Tolong di jawab ya
(5) Pernahkah kalian pergi ke kebun hewan di dekat tempat tinggal kalian? Buatlah teks
tentang hewan tertentu yang sudah tergolong langka (misalnya harimau atau gajah).
Ingat bahwa hewan yang kalian tulis itu bukan harimau atau gajah secara umum,
melainkan harimau atau gajah secara khusus, yang hanya terdapat di kebun hewan
yang kalian kunjungi itu.
Pada teks yang kalian buat itu, uraikan ukuran tubuhnya (tinggi, berat), keadaan
fisiknya (gemuk, kurus), kesehatannya (terawat, tidak terawat), dan keadaan fisik
yang lain seperti yang kalian lihat. Selain itu, kalian juga bisa menambahkan ukuran
dan keadaan kandangnya (luas atau tidak, bersih atau tidak)
Apabila berhasil, teks yang kalian buat tersebut bukan teks laporan, melainkan teks
deskripsi. Untuk itu, amatilah teks itu dalam hal sebagai berikut. Judul deskripsi kalian
menunjukkan kekhususan, bukan sesuatu yang umum, misalnya “Harimau di Kebun
Hewan A” atau “Gajah di Kebun Hewan A”.
Struktur teks deskripsi juga berbeda dengan struktur teks laporan. Pada laporan
tahap-tahapnya adalah pernyataan umum atau klasifikasi^anggota/aspek yang
dilaporkan, tetapi pada deskripsi, tahap-tahapnya adalah pernyataan benda yang
dideskripsikan^bagian yang dideskripsikan.
Sebagai perbandingan, cocokkanlah pekerjaan kalian dengan teks yang telah
disiapkan berikut ini. Jika merasa perlu, kalian dapat mengubah pekerjaan kalian
sesuai dengan contoh tersebut.
Harimau di Kebun Hewan A
Pernyataan Benda yang Dideskripsikan
Harimau yang ada di Kebun Hewan A berbeda dengan harimau pada umumnya.
Harimau yang diberi nama Gagah itu tidak tampak gagah.
Bagian yang Dideskripsikan
Badannya kurus, matanya tidak tajam, dan keadaannya lemas seakan-akan empat
kakinya tidak sanggup menopang tubuhnya untuk berdiri tegak. Rupanya Gagah
tidak terawat. Hewan pemangsa itu tampak kurang makan. Kecuali itu, Gagah
tidak tampak buas. Ia juga tidak memperhatikan bahwa di sekitar kandangnya
terdapat banyak pengunjung yang melihatnya. Gagah tampak lesu dan malas
bergerak. Gagah hanya diam meskipun situasi di sekitarnya hiruk-pikuk.
Kandangnya pun tidak nyaman untuk Gagah. Lantainya kotor, dindingnya
kusam, atapnya bocor, dan pintunya yang terbuat dari besi itu juga tidak kukuh.
1. di kebun binatang terdapat badak bercula 1
2. tinggi nya 1,5 m berat nya 2 ton
Harimau Sumatera
tinggi sekitar 1meter, gemuk, sangat terawat dikarenakan binatang ini sangat langka dan hampir punah, keadaan kandang baik baik saja, tidak kotor
Peter dan Uni, sepasang harimau sumatera koleksi kebun binatang Taman Rimbo Jambi pernah sempat beranak 4, dan kabar gembira itu membuat bahagia masyarakat jambi, namun itu semua tidak bertahan lama, anak harimau itu mati satu per-satu hingga tak ada yang tersisa, kini tinggallah uni dan peter tersebut. Para pengunjung yang datang untuk melihat dan mengambil foto tidak membuat dua harimau ini merasa terganggu karena harimau-harimau yang berasal dari kebun binatang Ragunan ini memang telah terbiasa melihat manusia. Berbeda dengan Emat, harimau Sumatera berjenis kelamin betina berusia sekitar dua tahun yang dititipkan oleh BKSDA Jambi di kebun binatang ini ditempatkan di kandang khusus yang tertutup bagi pengunjung, Hanya perawat satwa dan dokter hewan yang boleh masuk ke kandang, karena jika melihat atau mencium bau manusia selain perawat dan dokter hewan Emat akan menjadi agresif. “Emat dibawa tim BKSDA Jambi ke kebun binatang Taman Rimbo pada tanggal 28 Mei 2012 lalu dalam kondisi kaki kanan depan cedera akibat jerat dan saat ini masih dalam proses penyembuhan” ungkap Dani Sembiring, Kasi Konservasi Kebun Binatang Taman Rimbo Jambi ketika ditemui Mongabay Indonesia, Senin 30 Juli 2012. Emat adalah harimau yang terperangkap dalam jerat yang dibuat oleh masyarakat di daerah Muaro Imat, Kabupaten Kerinci sekitar 2 kilometer dari kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Tibanya Emat di kebun binatang ini menjadikan biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan pakan satwa menjadi semakin besar dan ini membuat pihak BKSDA dan kebun binatang cukup kewalahan, hal ini diakui oleh Tri Siswo Rahardjo, Kepala BKSDA Jambi. “Setiap bulan pihak kebun binatang, BKSDA dan para mitra nya yang terdiri dari beberapa LSM yang peduli dengan harimau harus mengeluarkan dana minimal 3 juta rupiah hanya untuk pakan Emat saja, diluar biaya obat-obatan, gaji perawat satwa dan dokter hewan. Terus terang BKSDA kewalahan dalam pembiayaan pemeliharaan ini karena kami tidak memiliki alokasi dana khusus untuk ini” .
Berdasarkan survey melalui kuesioner yang dilakukan oleh Borner pada tahun 1978 populasi harimau Sumatra masih sekitar 1000 ekor. Pada tahun 1985 Santiapillai dan Ramono mencatat setidaknya 800 ekor tersebar di 26 kawasan lindung. Pada tahun 1992, Tilson et. Al. memperkirakan antara 400 – 500 ekor yang hidup di 5 Taman Nasional dan 2 kawasan lindung. Dan di tahun 2007, Kementerian Kehutanan Indonesia memperkirakan minimal 250 individu harimau Sumatera hidup di 8 dari 18 habitat harimau Sumatera. Angka-angka ini memang bukan angka yang mutlak namun angka-angka ini merupakan sebuah gambaran betapa drastisnya penurunan populasi harimau Sumatra. Untuk daerah Jambi sendiri Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan Taman Nasional Berbak adalah dua kawasan yang memiliki kepadatan populasi harimau yang cukup tinggi. “Di Taman Nasional Berbak masih terdapat sekitar 30 harimau” ungkap Nurazman Nurdin, Kepala Seksi Wilayah III BKSDA Jambi. Sedangkan perkiraan populasi harimau di kawasan TNKS berdasarkan data yang dirilis oleh pihak Balai TNKS adalah 166 harimau.