Faktor pembatas yang menyebabkan ikan air tawar tidak bisa hidup di laut a. ketiadaan chaya di laut b. oksigen yang minim c. ombak yang besar d. silinitas air laut e. suhu air laut
Mata pelajaran: Biologi Materi: Struktur dan Jaringan Hewan
Kata Kunci: stenohalin
Saya akan menjawab pertanyaan ini dengan dua jawaban:
Jawaban Pendek:
Faktor pembatas yang menyebabkan ikan air tawar tidak bisa hidup di laut
d. silinitas air laut
Jawaban Panjang:
Salinitas adalah kadar garam di air. Air laut memiliki salinitas atau kadar garam tinggi dibandingkan dengan air tawar. Rata-rata, air laut di lautan memiliki salinitas sekitar 3,5%, atau 35 ppm (bagian per seribu). Ini berarti bahwa untuk setiap 1 liter (1000 mL) air laut mengandung 35 gram garam. Kebanyakan, tapi tidak seluruhnya, tersusun dari garam dapur atau NaCl (natrium klorida).
Sebagian besar ikan yang hanya bisa mentolerir rentang salinitas yang sempit dan sangat sensitif terhadap perubahan kadar garam di air di mana mereka tinggal. Ikan ini dikenal sebagai ikan dengan sifat stenohalin. Ikan ini misalnya adalah ikan mas, yang hanya bisa hidup di lingkungan air tawar. Contoh lain adalah ikan tuna yang hanya bisa hidup di air asin.
Kebanyakan ikan air tawar sangat sensitif terhadap kadar garam dan seringkali tidak dapat bertahan jika kadar salinitas air di sekitarnya berubah lebih dari 0,05 persen. Hal ini terjadi karena ikan air tawar dan air laut memiliki metode berbeda dalam osmosis atau penyerapan air dan udara di kulit dan insangnya.
Sebaliknya ada juga ikan yang bersifat euryhalin, atau bisa hidup di air tawar maupun air laut. Contoh ikan ini adalah ikan salmon yang hidup di laut namun beranak di sungai.
Kelas: XI
Mata pelajaran: Biologi
Materi: Struktur dan Jaringan Hewan
Kata Kunci: stenohalin
Saya akan menjawab pertanyaan ini dengan dua jawaban:
Jawaban Pendek:
Faktor pembatas yang menyebabkan ikan air tawar tidak bisa hidup di laut
d. silinitas air laut
Jawaban Panjang:
Salinitas adalah kadar garam di air. Air laut memiliki salinitas atau kadar garam tinggi dibandingkan dengan air tawar. Rata-rata, air laut di lautan memiliki salinitas sekitar 3,5%, atau 35 ppm (bagian per seribu). Ini berarti bahwa untuk setiap 1 liter (1000 mL) air laut mengandung 35 gram garam. Kebanyakan, tapi tidak seluruhnya, tersusun dari garam dapur atau NaCl (natrium klorida).
Sebagian besar ikan yang hanya bisa mentolerir rentang salinitas yang sempit dan sangat sensitif terhadap perubahan kadar garam di air di mana mereka tinggal. Ikan ini dikenal sebagai ikan dengan sifat stenohalin. Ikan ini misalnya adalah ikan mas, yang hanya bisa hidup di lingkungan air tawar. Contoh lain adalah ikan tuna yang hanya bisa hidup di air asin.
Kebanyakan ikan air tawar sangat sensitif terhadap kadar garam dan seringkali tidak dapat bertahan jika kadar salinitas air di sekitarnya berubah lebih dari 0,05 persen. Hal ini terjadi karena ikan air tawar dan air laut memiliki metode berbeda dalam osmosis atau penyerapan air dan udara di kulit dan insangnya.
Sebaliknya ada juga ikan yang bersifat euryhalin, atau bisa hidup di air tawar maupun air laut. Contoh ikan ini adalah ikan salmon yang hidup di laut namun beranak di sungai.