1.pengertian pembullyan 2. penyebab pembullyan di skolah 3. pencegahan pembullyan di sklh 4. dampak pembullyan di sklh 5. upaya penanggulangan pembullyan disklh
erikadwa
1. Penindasan (bahasa Inggris: Bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. 2. Bullying terjadi bukan karena kemarahan, atau karena adanya konflik yang harus diselesaikan. Bullying lebih pada perasaan superior, sehingga seseorang merasa memiliki hak untuk menyakiti, menghina, atau mengendalikan orang lain yang dianggap lemah, rendah, tidak berharga, dan tidak layak untuk mendapatkan rasa hormat. Bullying merupakan perilaku intoleransi terhadap perbedaan dan kebebasan.
Beberapa bully (pelaku bullying) melakukannya karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan adalah salah. Dan berhenti ketika mengetahui bahwa tindakannya merugikan orang lain. Beberapa yang lain melakukannya dengan segaja karena terinspirasi dan meniru apa yang mereka lihat di rumah, jalanan, atau tayangan TV/film. Kelompok yang kedua inilah yang berbahaya, karena mereka merasa dengan perilaku agresif (bullying) mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan, materi, status sosial, atau kekuasaan. Ini biasa terjadi pada anak-anak atau remaja usia sekolah. 3.
Bina relasi antara pelajar, guru dan wali murid – Hal ini diperlukan dan cukup penting. Dengan adanya relasi yang baik antara wali murid, guru dan pelajar, benih-benih aksi bullying bisa dicegah. Kenapa? Tentu saja, karena dengan adanya relasi yang baik tersebut, guru dan wali murid dapat mengawasi, menjaga serta dapat berkomunikasi dengan baik kepada para pelajar. Baik itu kepada pelajar yang rawan menjadi korban maupun pelajar yang memiliki benih atau bibit untuk melakukan aksi bullying.
Dengan adanya relasi yang dibangun dengan baik tersebut, tentu saja para pelajar akan merasa aman dan ‘dekat’ untuk menceritakan segala permasalahannya di sekolah, baik itu kepada guru ataupun kepada orang tuanya.
Ajarilah anak-nak untuk melindungi dirinya sendiri sedari dini – Ini juga sangat penting dan memerlukan peran orang tua untuk lebih serius lagi menanggapi aksi bullying. Ajarilah anak-anak untuk memiliki sikap self defense (pertahanan diri). Sikap self defense di sini berarti menghindarkan diri dari teman maupun kakak kelas (senior) yang berpotensi melancarkan aksi bullying agar dirinya tidak menjadi korban.
Selain itu, hal yang tidak boleh dilupakan adalah, jangan biasakan anak untuk membawa benda-benda mahal ataupun uang yang berlebih ke sekolah, karena dengan membawa uang yang berlebih dan barang mewah ke sekolah, dapat berpotensi menyebabkan anak-anak menjadi korban aksi bullying.
Jangan menganggap remeh aksi bullying – Hal ini yang perlu diluruskan di kalangan orang tua di Indonesia, karena kebanyakan orang tua di Indonesia masih menganggap aksi bullying merupakan bagian dari hal lumrah dan atau dianggap sudah menjadi tradisi yang perlu dilakukan oleh senior kepada junior.
4. Munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur (lihat grafik di atas). Masalah ini mungkin akan terbawa hingga dewasa.Keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot.Rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah Penurunan semangat belajar dan prestasi akademis Dalam kasus yang cukup langka, anak-anak korban bullying mungkin akan menunjukkan sifat kekerasan.
