Jelaskan peristiwa pada cerita “Semut dan Beruang” dengan bahasamu sendiri. Tulislah dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perhatikan penggunaan kata-kata baku. Perhatikan pula penggunaan tanda baca yang benar. Tulislah dalam kotak berikut, lalu bacalah di depan teman-teman dan Bapak/Ibu Guru.
Urutan peristiwa pada cerita “Semut dan Beruang”!
Urutan peristiwa pada cerita “Semut dan Beruang”
Beri si Beruang melihat seekor semut hitam berjalan membawa guci untuk mengambil air. Beri mengancam Semut, namun Semut hitam kecil itu tidak memperhatikan ancaman Beri. Beri beruang sangat marah dan mencari Semut, namun tidak ketemu. Akhirnya ia kembali dengan jengkel ke sarangnya di dekat pohon oak.
Akhirnya semut-semut yang haus berbaris menuju mata air. Salah satu semut melihat guci air milik Semut Hitam yang tergeletak di jalan. Mereka berpikir Semut Hitam mendapat masalah.
Seekor kelinci mencoba melarang semut agar tidak pergi ke mata air itu. Akan tetapi semut-semut itu tidak takut dan akan pergi menuju sarang Beruang. Semut-semut itu berbaris seperti tali sepatu di rumput menuju sarang Beruang.
Di tengah jalan seekor tupai mengingatkan Semut agar tidak ke rumah Beruang yang sedang marah. Semut-semut itu tak mau kembali dan terus berjalan. Sampai di depan pohon oak tua mereka menggali sebuah lubang. Seekor tikus tanah yang juga pernah diancam Beruang membantu Semut menggali jebakan.
Suatu malam Beri Beruang marah dan menghentakkan kakinya ke lantai sarangnya. Lantai sarangnya jebol dan jatuh ke lubang di bawah sarangnya.
Semut-semut itu akhirnya hidup damai di lembah semut. Semut Hitam saudara mereka juga sudah kembali ke rumah. Ternyata ia hanya terpeleset di jalan. Para semut dengan bebas pergi mencari makan dan minum di hutan.
Cerita "Semut dan Beruang" adalah salah satu contoh fabel dalam Bahasa Indonesia. Dalam Bahasa Indonesia, fabel diartikan sebagai karya sastra yang menyajikan sifat, sikap, atau watak manusia melalui penggambaran para tokoh heawn atau binatang dalam cerita. Sebagai sebuah karya sastra, fabel dibangun di atas beberapa struktur yang mencakup orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.
Pembahasan
Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menjelaskan dan menyebutkan rangkaian peristiwa pada fabel "Semut dan Beruang". Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
PERISTIWA YANG TERJADI PADA FABEL "SEMUT DAN BERUANG" ADALAH BERUANG MERASA MARAH PADA KAWANAN SEMUT KARENA MENGANGGAP MEREKA MENGAMBIL JATAH AIR DARI SUMBER AIR 'MILIKNYA'. SEMUT YANG MERASA TIDAK BERSALAH TIDAK MENGHIRAUKAN ANCAMAN BERUANG. TAPI SUATU KETIKA, SALAH SATU TEMAN MEREKA, SEMUT HITAM, TIDAK DAPAT DITEMUKAN SEHINGGA PARA SEMUT BERANGGAPAN BAHWA BERUANG TELAH MELAKUKAN SESUATU PADANYA. MEREKA LALU BERARAK MENUJU SARANG BERUANG DAN MENGGALI LUBANG DI DEPAN SARANGNYA, DIBANTU OLEH SEEKOR TIKUS TANAH. BERUANG LALU TERJEBAK DALAM PERANGKAP TERSEBUT DAN TIDAK BISA KELUAR. AKHIRNYA PARA SEMUT DAPAT HIDUP DENGAN TENANG DAN TERNYATA SEMUT HITAM HANYA TERGELINCIR DI TENGAH JALAN.
RANGKAIAN PERISTIWA:
1. BERUANG MARAH KARENA MENDUGA SEMUT MENCURI AIR MILIKNYA.
2. SEMUT HITAM HILANG, PARA SEMUT BERANGGAPAN HAL INI KARENA ULAH BERUANG.
3. PARA SEMUT BERARAK MENUJU SARANG BERUANG UNTUK MEMBUAT PERANGKAP DI DEPANNYA.
4. BERUANG JATUH KE PERANGKAP SEMUT DAN TIDAK BISA KELUAR.
5. PARA SEMUT HIDUP BAHAGIA DAN SEMUT HITAM KEMBALI KE KAWANAN.
Sebagai rujukan, berikut kakak sertakan teks yang dimaksud oleh soal.
Semut dan Beruang
Pada suatu hari, Beri si Beruang melihat ke dalam mata air. Beri mengeluh, “Sepertinya air di mata air ini semakin sedikit saja. Pasti bangsa semut terlalu banyak mengambil air!” Beri lalu menundukkan kepala, melihat ke tanah dengan teliti. Ah, ia melihat seekor semut hitam berjalan membawa guci mungil di pundak.
