang duduk-duduk di pelantar depar rumah mereka yang menghadap ke pantaiBetul, Ananda. Dimanapun Ananda berada, selalulah bersedia membantu orang lain. Jangan membuat orang lain menjadi susah atau menderita," tambah ibu Intan Kemilau dan Awang Perkasa dengan penuh kasih sayang.Datuk Hitam dan istrinya tidak hanya mengajari anak-anak mereka dengan kata-kata belaka. Mereka juga memperlihatkan sikap yang baik dan dapat diteladani oleh kedua anaknya itu. Dengan demikian, Intan Kemilau dan Awang Perkasa terbiasa melihat sifat dan perilaku baik dari kedua orang tuanya. Mereka pun tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan disenangi oleh penduduk Kampung Seberang.Sebagai penghulu, Datuk Hitam bertindak sangat adil dan bijaksana. Dia selalu memikirkan kepentingan rakyatnya. Hal itu pulalah yang membuatnya dihormati dan disukai penduduk Kampung Seberang. Selain itu, penduduk Kampung Seberang juga sangat bangga mempunyai penghulu seperti Datuk Hitam yang sangat sakti. Dia memiliki sebuah keris yang bernama keris Naga Lambaian Bumi. Gagang keris ini memang berbentuk kepala naga dengan mata keris yang berkelok-kelok. Keris yang sangat tajam dan sakti ini selalu berada di pinggang Datuk Hitam dan selalu dibawanya ke mana pun dia pergi.Kemampuan silat Datuk Hitam sangat tinggi. Hal itu membuat dia tidak hanya dikenal di Kampung Seberang, tetapi juga sampai ke negeri lain. Kemampuan Datuk Hitam ini telah didengar pula oleh raja. Oleh karena itu, raja sering memintanya untuk membantu pasukan raja menumpas bajak laut yang banyak terdapat di Laut Cina Selatan. Mereka kerap mengganggu para pelaut dan pedagang yang melintas di sana. Selain merompak barang-barang yang dibawa, para bajak laut ini sering pula membunuh pelaut dan pedagang itu. Hal itu tentu saja membuat pelaut dan pedagang merasa tidak aman melintasi Laut Cina Selatan. Mereka berusaha melewati jalan lain sehingga pelabuhan kerajaan menjadi sepi.Setelah menyimak kembali hikayat "Datuk Hitam dan Kampung Seberang", setujukah kalian jika unsur kemustahilan dalam hikayat tersebut kurang begitu menonjol sehingga hikayat tersebut kurang berhasil dalam unsur ini? Jelaskan!​
Answer
Maka kata orang tua itu kepada istrinya, "Pergilah diri dahulu." Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan arang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, "Berilah barang- barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan." Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh Bungkuk air itu dalam.anjang inilah suami hamba." Maka pikirlah Masyhudulhakk, "Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.Maka diperjauhkannyalah laki-laki itu keduanya. Arkian maka diperiksa pula oleh Masyhudulhakk. Maka kata perempuan itu, "Si Panjang itulah suami hamba." Maka kata Masyhudulhakk, "Jika sungguh ia suamimu siapa mentuamu laki-laki dan siapa mentuamu perempuan dan di mana tempat duduknya?" Maka tiada terjawab oleh perempuan celaka itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk perjauhkan. Setelah itu maka dibawa pula si Panjang itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Berkata benarlah engkau ini. Sungguhkan perempuan itu istrimu?" Maka kata Bedawi itu, "Bahwa perempuan itu telah nyatalah istri hamba; lagi pula perempuan itu sendiri sudah berikrar, mengatakan hamba ini tentulah suaminya." Syahdan maka Masyhudulhakk pun tertawa, seraya berkata, "Jika sungguh istrimu perempuan ini, siapa nama mentuamu laki-laki dan mentuamu perempuan, dan di mana kampung tempat ia duduk?" Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu.Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Hai orang tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benarnya?" Maka kata orang tua itu, "Daripada mula awalnya." Kemudian maka dikatakannya, siapa mentuanya laki-laki dan perempuan dan di mana tempat duduknya. Maka Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu.Maka hendaklah disakiti oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya. Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakkakan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali. Kemudian maka disuruhnya tobat Bedawi itu, jangan lagi ia berbuat pekerjaan demikian itu. Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.***SOAL1. Setujukah kalian kalau pencerita berhasil menampilkan tokoh dan penokohan yang bagus dalam hikayat tersebut? Jelaskan! 2. Jelaskan dengan pembuktian bahwa alur dalam hikayat tersebut menggunakan alur maju 3. Jelaskan bahwa pemilihan latar dalam teks hikayat itu sudah tepat! 4. Gambarkan bagian mana dari teks tersebut yang menurut kalian paling menarik! 5. Identifikasilah nilai-nilai yang terdapat dalam teks hikayat tersebut! Kaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Beri keterangan bahwa nilai itu masih layak atau tidak!​​
Answer
Maka kata orang tua itu kepada istrinya, "Pergilah diri dahulu." Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan arang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, "Berilah barang- barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan." Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh Bungkuk air itu dalam.Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, "Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba." Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.Maka kata perempuan itu kepadanya," Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu." Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya.Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, "Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati." Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk.Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Istri siapa perempuan ini?" Maka kata Bedawi itu, "Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hambapinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba." Maka kata orang tua itu, "Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba." Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu.Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, "Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?" Maka kata perempuan celaka itu, "Si Panjang inilah suami hamba." Maka pikirlah Masyhudulhakk, "Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.Maka diperjauhkannyalah laki-laki itu keduanya. Arkian maka diperiksa pula oleh Masyhudulhakk. Maka kata perempuan itu, "Si Panjang itulah suami hamba." Maka kata Masyhudulhakk, "Jika sungguh ia suamimu siapa mentuamu laki-laki dan siapa mentuamu perempuan dan di mana tempat duduknya?" Maka tiada terjawab oleh perempuan celaka itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk perjauhkan. Setelah itu maka dibawa pula si Panjang itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Berkata benarlah engkau ini. Sungguhkan perempuan itu istrimu?" Maka kata Bedawi itu, "Bahwa perempuan itu telah nyatalah istri hamba; lagi pula perempuan itu sendiri sudah berikrar, mengatakan hamba ini tentulah suaminya." Syahdan maka Masyhudulhakk pun tertawa, seraya berkata, "Jika sungguh istrimu perempuan ini, siapa nama mentuamu laki-laki dan mentuamu perempuan, dan di mana kampung tempat ia duduk?" Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu.Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Hai orang tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benarnya?" Maka kata orang tua itu, "Daripada mula awalnya." Kemudian maka dikatakannya, siapa mentuanya laki-laki dan perempuan dan di mana tempat duduknya. Maka Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu.Maka hendaklah disakiti oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya. Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakkakan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali. Kemudian maka disuruhnya tobat Bedawi itu, jangan lagi ia berbuat pekerjaan demikian itu. Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.***SOAL1. Setujukah kalian kalau pencerita berhasil menampilkan tokoh dan penokohan yang bagus dalam hikayat tersebut? Jelaskan! 2. Jelaskan dengan pembuktian bahwa alur dalam hikayat tersebut menggunakan alur maju 3. Jelaskan bahwa pemilihan latar dalam teks hikayat itu sudah tepat! 4. Gambarkan bagian mana dari teks tersebut yang menurut kalian paling menarik! 5. Identifikasilah nilai-nilai yang terdapat dalam teks hikayat tersebut! Kaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Beri keterangan bahwa nilai itu masih layak atau tidak!​
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.