Bentuk Tari Tunggal, Berpasangan dan Berkelompok Gerak tari adalah serangkaian gerakan indah dari dalam tubuh manusia. Penampilan gerak tari akan terasa lebih indah jika ada iringan musiknya. Musik dan tari merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Musik dapat mengatur tempo gerak, sebagai pengiring, memberikan suasana, dan sebagai ilustrasi untuk mempertegas ekspresi gerak. Selain musik atau iringan tarinya, keindahan gerak tari juga dapat dilihat dari pola lantai saat penari memperagakan gerak tari. Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan pola lantai? Pola lantai adalah garis-garis di lantai yang dilalui oleh penari dari perpindahan tempat satu ke tempat lain pada saat melakukan gerak tari. Menurut jenisnya, ada tiga bentuk karya tari yang perlu kamu ketahui sebelum kita lebih lanjut membahas tentang pola lantai. Ada bentuk karya tari tunggal, karya tari berpasangan, dan bentuk tari kelompok. Ayo Berdiskusi Diskusikan bersama teman sebangkumu. 1. Apa perbedaan bentuk karya tari tunggal, berpasangan, dan kelompok? Bentuk tari tunggal: tari dilakukan oleh satu orang penari, tetapi tidak menutup kemungkinan dilakukan oleh banyak orang secara bersama. Tari berpasangan: tarian yang dilakukan secara berpasangan oleh dua orang penari. Tarian berpasangan dapat dilakukan oleh banyak orang secara berpasang-pasangan. Ada tarian berpasangan yang dilakukan oleh penari putri dan penari putri. Ada tarian berpasangan yang dilakukan oleh penari putra dan penari putra. Ada juga tarian berpasangan yang dilakukan oleh penari putra dan penari putri. Tari berkelompok: tarian yang dilakukan secara berkelompok atau dilakukan oleh banyak orang secara bersama-sama. 2. Bagaimana pola lantai pada karya tari tunggal, berpasangan, dan kelompok? Pola lantai tarian yang dilakukan oleh satu orang penari dapat dilihat dari garis-garis di lantai yang dilalui oleh penari pada saat melakukan gerak tari. Pola lantai tari berpasangan ataupun kelompok dapat dilihat berupa garis di lantai yang dilalui oleh penari saat melakukan gerak tari dan juga dapat dilihat berupa formasi yang dibuat oleh penari kelompok. ruliskan hasil diskusi kalian pada kolom berikut
Answer
SEMUT DAN BERUANG (HALAMAN 13) Jelaskan peristiwa pada cerita “Semut dan Beruang” dengan bahasamu sendiri. Tulislah dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perhatikan penggunaan kata-kata baku. Perhatikan pula penggunaan tanda baca yang benar. Tulislah dalam kotak berikut, lalu bacalah di depan teman-teman dan Bapak/Ibu Guru. Urutan peristiwa pada cerita “Semut dan Beruang”! Urutan peristiwa pada cerita “Semut dan Beruang” Beri si Beruang melihat seekor semut hitam berjalan membawa guci untuk mengambil air. Beri mengancam Semut, namun Semut hitam kecil itu tidak memperhatikan ancaman Beri. Beri beruang sangat marah dan mencari Semut, namun tidak ketemu. Akhirnya ia kembali dengan jengkel ke sarangnya di dekat pohon oak. Akhirnya semut-semut yang haus berbaris menuju mata air. Salah satu semut melihat guci air milik Semut Hitam yang tergeletak di jalan. Mereka berpikir Semut Hitam mendapat masalah. Seekor kelinci mencoba melarang semut agar tidak pergi ke mata air itu. Akan tetapi semut-semut itu tidak takut dan akan pergi menuju sarang Beruang. Semut-semut itu berbaris seperti tali sepatu di rumput menuju sarang Beruang. Di tengah jalan seekor tupai mengingatkan Semut agar tidak ke rumah Beruang yang sedang marah. Semut-semut itu tak mau kembali dan terus berjalan. Sampai di depan pohon oak tua mereka menggali sebuah lubang. Seekor tikus tanah yang juga pernah diancam Beruang membantu Semut menggali jebakan. Suatu malam Beri Beruang marah dan menghentakkan kakinya ke lantai sarangnya. Lantai sarangnya jebol dan jatuh ke lubang di bawah sarangnya. Semut-semut itu akhirnya hidup damai di lembah semut. Semut Hitam saudara mereka juga sudah kembali ke rumah. Ternyata ia hanya terpeleset di jalan. Para semut dengan bebas pergi mencari makan dan minum di hutan.
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.