“Berhenti, semut!” teriaknya. “Aku tak akan membiarkanmu mengambil air di sumber airku lagi. Kamu sudah terlalu banyak mengambil air. Berhenti atau kucakar kau!” ancam Beri Beruang.
Semut hitam kecil itu tidak memperhatikan teriakan Beri. Ia merangkak ke bawah beberapa helai daun kering. Ia terus berjalan menuju sumber mata air. Beri mencakar dan mengendus daun-daun sambil berteriak, “Tak ada gunanya sembunyi! Aku bisa menemukanmu!”
Semut hitam berteriak dari arah belakang Beri, “Kenapa kamu pelit sekali? Bayi-bayi semut di lembah semut sangat kehausan. Air di mata air ini kan masih banyak sekali. Bahkan masih cukup untuk seribu rusa.”
“Dengar kataku!” geram Beri sambil membalik tubuhnya. “Aku tak akan memberikanmu air lagi. Semua semut dilarang mengambil air di sini lagi!” Semut Hitam terdiam sebentar. Lalu katanya, “Apa boleh buat, kalau kau sudah memutuskan begitu! Tapi aku tetap akan mengambil air untuk bayi-bayi semut di lembah!”
Semut dan Beruang
Beri beruang sangat marah. Namun, Semut Hitam sudah menghilang lagi ke bawah daun-daun kering. Beri mencarinya, tetapi ia tidak melihat apa-apa di rumput. Akhirnya ia kembali dengan jengkel ke sarangnya di dekat pohon oak.
Semut-semut yang haus menunggu di lembah semut. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya mereka berbaris menuju mata air. Salah satu semut melihat guci air milik Semut Hitam yang tergeletak di jalan.
“Pasti Semut Hitam mendapat masalah. Lihatlah! Ini gucinya, tapi dia tidak tampak!” Mereka memungut guci itu dan terus berjalan.
Saat itu seekor kelinci mengintip dari balik semak. Kelinci itu mengangkat telinganya dan berbisik, “Jangan pergi ke mata air itu. Pulanglah, kalian dalam bahaya. Beri sedang marah. Ia bilang, air di mata airnya berkurang. Ia akan mencakar semut-semut yang berani mengambil air dari mata airnya!” Akan tetapi semut-semut itu tidak takut. “Mana beruang itu sekarang?” tanya mereka.
“Ia sedang di rumahnya beristirahat,” jawab Kelinci. Semut-semut itu berbaris seperti tali sepatu di rumput. Mereka melihat seekor tupai duduk di pohon dan bertanya, “Apa kami sedang berjalan tepat ke arah sarang beruang?”
“Ya, ya, ini memang jalan ke arah sarangnya,” jawab Tupai. “Tapi sebaiknya kalian balik ke rumah. Beri beruang dari tadi berteriak terus. Katanya, kalau kalian mengambil air dari mata airnya, ia akan mencakar kalian.”
Akan tetapi semut-semut itu tak mau kembali. Mereka terus berbaris seperti tali sepatu di tanah. Hari hampir malam ketika mereka tiba di depan pohon oak tua. Mereka melihat sekeliling, dan menemukan sebuah retakan di tanah. Mereka masuk ke dalamnya, dan mulai menggali sebuah lubang.
...
Pelajari lebih lanjut
Pada materi ini, kamu dapat belajar tentang fabel:
Verified answer
Cerita "Semut dan Beruang" adalah salah satu contoh fabel dalam Bahasa Indonesia. Dalam Bahasa Indonesia, fabel diartikan sebagai karya sastra yang menyajikan sifat, sikap, atau watak manusia melalui penggambaran para tokoh heawn atau binatang dalam cerita. Sebagai sebuah karya sastra, fabel dibangun di atas beberapa struktur yang mencakup orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.
Pembahasan
Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menjelaskan dan menyebutkan rangkaian peristiwa pada fabel "Semut dan Beruang". Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
PERISTIWA YANG TERJADI PADA FABEL "SEMUT DAN BERUANG" ADALAH BERUANG MERASA MARAH PADA KAWANAN SEMUT KARENA MENGANGGAP MEREKA MENGAMBIL JATAH AIR DARI SUMBER AIR 'MILIKNYA'. SEMUT YANG MERASA TIDAK BERSALAH TIDAK MENGHIRAUKAN ANCAMAN BERUANG. TAPI SUATU KETIKA, SALAH SATU TEMAN MEREKA, SEMUT HITAM, TIDAK DAPAT DITEMUKAN SEHINGGA PARA SEMUT BERANGGAPAN BAHWA BERUANG TELAH MELAKUKAN SESUATU PADANYA. MEREKA LALU BERARAK MENUJU SARANG BERUANG DAN MENGGALI LUBANG DI DEPAN SARANGNYA, DIBANTU OLEH SEEKOR TIKUS TANAH. BERUANG LALU TERJEBAK DALAM PERANGKAP TERSEBUT DAN TIDAK BISA KELUAR. AKHIRNYA PARA SEMUT DAPAT HIDUP DENGAN TENANG DAN TERNYATA SEMUT HITAM HANYA TERGELINCIR DI TENGAH JALAN.
