Istilah ini dapat menjadi sedikit membingungkan karena penemuan dalam pidato tidak berarti penemuan dalam pengertian ilmiah. Penemuan (invention) didefinisikan sebagai konstruksi atau penyusunan dari suatu argumen dengan tujuan dari suatu pidato. Penemuan juga diinterpretasikan secara luas sebagai kelompok informasi dan pengetahuan yang dibawa oleh pembicara ke dalam situasi bicara. Tumpukan informasi ini dapat membantu seorang pembicara ke dalam situasi berbicara. Intinya dalam penemuan ini pembicara menggunakan logika dan bukti di dalam pidato yang membuat sebuah pidato menjadi lebih kuat dan persuasif.
2. Pengaturan
Pengaturan berhubungan dengan kemampuan pembicara mengorganisasikan pidato-nya. Secara umum pidato harus mengikuti tiga hal: pengantar, batang tubuh dan kesimpulan. Pengantar, pertama-tama harus menarik perhatian khalayak, dan pada akhirnya memberikan bahasan singkat mengenai tujuan pidato. Batang tubuh mencakup semua argumen, detail-detail pendukung, dan contoh-contoh penting dalam menyampaikan pemikiran. Sedangkan kesimpulan atau epilog dari sebuah pidato ditujukan untuk merangkum poin-poin yang telah disampaikan pembicara dan menggugah emosi khalayak. Jadi mempertahankan struktur suatu pidato akan mendukung kredibilitas pembicara, menambah tingkat persuasi dan mengurangi rasa frustasi pendengar.
3. Gaya
Penggunaan bahasa untuk menyampaikan ide dalam cara tertentu di sebut gaya (style). Aristoteles juga membahas mengenai pilihan kata, penggunaan perumpamaan dan kepantasan kata. Ia percaya bahwa tiap jenis retorika mempunyai gayanya masing-masing, tetapi gaya sering kali terlewatkan. Penggunaan gaya bahasa yang baik memastikan bahwa suatu pidato dapat diingat dan dapat memperjelas ide-ide yang di sampaikan oleh pembicara.
4. Penyampaian
Sejauh ini kita telah berkomunikasi pada bagaimana pidato disusun. Aristoteles juga tertarik mengenai bagaimana pidato disampaikan. Dalam hal ini penyampaian merujuk pada presentasi nonverbal dari ide-ide seorang pembicara. Penyampaian biasanya mencakup beberapa perilaku seperti kontak mata, tanda vokal, ejaan, kejelasan pengucapan, dialek, gerakan tubuh, dan penampilan fisik. Selain itu para pembicara juga harus memperhatikan tingkatan nada, ritme, volume, dan emosi yang sesuai. Penyampaian yang efektif juga akan membantu mengurangi ketegangan pembicara
5. Ingatan
Menyampaikan penemuan, pengaturan, dan gaya di dalam pembicara di sebut dengan ingatan. Tidak seperti keempat hal sebelumnya, Arsitoteles tidak terlalu banyak waktu membuat pentingnya ingatan dalam penyampaian sebuah pidato. Sebaliknya ia menyebutkan secara sekilas mengenai hal ini di dalam tulisannya. Pada intinya mengetahui apa yang akan dikatakan dan kapan mengatakannya meredakan ketegangan pembicara dan memungkinkan pembicara untuk merespon hal-hal yang tidak terduga.
2. Suku suku kata harus tepat
1. Penemuan
Istilah ini dapat menjadi sedikit membingungkan karena penemuan dalam pidato tidak berarti penemuan dalam pengertian ilmiah. Penemuan (invention) didefinisikan sebagai konstruksi atau penyusunan dari suatu argumen dengan tujuan dari suatu pidato. Penemuan juga diinterpretasikan secara luas sebagai kelompok informasi dan pengetahuan yang dibawa oleh pembicara ke dalam situasi bicara. Tumpukan informasi ini dapat membantu seorang pembicara ke dalam situasi berbicara. Intinya dalam penemuan ini pembicara menggunakan logika dan bukti di dalam pidato yang membuat sebuah pidato menjadi lebih kuat dan persuasif.
2. Pengaturan
Pengaturan berhubungan dengan kemampuan pembicara mengorganisasikan pidato-nya. Secara umum pidato harus mengikuti tiga hal: pengantar, batang tubuh dan kesimpulan. Pengantar, pertama-tama harus menarik perhatian khalayak, dan pada akhirnya memberikan bahasan singkat mengenai tujuan pidato. Batang tubuh mencakup semua argumen, detail-detail pendukung, dan contoh-contoh penting dalam menyampaikan pemikiran. Sedangkan kesimpulan atau epilog dari sebuah pidato ditujukan untuk merangkum poin-poin yang telah disampaikan pembicara dan menggugah emosi khalayak. Jadi mempertahankan struktur suatu pidato akan mendukung kredibilitas pembicara, menambah tingkat persuasi dan mengurangi rasa frustasi pendengar.
3. Gaya
Penggunaan bahasa untuk menyampaikan ide dalam cara tertentu di sebut gaya (style). Aristoteles juga membahas mengenai pilihan kata, penggunaan perumpamaan dan kepantasan kata. Ia percaya bahwa tiap jenis retorika mempunyai gayanya masing-masing, tetapi gaya sering kali terlewatkan. Penggunaan gaya bahasa yang baik memastikan bahwa suatu pidato dapat diingat dan dapat memperjelas ide-ide yang di sampaikan oleh pembicara.
4. Penyampaian
Sejauh ini kita telah berkomunikasi pada bagaimana pidato disusun. Aristoteles juga tertarik mengenai bagaimana pidato disampaikan. Dalam hal ini penyampaian merujuk pada presentasi nonverbal dari ide-ide seorang pembicara. Penyampaian biasanya mencakup beberapa perilaku seperti kontak mata, tanda vokal, ejaan, kejelasan pengucapan, dialek, gerakan tubuh, dan penampilan fisik. Selain itu para pembicara juga harus memperhatikan tingkatan nada, ritme, volume, dan emosi yang sesuai. Penyampaian yang efektif juga akan membantu mengurangi ketegangan pembicara
5. Ingatan
Menyampaikan penemuan, pengaturan, dan gaya di dalam pembicara di sebut dengan ingatan. Tidak seperti keempat hal sebelumnya, Arsitoteles tidak terlalu banyak waktu membuat pentingnya ingatan dalam penyampaian sebuah pidato. Sebaliknya ia menyebutkan secara sekilas mengenai hal ini di dalam tulisannya. Pada intinya mengetahui apa yang akan dikatakan dan kapan mengatakannya meredakan ketegangan pembicara dan memungkinkan pembicara untuk merespon hal-hal yang tidak terduga.