2 votes Thanks 2
naufalauliapr
1. Pembullyan adalah tindakan di mana satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan. 2. Penyebabnya : - Para pelaku bully mendapatkan kepuasan dari menindas orang. Ia merasa lebih kuat, lebih berkuasa, karena ada orang yang takut pada dirinya. Bisa jadi ia berpikiran, ia akan mendapat popularitas disekolah karena ditakuti oleh siswa lainnya. - Karena mereka iri pada kelebihan target bully mereka, mereka merasa terancam dengan kehadiran seseorang yang lebih cantik, lebih pintar dari mereka. - Atau juga karena mereka memiliki masalah yang menyebabkan mereka menindas untuk menyalurkan amarah mereka kepada orang lain. 3. Cara mencegahnya : - Bekali anak dengan kemampuan untuk membela dirinya sendiri, terutama ketika tidak ada orang dewasa/ guru/ orang tua yang berada di dekatnya. Ini berguna untuk pertahanan diri anak dalam segala situasi mengancam atau berbahaya, tidak saja dalam kasus bullying. Pertahanan diri ini dapat berbentuk fisik dan psikis. * Pertahanan diri Fisik : bela diri, berenang, kemampuan motorik yang baik (bersepeda, berlari), kesehatan yang prima. * Pertahanan diri Psikis : rasa percaya diri, berani, berakal sehat, kemampuan analisa sederhana, kemampuan melihat situasi (sederhana), kemampuan menyelesaikan masalah. - Bekali anak dengan kemampuan menghadapi beragam situasi tidak menyenangkan yang mungkin ia alami dalam kehidupannya. - Upayakan anak mempunyai kemampuan sosialisasi yang baik dengan sebaya atau dengan orang yang lebih tua. 4. Dampak : - Membuat para korban merasa benci terhadap dirinya sendiri, - Mereka merasakan ketakutan menghadapi dunia luar sehingga mereka mengurung diri dirumah, - Mereka juga akan merasa depresi,dan stress yang mempengaruhi kesehatan mereka, - Yang paling parah adalah mereka memutuskan untuk bunuh diri karena tidak tahan lagi. 5. Upaya penanggulangan : - Pendekatan persuasive, personal, melalui teman (peer coaching). - Penegakan aturan/sanksi/disiplin sesuai kesepakatan institusi sekolah dan siswa, guru dan sekolah, serta orang tua dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur pemberian sanksi, lebih ditekankan pada penegakan sanksi humanis dan pengabdian kepada masyarakat (student service). - Dilakukan komunikasi dan interaksi antar pihak pelaku dan korban, serta orangtua. - Ekspose media yang memberikan penekanan munculnya efek negatif terhadap perbuatan bullying sehingga menjadi pembelajaran bagi semua pihak agar tidak melakukan perbuatan serupa.
2.
Bullying terjadi bukan karena kemarahan, atau karena adanya konflik yang harus diselesaikan. Bullying lebih pada perasaan superior, sehingga seseorang merasa memiliki hak untuk menyakiti, menghina, atau mengendalikan orang lain yang dianggap lemah, rendah, tidak berharga, dan tidak layak untuk mendapatkan rasa hormat. Bullying merupakan perilaku intoleransi terhadap perbedaan dan kebebasan.
Beberapa bully (pelaku bullying) melakukannya karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan adalah salah. Dan berhenti ketika mengetahui bahwa tindakannya merugikan orang lain. Beberapa yang lain melakukannya dengan segaja karena terinspirasi dan meniru apa yang mereka lihat di rumah, jalanan, atau tayangan TV/film. Kelompok yang kedua inilah yang berbahaya, karena mereka merasa dengan perilaku agresif (bullying) mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan, materi, status sosial, atau kekuasaan. Ini biasa terjadi pada anak-anak atau remaja usia sekolah.
3.
Bina relasi antara pelajar, guru dan wali murid – Hal ini diperlukan dan cukup penting. Dengan adanya relasi yang baik antara wali murid, guru dan pelajar, benih-benih aksi bullying bisa dicegah. Kenapa? Tentu saja, karena dengan adanya relasi yang baik tersebut, guru dan wali murid dapat mengawasi, menjaga serta dapat berkomunikasi dengan baik kepada para pelajar. Baik itu kepada pelajar yang rawan menjadi korban maupun pelajar yang memiliki benih atau bibit untuk melakukan aksi bullying.
Dengan adanya relasi yang dibangun dengan baik tersebut, tentu saja para pelajar akan merasa aman dan ‘dekat’ untuk menceritakan segala permasalahannya di sekolah, baik itu kepada guru ataupun kepada orang tuanya.
