Siapakah tokoh-tokoh dunia yang terlupakan??? (yang lengkap)
xavieraelden
1.Wikana Tokoh ini hilang entah kemana, setelah pulang dari China, saat pergolakan politik di tahan air sedang panas dengan isu PKI. Wikana, satu diantara pemuda yang mendesak Soekarno untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Wikana pada peristiwa pencetusan Proklamasi 1945, menghubungkan dengan Laksamana Maeda di Menteng untuk mengatur semua keperluan pembacaan Proklamasi di rumah Bung Karno di Pegangsaan 56. Dia dalam berbagai sumber disebutkan yang membujuk kalangan militer Jepang untuk tidak mengganggu jalannya upacara pembacaan teks proklamasi. Pada zamannya, Wikana menjadi tokoh pemuda yang mendapat pengakuan dan dipercaya oleh Perdana Menteri Sjahrir untuk duduk sebagai menteri negara urusan pemuda dalam kabinet Sjahrir kedua dan ketiga. Jalannya mulai meredup setelah peristiwa Madiun 1948. Posisinya sebagai Gubernur Militer wilayah Surakarta digantikan oleh Gatot Subroto. Beberapa pekan sebelum peristiwa G30S 1965 terjadi, Wikana berserta beberapa elemen PKI lainnya pergi ke Peking untuk menghadiri perayaan hari Nasional Cina 1 Oktober 1965. Tapi, hanya dia sendiri memilih pulang ke tanah air dan sampai hari ini menghilang.
2.Frans Mendur Dialah fotografer yang mengabadikan proklamasi kemerdekaan republik ini. Saat digeledah tentara Jepang, dia menyembunyikan negatif filmnya di bawah pohon dekat halaman Kantor harian Asia Raja. Berkat perjuangan Mendur sampai saat ini dokumentasi bersejarah tersebut bisa kita saksikan. Frans Soemarto Mendur lahir lahir tahun 1913 dan meninggal tahun 1971. Bersama saudara kandungnya, Alex Mendur, mereka turut mengabadikan persitiwa bersejarah ini. Lalu dia pun bersama Alex Mendur, Justus Umbas, Frans “Nyong” Umbas, Alex Mamusung dan Oscar Ganda, mendirikan Indonesia Press Photo Service pada 2 Oktober 1946.
3.Achmad Soebardjo Karena tidak sabar untuk memerdekakan Bangsa Indonesia, pada 16 Agustus 1945, para pemuda pejuang membawa ( menculik ) Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat. Hanya satu tujuannya, yaitu mendesak mereka untuk segera memproklamirkan berdirinya bangsa Indonesia. Satu diantara nama-mana jelang Proklamasi di Penggangsaan, ada Achmad Soebardjo, yang menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Berkat lobinya, dia berhasil meyakinkan para pemuda untuk membawa kembali Soekarno-Hatta ke Jakarta. Orang yang bernama lengkap Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo lahir di Karawang, Jawa Barat, 23 Maret 1896 dan meninggal 15 Desember 1978. Dia pun adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Gelar kesarjaanaannya, Meester in de Rechten diperoleh di Universitas Leiden Belanda pada tahun 1933.
4.Shodanco Singgih Sebagai anggota Peta, Dia orang yang bertugas untuk membawa Bung Hatta dan Bung Karno ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Rencana dia berjalan lancar karena memperoleh dukungan dan beberapa elemen tentara Peta dari Shodanco Latief Hendraningrat yang juga berperan dalam Proklamasi kemerdekaan. Saat itu, Shodanco Latief Hendraningrat menggantikan Daidanco Kasman Singodimejo yang bertugas ke Bandung. Di Rengasdengklok, akhirnya Bung Karno, setuju memproklamasikan kemerdekaan. Akhirnya jam 23.00 WIB rombongan tiba di Jakarta dan menuju kediaman Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol No1 saat ini, kemudian Naskah proklamasi disusun. Keesokan harinya Soekarno didampingi Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan.