RANGKAIAN PERISTIWA:
1. BERUANG MARAH KARENA MENDUGA SEMUT MENCURI AIR MILIKNYA.
2. SEMUT HITAM HILANG, PARA SEMUT BERANGGAPAN HAL INI KARENA ULAH BERUANG.
3. PARA SEMUT BERARAK MENUJU SARANG BERUANG UNTUK MEMBUAT PERANGKAP DI DEPANNYA.
4. BERUANG JATUH KE PERANGKAP SEMUT DAN TIDAK BISA KELUAR.
5. PARA SEMUT HIDUP BAHAGIA DAN SEMUT HITAM KEMBALI KE KAWANAN.
Sebagai rujukan, berikut kakak sertakan teks yang dimaksud oleh soal.
Semut dan Beruang
Pada suatu hari, Beri si Beruang melihat ke dalam mata air. Beri mengeluh, “Sepertinya air di mata air ini semakin sedikit saja. Pasti bangsa semut terlalu banyak mengambil air!” Beri lalu menundukkan kepala, melihat ke tanah dengan teliti. Ah, ia melihat seekor semut hitam berjalan membawa guci mungil di pundak.
“Berhenti, semut!” teriaknya. “Aku tak akan membiarkanmu mengambil air di sumber airku lagi. Kamu sudah terlalu banyak mengambil air. Berhenti atau kucakar kau!” ancam Beri Beruang.
Semut hitam kecil itu tidak memperhatikan teriakan Beri. Ia merangkak ke bawah beberapa helai daun kering. Ia terus berjalan menuju sumber mata air. Beri mencakar dan mengendus daun-daun sambil berteriak, “Tak ada gunanya sembunyi! Aku bisa menemukanmu!”
Semut hitam berteriak dari arah belakang Beri, “Kenapa kamu pelit sekali? Bayi-bayi semut di lembah semut sangat kehausan. Air di mata air ini kan masih banyak sekali. Bahkan masih cukup untuk seribu rusa.”
“Dengar kataku!” geram Beri sambil membalik tubuhnya. “Aku tak akan memberikanmu air lagi. Semua semut dilarang mengambil air di sini lagi!” Semut Hitam terdiam sebentar. Lalu katanya, “Apa boleh buat, kalau kau sudah memutuskan begitu! Tapi aku tetap akan mengambil air untuk bayi-bayi semut di lembah!”
Semut dan Beruang
Beri beruang sangat marah. Namun, Semut Hitam sudah menghilang lagi ke bawah daun-daun kering. Beri mencarinya, tetapi ia tidak melihat apa-apa di rumput. Akhirnya ia kembali dengan jengkel ke sarangnya di dekat pohon oak.
Semut-semut yang haus menunggu di lembah semut. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya mereka berbaris menuju mata air. Salah satu semut melihat guci air milik Semut Hitam yang tergeletak di jalan.
“Pasti Semut Hitam mendapat masalah. Lihatlah! Ini gucinya, tapi dia tidak tampak!” Mereka memungut guci itu dan terus berjalan.
Saat itu seekor kelinci mengintip dari balik semak. Kelinci itu mengangkat telinganya dan berbisik, “Jangan pergi ke mata air itu. Pulanglah, kalian dalam bahaya. Beri sedang marah. Ia bilang, air di mata airnya berkurang. Ia akan mencakar semut-semut yang berani mengambil air dari mata airnya!” Akan tetapi semut-semut itu tidak takut. “Mana beruang itu sekarang?” tanya mereka.
“Ia sedang di rumahnya beristirahat,” jawab Kelinci. Semut-semut itu berbaris seperti tali sepatu di rumput. Mereka melihat seekor tupai duduk di pohon dan bertanya, “Apa kami sedang berjalan tepat ke arah sarang beruang?”
“Ya, ya, ini memang jalan ke arah sarangnya,” jawab Tupai. “Tapi sebaiknya kalian balik ke rumah. Beri beruang dari tadi berteriak terus. Katanya, kalau kalian mengambil air dari mata airnya, ia akan mencakar kalian.”
Akan tetapi semut-semut itu tak mau kembali. Mereka terus berbaris seperti tali sepatu di tanah. Hari hampir malam ketika mereka tiba di depan pohon oak tua. Mereka melihat sekeliling, dan menemukan sebuah retakan di tanah. Mereka masuk ke dalamnya, dan mulai menggali sebuah lubang.
...
Pelajari lebih lanjut
Pada materi ini, kamu dapat belajar tentang fabel:
brainly.co.id/tugas/14328443
Detil jawaban
Kelas: VIII
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Bab: Bab 1 - Sastra
Kode kategori: 8.1.1
Kata kunci: fabel, semut dan beruang, peristiwa, urutan