Ajarilah anak-nak untuk melindungi dirinya sendiri sedari dini – Ini juga sangat penting dan memerlukan peran orang tua untuk lebih serius lagi menanggapi aksi bullying. Ajarilah anak-anak untuk memiliki sikap self defense (pertahanan diri). Sikap self defense di sini berarti menghindarkan diri dari teman maupun kakak kelas (senior) yang berpotensi melancarkan aksi bullying agar dirinya tidak menjadi korban.
Selain itu, hal yang tidak boleh dilupakan adalah, jangan biasakan anak untuk membawa benda-benda mahal ataupun uang yang berlebih ke sekolah, karena dengan membawa uang yang berlebih dan barang mewah ke sekolah, dapat berpotensi menyebabkan anak-anak menjadi korban aksi bullying.
Jangan menganggap remeh aksi bullying – Hal ini yang perlu diluruskan di kalangan orang tua di Indonesia, karena kebanyakan orang tua di Indonesia masih menganggap aksi bullying merupakan bagian dari hal lumrah dan atau dianggap sudah menjadi tradisi yang perlu dilakukan oleh senior kepada junior.
4.Munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur (lihat grafik di atas). Masalah ini mungkin akan terbawa hingga dewasa.Keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot.Rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah Penurunan semangat belajar dan prestasi akademis Dalam kasus yang cukup langka, anak-anak korban bullying mungkin akan menunjukkan sifat kekerasan.
2. Penyebabnya :
- Para pelaku bully mendapatkan kepuasan dari menindas orang. Ia merasa lebih kuat, lebih berkuasa, karena ada orang yang takut pada dirinya. Bisa jadi ia berpikiran, ia akan mendapat popularitas disekolah karena ditakuti oleh siswa lainnya.
- Karena mereka iri pada kelebihan target bully mereka, mereka merasa terancam dengan kehadiran seseorang yang lebih cantik, lebih pintar dari mereka.
- Atau juga karena mereka memiliki masalah yang menyebabkan mereka menindas untuk menyalurkan amarah mereka kepada orang lain.
3. Cara mencegahnya :
- Bekali anak dengan kemampuan untuk membela dirinya sendiri, terutama ketika tidak ada orang dewasa/ guru/ orang tua yang berada di dekatnya. Ini berguna untuk pertahanan diri anak dalam segala situasi mengancam atau berbahaya, tidak saja dalam kasus bullying. Pertahanan diri ini dapat berbentuk fisik dan psikis.
* Pertahanan diri Fisik : bela diri, berenang, kemampuan motorik yang baik (bersepeda, berlari), kesehatan yang prima.
* Pertahanan diri Psikis : rasa percaya diri, berani, berakal sehat, kemampuan analisa sederhana, kemampuan melihat situasi (sederhana), kemampuan menyelesaikan masalah.
- Bekali anak dengan kemampuan menghadapi beragam situasi tidak menyenangkan yang mungkin ia alami dalam kehidupannya.
- Upayakan anak mempunyai kemampuan sosialisasi yang baik dengan sebaya atau dengan orang yang lebih tua.
4. Dampak :
- Membuat para korban merasa benci terhadap dirinya sendiri,
- Mereka merasakan ketakutan menghadapi dunia luar sehingga mereka mengurung diri dirumah,
- Mereka juga akan merasa depresi,dan stress yang mempengaruhi kesehatan mereka,
- Yang paling parah adalah mereka memutuskan untuk bunuh diri karena tidak tahan lagi.
5. Upaya penanggulangan :
- Pendekatan persuasive, personal, melalui teman (peer coaching).
- Penegakan aturan/sanksi/disiplin sesuai kesepakatan institusi sekolah dan siswa, guru dan sekolah, serta orang tua dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur pemberian sanksi, lebih ditekankan pada penegakan sanksi humanis dan pengabdian kepada masyarakat (student service).
- Dilakukan komunikasi dan interaksi antar pihak pelaku dan korban, serta orangtua.
- Ekspose media yang memberikan penekanan munculnya efek negatif terhadap perbuatan bullying sehingga menjadi pembelajaran bagi semua pihak agar tidak melakukan perbuatan serupa.
#SemogaBermanfaat