Tokoh ini hilang entah kemana, setelah pulang
dari China, saat pergolakan politik di tahan air sedang panas dengan isu PKI.
Wikana, satu diantara pemuda yang mendesak Soekarno untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.
Wikana pada peristiwa pencetusan Proklamasi 1945, menghubungkan dengan Laksamana Maeda di Menteng untuk mengatur semua keperluan pembacaan Proklamasi di rumah Bung Karno di Pegangsaan 56. Dia dalam berbagai sumber disebutkan yang membujuk kalangan militer Jepang untuk tidak
mengganggu jalannya upacara pembacaan teks
proklamasi.
Pada zamannya, Wikana menjadi tokoh pemuda yang mendapat pengakuan dan dipercaya oleh Perdana Menteri Sjahrir untuk duduk sebagai menteri negara urusan pemuda dalam kabinet Sjahrir kedua dan ketiga.
Jalannya mulai meredup setelah peristiwa Madiun 1948. Posisinya sebagai Gubernur Militer wilayah Surakarta digantikan oleh Gatot Subroto.
Beberapa pekan sebelum peristiwa G30S 1965 terjadi, Wikana berserta beberapa elemen PKI lainnya pergi ke Peking untuk menghadiri perayaan hari Nasional Cina 1 Oktober 1965. Tapi, hanya dia sendiri memilih pulang ke tanah air dan sampai hari ini menghilang.
2.Frans Mendur
Dialah fotografer yang mengabadikan proklamasi kemerdekaan republik ini. Saat digeledah tentara Jepang, dia menyembunyikan negatif filmnya di bawah pohon dekat halaman Kantor harian Asia Raja.
Berkat perjuangan
Mendur sampai saat ini dokumentasi bersejarah tersebut bisa kita saksikan.
Frans Soemarto Mendur lahir lahir tahun 1913 dan meninggal tahun 1971. Bersama saudara kandungnya, Alex Mendur, mereka turut mengabadikan persitiwa bersejarah ini.
Lalu dia pun bersama Alex Mendur, Justus Umbas, Frans “Nyong” Umbas, Alex Mamusung dan Oscar Ganda, mendirikan Indonesia Press Photo Service pada 2 Oktober 1946.
3.Achmad Soebardjo
Karena tidak sabar untuk memerdekakan Bangsa Indonesia, pada 16 Agustus 1945, para pemuda pejuang membawa ( menculik ) Soekarno dan
Mohammad Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat.
Hanya satu tujuannya, yaitu mendesak mereka untuk segera memproklamirkan berdirinya bangsa Indonesia. Satu diantara nama-mana jelang Proklamasi di Penggangsaan, ada Achmad Soebardjo, yang menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta.
Berkat lobinya, dia berhasil meyakinkan para
pemuda untuk membawa kembali Soekarno-Hatta ke Jakarta.
Orang yang bernama lengkap Raden Achmad
Soebardjo Djojoadisoerjo lahir di Karawang, Jawa Barat, 23 Maret 1896 dan meninggal 15 Desember 1978.
Dia pun adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Gelar kesarjaanaannya, Meester in de Rechten diperoleh di Universitas Leiden Belanda pada tahun 1933.
4.Shodanco Singgih
Sebagai anggota Peta, Dia orang yang bertugas untuk membawa Bung Hatta dan Bung Karno ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Rencana dia berjalan lancar karena memperoleh dukungan dan beberapa
elemen tentara Peta dari Shodanco Latief Hendraningrat yang juga berperan dalam Proklamasi kemerdekaan.
Saat itu, Shodanco Latief Hendraningrat menggantikan Daidanco Kasman Singodimejo
yang bertugas ke Bandung.
Di Rengasdengklok, akhirnya Bung Karno, setuju memproklamasikan kemerdekaan.
Akhirnya jam 23.00 WIB rombongan tiba di Jakarta dan menuju kediaman Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol No1 saat ini, kemudian Naskah proklamasi disusun.
Keesokan harinya Soekarno didampingi Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan.