Tolong buatkan dongeng tentang singa dan kucing !!!
aaronbandanaved
Dahulu kala, di sebuah gunung hidup seekor singa yang sangat berkuasa. Setiap kali dia tidur, seekor tikus suka keluar dari lubangnya dan mengkerit bulu yang ada di tengkuk singa. Ketika singa mengetahui hal ini, dia merasa sangat marah. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena tikus ini suka lari pada saat singa itu bangun untuk menangkapnya dan langsung menyelinap ke dalam lubangnya. Singa itu berpikir tentang hal ini dan akhirnya secara kebetulan mendapatkan sebuah rencana. Dia pergi ke sebuah desa di dekat sana dan membawa seekor kucing kembali dengannya. Sang singa memberi makanan yang paling enak kepada si kucing dan membiarkan dia berjalan bebas di gua. Ketika si tikus melihat sang kucing, dia merasa sangat takut dan tidak mau keluar. Hal ini membuat singa itu dapat tidur dengan tenang. Setiap kali dia mendengar tikus berjalan-jalan, dia memberi makanan kepada kucing dan kemudian tidur lagi, sementara si kucing menjaganya. Hal ini bertahan untuk beberapa saat. Kemudian pada suatu hari, tikus itu merasa begitu lapar sehingga dia memberanikan diri untuk keluar mencari makanan. Si kucing langsung menyambar tikus itu dan membunuhnya. Ketika singa menyadari bahwa tikus sudah mati, dia beristirahat dan berhenti memberi makanan kepada kucing. Dia membiarkan kucing itu mencari makanannya sendiri. Kucing yang malang itu lama-kelamaan menjadi kurus dan akhirnya mati kelaparan. “Sungguh benar! Seorang diperlakukan dengan baik selama ia berguna,” kata kucing yang bernasib malang sebelum ia mati.
Hari mulai menuntut agar kucing terbangun dari tidur nyenyaknya. Tanpa peringatan kedua, kucing terbangun dari tidurnya. Dia mengeong sebentar sebelum akhirnya keluar dari kamar tuannya untuk mencari makan. Di depan pintu, sudah tersedia semangkuk santapan paginya. Dengan lahap kucing menyantapnya. Setelah makan, seperti tau akan mau si kucing, tuannya yang bernama Fahsya memandikannya. Tak lama kemudian, terdengar suara klakson mobil. Fahsya segera berhenti dari pekerjaannya menyikat bulu kucing, lalu bergegas menuju mobil. Akhir-akhir ini kucing kehilangan banyak waktunya bersama Fahsya karena Fahsya mendapat jatah masuk pagi. Fahsya bersekolah di sekolah favorit, kelas sembilan. Sebentar lagi akan ada ujian nasional, Fahsya harus mempersiapkan diri belajar agar tidak 'keder' saat ulangan nanti. Kucing harus maklum, sebab dia tau bahwa dirinya tidak boleh egois. Kucing keluar dari rumah setelah mobil yang dinaiki Fahsya sudah jauh dari pandangan. Kucing mengeong, bergabung bersama teman-temannya. Di kompleks tempat tinggal Fahsya, memang banyak yang memiliki kucing. Ada yang memiliki kucing anggora, persia, bahkan kucing sphynx juga ada! "Kalian sedang berbicara tentang apa?" tanya kucing penasaran. "Kemarin, aku melihat tuanku sedang menonton televisi!" kata Kimi, kucing tetangga yang merupakan kucing persia. "Lalu, apa yang istimewa?" tanya kucing semakin penasaran. "Dia menonton saudara kita!" tambah Kimi. "Saudara? Kucing apa?" tanya kucing. "Bukan kucing, tapi singa! Masa kamu tidak tau, sih," jawab Polla, kucing sphynx milik Shafa, tetangga sebelah rumah Fahsya. "Singa? Maksudmu binatang besar yang menyeramkan itu?" kucing meyakinkan. Polla dan Kimi mengangguk. "Wah, keren sekali! Di mana aku bisa bertemu dengan singa?" "Singa hidup di kebun binatang, susah untuk pergi ke sana. Apalagi, sekarang peraturannya dibuat lebih ketat 'tidak boleh membawa masuk hewan peliharaan'," kutip Mona, kucing anggora, dipelihara oleh Shafa juga. "Tapi.. aku belum pernah bertemu dengan singa, melihat wujudnya saja belum. Aku penasaran," eong kucing. "Kucing, kamu itu aneh sekali! Keselamatanmu bisa terancam bila bertemu dengan singa! Dia besar, dia kuat, aumannya mengerikan! Hii.. jangan coba-coba membayangkannya!" Kimi bergidik ngeri. "Terserah kalian, aku akan berusaha!" kucing melenggang pergi, dia berlari menuju kebun binatang. Dia ingin sekali bertemu dengan singa, saudaranya yang sepertinya akan sangat mengagumkan.
*** Sampai di depan kebun binatang, kucing dengan gesit melewati gerbang, lalu berlari menuju kandang singa. Dari sini, dia bisa melihat saudaranya. Kucing ternganga sebentar. "Kucing, kamukah itu kucing?" singa mengaum. "Singa, aku adalah saudaramu! Kucing!" jawab kucing dengan penuh semangat. Singa mengangguk, "Wah, dari dulu aku selalu ingin bertemu dengan kucing! Beruntung kita bisa bertemu di sini!" "Eh, tapi bagaimana kamu bisa masuk? Bukankah tidak boleh ada binatang peliharaan?" tanya singa penasaran. Kucing menjelaskan semuanya. Mereka berbincang layaknya saudara yang sudah lama tidak bertemu. Jam sudah menunjukan pukul tiga sore, para pengunjung kebun binatang sudah seharusnya pulang. Kucing kembali ke rumah Fahsya, sebentar lagi Fahsya pulang dari sekolahnya. Wah, bahagia rasanya sudah bertemu dengan saudaranya.
Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena tikus ini suka lari pada saat singa itu bangun untuk menangkapnya dan langsung menyelinap ke dalam lubangnya. Singa itu berpikir tentang hal ini dan akhirnya secara kebetulan mendapatkan sebuah rencana. Dia pergi ke sebuah desa di dekat sana dan membawa seekor kucing kembali dengannya. Sang singa memberi makanan yang paling enak kepada si kucing dan membiarkan dia berjalan bebas di gua. Ketika si tikus melihat sang kucing, dia merasa sangat takut dan tidak mau keluar. Hal ini membuat singa itu dapat tidur dengan tenang. Setiap kali dia mendengar tikus berjalan-jalan, dia memberi makanan kepada kucing dan kemudian tidur lagi, sementara si kucing menjaganya. Hal ini bertahan untuk beberapa saat. Kemudian pada suatu hari, tikus itu merasa begitu lapar sehingga dia memberanikan diri untuk keluar mencari makanan. Si kucing langsung menyambar tikus itu dan membunuhnya. Ketika singa menyadari bahwa tikus sudah mati, dia beristirahat dan berhenti memberi makanan kepada kucing. Dia membiarkan kucing itu mencari makanannya sendiri. Kucing yang malang itu lama-kelamaan menjadi kurus dan akhirnya mati kelaparan. “Sungguh benar! Seorang diperlakukan dengan baik selama ia berguna,” kata kucing yang bernasib malang sebelum ia mati.
Hari mulai menuntut agar kucing terbangun dari tidur nyenyaknya. Tanpa peringatan kedua, kucing terbangun dari tidurnya. Dia mengeong sebentar sebelum akhirnya keluar dari kamar tuannya untuk mencari makan.
Di depan pintu, sudah tersedia semangkuk santapan paginya. Dengan lahap kucing menyantapnya. Setelah makan, seperti tau akan mau si kucing, tuannya yang bernama Fahsya memandikannya.
Tak lama kemudian, terdengar suara klakson mobil. Fahsya segera berhenti dari pekerjaannya menyikat bulu kucing, lalu bergegas menuju mobil. Akhir-akhir ini kucing kehilangan banyak waktunya bersama Fahsya karena Fahsya mendapat jatah masuk pagi.
Fahsya bersekolah di sekolah favorit, kelas sembilan. Sebentar lagi akan ada ujian nasional, Fahsya harus mempersiapkan diri belajar agar tidak 'keder' saat ulangan nanti. Kucing harus maklum, sebab dia tau bahwa dirinya tidak boleh egois.
Kucing keluar dari rumah setelah mobil yang dinaiki Fahsya sudah jauh dari pandangan. Kucing mengeong, bergabung bersama teman-temannya. Di kompleks tempat tinggal Fahsya, memang banyak yang memiliki kucing. Ada yang memiliki kucing anggora, persia, bahkan kucing sphynx juga ada!
"Kalian sedang berbicara tentang apa?" tanya kucing penasaran.
"Kemarin, aku melihat tuanku sedang menonton televisi!" kata Kimi, kucing tetangga yang merupakan kucing persia.
"Lalu, apa yang istimewa?" tanya kucing semakin penasaran.
"Dia menonton saudara kita!" tambah Kimi.
"Saudara? Kucing apa?" tanya kucing.
"Bukan kucing, tapi singa! Masa kamu tidak tau, sih," jawab Polla, kucing sphynx milik Shafa, tetangga sebelah rumah Fahsya.
"Singa? Maksudmu binatang besar yang menyeramkan itu?" kucing meyakinkan. Polla dan Kimi mengangguk. "Wah, keren sekali! Di mana aku bisa bertemu dengan singa?"
"Singa hidup di kebun binatang, susah untuk pergi ke sana. Apalagi, sekarang peraturannya dibuat lebih ketat 'tidak boleh membawa masuk hewan peliharaan'," kutip Mona, kucing anggora, dipelihara oleh Shafa juga.
"Tapi.. aku belum pernah bertemu dengan singa, melihat wujudnya saja belum. Aku penasaran," eong kucing.
"Kucing, kamu itu aneh sekali! Keselamatanmu bisa terancam bila bertemu dengan singa! Dia besar, dia kuat, aumannya mengerikan! Hii.. jangan coba-coba membayangkannya!" Kimi bergidik ngeri.
"Terserah kalian, aku akan berusaha!" kucing melenggang pergi, dia berlari menuju kebun binatang. Dia ingin sekali bertemu dengan singa, saudaranya yang sepertinya akan sangat mengagumkan.
***
Sampai di depan kebun binatang, kucing dengan gesit melewati gerbang, lalu berlari menuju kandang singa. Dari sini, dia bisa melihat saudaranya. Kucing ternganga sebentar.
"Kucing, kamukah itu kucing?" singa mengaum.
"Singa, aku adalah saudaramu! Kucing!" jawab kucing dengan penuh semangat.
Singa mengangguk, "Wah, dari dulu aku selalu ingin bertemu dengan kucing! Beruntung kita bisa bertemu di sini!"
"Eh, tapi bagaimana kamu bisa masuk? Bukankah tidak boleh ada binatang peliharaan?" tanya singa penasaran.
Kucing menjelaskan semuanya. Mereka berbincang layaknya saudara yang sudah lama tidak bertemu.
Jam sudah menunjukan pukul tiga sore, para pengunjung kebun binatang sudah seharusnya pulang. Kucing kembali ke rumah Fahsya, sebentar lagi Fahsya pulang dari sekolahnya.
Wah, bahagia rasanya sudah bertemu dengan saudaranya.
*note: aneh? sori ya..*