Jelaskan peran dari tokoh-tokoh berikut: a. Jendral Nishimura b. Laksamana Tadashi Maeda c. Marsekal Terauchi
annisatiara
Perannya dalam apa nih?dalam perjuangan kemerdekaan indonesia ya? apa dalam hal lain?
7 votes Thanks 11
ekaasjp
iya dalam perjuangan kemerdekaan indonesia
pratamayudistir
A.Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang,kedatangan rombongan Ir.Soekarno. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi ijin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan. b.Maeda Tadashi (lahir di Kagoshima, Jepang, 3 Maret 1898 – meninggal 13 Desember 1977 pada umur 79 tahun) adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Laksamana Maeda memiliki peran yang cukup penting dalam kemerdekaan Indonesia, dimana beliau telah mempersilahkan kediamannya yang berada di Jl. Imam Bonjol, No.1, Jakarta Pusat sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi oleh Soekarno, Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo, ditambah sang juru ketik Sayuti Melik, selain itu, beliau juga bersedia menjamin keamanan bagi mereka.Bertitik tolak dari keadaan yang demikian, kedudukan Maeda baik secara resmi maupun pribadi menjadi sangat penting. Dan justru dalam saat-saat yang genting itu, Maeda telah menunjukkan kebesaran moralnya. Berdasarkan keyakinan bahwa kemerdekaan merupakanaspirasi alamiah dan yang tidak terhindarkan dukungannya kepada tujuan kebebasan Indonesia. c.Hisaichi Terauchi (寺内 寿一 Terauchi Hisaichi ?) (lahir 8 Agustus 1879, wafat 12 Juni 1946) adalah seorang Marsekal Medan (Field Marshall) Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan Panglima Grup Angkatan Darat Expedisi Selatan pada masa Perang Dunia Kedua.Ia merupakan anak sulung Perdana Menteri Terauchi Masatake, lahir di prefektur Yamaguchi. Setelah lulus dari pendidikan Akademi Militer Kekaisaran Jepang pada tahun 1900, ia bergabung di Angkatan Darat dan ditugaskan dalam Perang Rusia-Jepang. Usai perang, Terauchi menjadi atase militer di Jerman dan bekerja sebagai pengajar di Akademi Militer. Marsekal Terauchi menjadi terkenal setelah Angkatan Laut Jepang yang dipimpinnya berhasil mengalahkan Angkatan Laut Rusia pada tahun 1905. Tahun tersebut dan pertempuran tersebut dianggap sebagai titik tolak kebangkitan bangsa Asia (ras kulit kuning) atas dominasi bangsa Eropa (ras kulit putih). Di berbagai penjuru Asia, kemenangan Marsekal Terauchi disambut dengan meriah.Pada tahun 1919, ia dianugerahi gelar hakushaku (count) dan naik pangkat menjadi kolonel. Kembali naik pangkat menjadi mayor jenderal pada 1924 dan diserahi tugas untuk memimpin pasukan Angkatan Darat Chōsen di Korea tahun 1927. Setelah menjadi letnan jenderal pada tahun 1929, ia diangkat menjadi pemimpin pasukan Divisi Ke-5 dan kemudian dipindahtugaskan ke Divisi Ke-4 pada tahun 1932. Tahun 1934, ia menjadi panglima Angkatan Darat di Taiwan.Bulan Oktober 1935, ia dipromosikan menjadi jenderal (penuh) dan terlibat dalam faksi Kodoha dalam politik Jepang. Setelah peristiwaInsiden 26 Februari, ia merupakan sosok pilihan dari Angkatan Darat yang diangkat menjadi Menteri Urusan Perang (War Minister) pada tahun 1936, dalam pemerintahan Perdana Menteri Hirota Koki, yang selanjutnya mempertajam konflik antara kubu militer dan kubu sipil di dalam Diet.Segera setelah terjadinya Perang Tiongkok-Jepang Kedua, ia kembali ditugaskan ke medan perang sebagai panglima Angkatan Darat Kawasan Tiongkok Utara. Tahun 1938, ia dianugerahi tanda kehormatan Order of the Rising Sun kelas pertama dan pada tanggal 6 November 1941 diangkat sebagai panglima Grup Angkatan Darat Ekspedisi Selatan (Southern Expeditionary Army Group). Kemudian ia bersama Laksamana Yamamoto Isoroku menyusun rencana perang untuk Perang Pasifik.Setelah memimpin penyerbuan Asia Tenggara pada tahun 1941-1942, ia bermarkas besar di Singapura dan dipromosikan menjadiMarsekal Medan (lebih tinggi daripada jenderal). Selanjutnya ia pindah ke Filipina pada bulan Mei 1944. Ketika Sekutu mengancam Filipina, ia mundur ke Saigon, di Indochina Perancis (sekarang Vietnam). Mendengar lepasnya Burma dari Jepang, ia menderita strokepada 10 Mei 1945. Pada tanggal 12 September 1945, Jenderal Itagaki Seishiro, mewakili Terauchi, menyerah kepada Sekutu di Singapura. Terauchi sendiri menyerah kepada Lord Mountbatten pada tanggal 30 September 1945 dan meninggal sebagai tawanan perang di Malaya setelah perang usai.
