“Para Nabi (ibarat) saudara seayah, -artinya- agamamereka satu, dan ibu-ibu mereka (artinya syari’at-syari’at mereka) berbeda-beda”.(HR. al-Bukhari, Muslim, Ahmad ibn Hanbal, Ibn Hibban dan lainnya).
“Tidaklah seorang Yahudi dan Nashrani yang telahmendengar tentang Aku kemudian tidak beriman kepadaku dan kepada (ajaran) yangaku bawa, kecuali ia akan tergolong penduduk neraka”. (HR. Muslim)
الأنْبِيَاءُ إخْوَةٌلِعَلاَّتٍ دِيْنُهُمْ وَاحِدٌ وَأمَّهَاتُهُمْ شَتَّى (رَوَاهُ الشَّيْخَانِ وَأحْمَدُوَابْنُ حِبَّانَ وَغَيْرُهُمْ)
“Para Nabi (ibarat) saudara seayah, -artinya- agamamereka satu, dan ibu-ibu mereka (artinya syari’at-syari’at mereka) berbeda-beda”.(HR. al-Bukhari, Muslim, Ahmad ibn Hanbal, Ibn Hibban dan lainnya).
2.
مَا مِنْ يَهُوْدِيٍّوَلاَ نَصْرَانِيٍّ يَسْمَعُ بِيْ ثُمَّ لاَ يُؤْمِنُ بِيْ وَبِمَا جِئْتُ بِهِ إلاَّكَانَ مِنْ أصْحَابِ النَّارِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
“Tidaklah seorang Yahudi dan Nashrani yang telahmendengar tentang Aku kemudian tidak beriman kepadaku dan kepada (ajaran) yangaku bawa, kecuali ia akan tergolong penduduk neraka”. (HR. Muslim)