Tolong ringkas novel manusia setengah salmon (Novelnya bukan ringkasan filmnya)
yuliPS
MANUSIA SETENGAH SALMON GUE baru saja hendak menghabiskan piring kedua ketika Pito, teman gue, datang sambil menggendong bayi. Hal pertama yang terlintas di kepala gue adalah : anak siapa yang dia culik? Lalu, gue segera sadar, bayi super unyu ini adalah anaknya sendiri. Malam itu, kami lagi ada di pernikahannya Mister, teman SMA kami. Gue melihat Pito yang cengengesan dengan anak di gendongannya. Gue menghela napas. Waktu kadang bisa sangat kejam. Tanpa sadar, semua hal sudah berubah. Di perjalanan pulang dari kondangan, gue gak bisa berhenti mikir tentang Pito, Mister, dan ikan salmon. Gue inget beberapa bulan lalu, gue sakit di rumah, dan kebiasaan gue kalau lagi sakit adalah banyak menonton televisi. Program favorit gue Discovery Channel, dan saat itu sedang membahas tentang salmon. Intinya begini : setiap tahunnya ikan salmon akan berimigrasi, melawan arus sungai, berkilometer jauhnya hanya untuk bertelur. Beberapa spesies, seperti Snake River Salmon bahkan berenang sepanjang 1448 kilometer lebih, dua kali lipat jarak Jakarta-Surabaya. Perjalanan salmon-salmon ini tidak gampang. Di tengah berenang, banyak yang mati kelelahan. Banyak juga yang menjadi santapan beruang yang nunggu di daerah-daerah dangkal. Namun, salmon-salmon ini tetap pergi, tetap pindah, apa pun yang terjadi. Pito, Mister, dan salmon mengingatkan gue kembali, bahwa esensi kita menjadi makhluk hidup adalah pindah. Dimulai dari kecil, kita pindah dari rahim ibu ke dunia nyata. Lalu, kita pindah sekolah, lalu pindah pekerjaan. Dan, pada akhirnya, kita pindah hidup. Mati, pindah kea lam lain Hidup penuh ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang pasti.Kalau pindah diidentikkan dengan kepergian, maka kesedihan menjadi sesuatu yang mengikutinya. Padahal, untuk melakukan pencapaian lebih, kita tak bisa hanya bertahan di tempat yang sama. Tidak ada kehidupan lebih baik yang bisa didapatkan tanpa melakukan perpindahan.
Gue jadi berpikir, ternyata untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, gue gak perlu menjadi manusia super. Gue hanya perlu menjadi manusia setengah salmon: berani pindah
GUE baru saja hendak menghabiskan piring kedua ketika Pito, teman gue, datang sambil menggendong bayi. Hal pertama yang terlintas di kepala gue adalah : anak siapa yang dia culik? Lalu, gue segera sadar, bayi super unyu ini adalah anaknya sendiri.
Malam itu, kami lagi ada di pernikahannya Mister, teman SMA kami. Gue melihat Pito yang cengengesan dengan anak di gendongannya. Gue menghela napas. Waktu kadang bisa sangat kejam. Tanpa sadar, semua hal sudah berubah.
Di perjalanan pulang dari kondangan, gue gak bisa berhenti mikir tentang Pito, Mister, dan ikan salmon. Gue inget beberapa bulan lalu, gue sakit di rumah, dan kebiasaan gue kalau lagi sakit adalah banyak menonton televisi. Program favorit gue Discovery Channel, dan saat itu sedang membahas tentang salmon.
Intinya begini : setiap tahunnya ikan salmon akan berimigrasi, melawan arus sungai, berkilometer jauhnya hanya untuk bertelur. Beberapa spesies, seperti Snake River Salmon bahkan berenang sepanjang 1448 kilometer lebih, dua kali lipat jarak Jakarta-Surabaya.
Perjalanan salmon-salmon ini tidak gampang.
Di tengah berenang, banyak yang mati kelelahan. Banyak juga yang menjadi santapan beruang yang nunggu di daerah-daerah dangkal. Namun, salmon-salmon ini tetap pergi, tetap pindah, apa pun yang terjadi.
Pito, Mister, dan salmon mengingatkan gue kembali, bahwa esensi kita menjadi makhluk hidup adalah pindah. Dimulai dari kecil, kita pindah dari rahim ibu ke dunia nyata. Lalu, kita pindah sekolah, lalu pindah pekerjaan. Dan, pada akhirnya, kita pindah hidup. Mati, pindah kea lam lain
Hidup penuh ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang pasti.Kalau pindah diidentikkan dengan kepergian, maka kesedihan menjadi sesuatu yang mengikutinya.
Padahal, untuk melakukan pencapaian lebih, kita tak bisa hanya bertahan di tempat yang sama. Tidak ada kehidupan lebih baik yang bisa didapatkan tanpa melakukan perpindahan.
Gue jadi berpikir, ternyata untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, gue gak perlu menjadi manusia super. Gue hanya perlu menjadi manusia setengah salmon: berani pindah