b.Maeda Tadashi (lahir di Kagoshima, Jepang, 3 Maret 1898 – meninggal 13 Desember 1977 pada umur 79 tahun) adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Laksamana Maeda memiliki peran yang cukup penting dalam kemerdekaan Indonesia, dimana beliau telah mempersilahkan kediamannya yang berada di Jl. Imam Bonjol, No.1, Jakarta Pusat sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi oleh Soekarno, Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo, ditambah sang juru ketik Sayuti Melik, selain itu, beliau juga bersedia menjamin keamanan bagi mereka.Bertitik tolak dari keadaan yang demikian, kedudukan Maeda baik secara resmi maupun pribadi menjadi sangat penting. Dan justru dalam saat-saat yang genting itu, Maeda telah menunjukkan kebesaran moralnya. Berdasarkan keyakinan bahwa kemerdekaan merupakanaspirasi alamiah dan yang tidak terhindarkan dukungannya kepada tujuan kebebasan Indonesia.
c.Hisaichi Terauchi (寺内 寿一 Terauchi Hisaichi ?) (lahir 8 Agustus 1879, wafat 12 Juni 1946) adalah seorang Marsekal Medan (Field Marshall) Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan Panglima Grup Angkatan Darat Expedisi Selatan pada masa Perang Dunia Kedua.Ia merupakan anak sulung Perdana Menteri Terauchi Masatake, lahir di prefektur Yamaguchi. Setelah lulus dari pendidikan Akademi Militer Kekaisaran Jepang pada tahun 1900, ia bergabung di Angkatan Darat dan ditugaskan dalam Perang Rusia-Jepang. Usai perang, Terauchi menjadi atase militer di Jerman dan bekerja sebagai pengajar di Akademi Militer. Marsekal Terauchi menjadi terkenal setelah Angkatan Laut Jepang yang dipimpinnya berhasil mengalahkan Angkatan Laut Rusia pada tahun 1905. Tahun tersebut dan pertempuran tersebut dianggap sebagai titik tolak kebangkitan bangsa Asia (ras kulit kuning) atas dominasi bangsa Eropa (ras kulit putih). Di berbagai penjuru Asia, kemenangan Marsekal Terauchi disambut dengan meriah.Pada tahun 1919, ia dianugerahi gelar hakushaku (count) dan naik pangkat menjadi kolonel. Kembali naik pangkat menjadi mayor jenderal pada 1924 dan diserahi tugas untuk memimpin pasukan Angkatan Darat Chōsen di Korea tahun 1927. Setelah menjadi letnan jenderal pada tahun 1929, ia diangkat menjadi pemimpin pasukan Divisi Ke-5 dan kemudian dipindahtugaskan ke Divisi Ke-4 pada tahun 1932. Tahun 1934, ia menjadi panglima Angkatan Darat di Taiwan.Bulan Oktober 1935, ia dipromosikan menjadi jenderal (penuh) dan terlibat dalam faksi Kodoha dalam politik Jepang. Setelah peristiwaInsiden 26 Februari, ia merupakan sosok pilihan dari Angkatan Darat yang diangkat menjadi Menteri Urusan Perang (War Minister) pada tahun 1936, dalam pemerintahan Perdana Menteri Hirota Koki, yang selanjutnya mempertajam konflik antara kubu militer dan kubu sipil di dalam Diet.Segera setelah terjadinya Perang Tiongkok-Jepang Kedua, ia kembali ditugaskan ke medan perang sebagai panglima Angkatan Darat Kawasan Tiongkok Utara. Tahun 1938, ia dianugerahi tanda kehormatan Order of the Rising Sun kelas pertama dan pada tanggal 6 November 1941 diangkat sebagai panglima Grup Angkatan Darat Ekspedisi Selatan (Southern Expeditionary Army Group). Kemudian ia bersama Laksamana Yamamoto Isoroku menyusun rencana perang untuk Perang Pasifik.Setelah memimpin penyerbuan Asia Tenggara pada tahun 1941-1942, ia bermarkas besar di Singapura dan dipromosikan menjadiMarsekal Medan (lebih tinggi daripada jenderal). Selanjutnya ia pindah ke Filipina pada bulan Mei 1944. Ketika Sekutu mengancam Filipina, ia mundur ke Saigon, di Indochina Perancis (sekarang Vietnam). Mendengar lepasnya Burma dari Jepang, ia menderita strokepada 10 Mei 1945. Pada tanggal 12 September 1945, Jenderal Itagaki Seishiro, mewakili Terauchi, menyerah kepada Sekutu di Singapura. Terauchi sendiri menyerah kepada Lord Mountbatten pada tanggal 30 September 1945 dan meninggal sebagai tawanan perang di Malaya setelah perang usai.
mohon maaf bila ada kesalahan kata