Vhira11Seratus Ungkapan Semanis Madu Setelah lulus dari ujian negara di Beijing, seorang pria muda ditunjuk sebagai pejabat pemerintahan ibu kota propinsi. Dia pergi untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mentor-nya, seorang menteri pemerintahan senior. “Bekerja di lokasi propinsi seperti itu tidaklah mudah. Kamu harus berhati-hati.” “Baiklah. Terima kasih bapak,” kata anak muda itu. “Mohon jangan khawatir. Saya telah menyiapkan seratus ungkapan semanis madu di benak saya. Kalau nanti saya bertemu dengan pejabat disana, saya akan menggunakannya. Dia pasti akan senang.” “Bagaimana kamu dapat melakukan hal itu?” tanya mentor itu dengan tidak senang. Kita adalah pria sejati. Kita mempunyai prinsip. Kita seharusnya tidak menggunakan sanjungan.”Sang murid menjawab, “Sayangnya, pada kenyataannya kebanyakan orang senang disanjung. Hanya beberapa pria yang benar-benar sejati seperti Anda yang tidak menyukai sanjungan” “Mungkin kamu benar,” mentornya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian pria ini menceritakan cerita ini kepada temannya, “Saya sudah menggunakan satu dari persedianku. Sekarang saya memiliki sembilan puluh sembilan ungkapan yang tersisa.”
Setelah lulus dari ujian negara di Beijing, seorang pria muda ditunjuk sebagai pejabat pemerintahan ibu kota propinsi. Dia pergi untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mentor-nya, seorang menteri pemerintahan senior. “Bekerja di lokasi propinsi seperti itu tidaklah mudah. Kamu harus berhati-hati.” “Baiklah. Terima kasih bapak,” kata anak muda itu. “Mohon jangan khawatir. Saya telah menyiapkan seratus ungkapan semanis madu di benak saya. Kalau nanti saya bertemu dengan pejabat disana, saya akan menggunakannya. Dia pasti akan senang.” “Bagaimana kamu dapat melakukan hal itu?” tanya mentor itu dengan tidak senang. Kita adalah pria sejati. Kita mempunyai prinsip. Kita seharusnya tidak menggunakan sanjungan.”Sang murid menjawab, “Sayangnya, pada kenyataannya kebanyakan orang senang disanjung. Hanya beberapa pria yang benar-benar sejati seperti Anda yang tidak menyukai sanjungan” “Mungkin kamu benar,” mentornya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian pria ini menceritakan cerita ini kepada temannya, “Saya sudah menggunakan satu dari persedianku. Sekarang saya memiliki sembilan puluh sembilan ungkapan yang tersisa.”