Mind map tentang syahadat tauhid (yang mudah tolong ya...)
TheJager
Makna Syahadat Tauhid Ada dua terminologi penting dalam syahadat tauhid : – Aku bersaksi – Tiada Tuhan selain Allah Mari kita lihat satu per satu kedua terminologi syahadat tauhid tersebut.
1. Pengertian Syahadat Tauhid “Aku Bersaksi” Kata “bersaksi” menunjukkan kemantapan dalam keyakinan. Tingkat keyakinan seseorang akan semakin kuat ketika dia telah menyaksikan sesuatu. Jika ayah anda mengabarkan bahwa beliau telah mendapatkan ikan yang besar, tentu anda yakin dengan kabar itu bukan? Inilah yang disebut dengan khabaru yaqin, keyakinan yang timbul dari sebuah kabar. Mengapa anda yakin dengan kabar tersebut? Karena sang pemberi kabar adalah ayah anda sendiri, orang yang terpercaya.
Setelah ayah anda pulang dari laut dengan membopong ikan yang besar itu, maka anda pun melihat bahwa ayah benar-benar mendapatkan ikan yang besar. Dengan anda menyaksikan ikan yang ayah bawa, maka anda bertambah yakin. Inilah yang disebut dengan aeul yaqin, keyakinan yang timbul dengan menyaksikan. Kualitas keyakinan di level ini (dengan bersaksi) tentu jauh lebih tinggi dari keyakianan yang anda peroleh ketika anda hanya mendapatkan kabarnya saja.
Nah, maksud “aku bersaksi” dalam syahadat tauhid di atas, adalah sebuah pengakuan keyakinan berkualitas tinggi akan keesaan Allah. Lantas, bagaimana kita bisa bersaksi padahal kita tidak pernah melihat-Nya?
Untuk dapat bersaksi tidak mesti melihatnya langsung. ”Jika ada bekas tapak kaki manusia di jalan, itu artinya ada orang yang melewatinya biarpun aku tidak melihatnya. Jika ada kotoran unta, tentu keluar dari perut unta biarpun aku tidak melihatnya” demikian salah satu tamsil Badui yang dikutip oleh Buya Yahya, pengasuh pondok pesantren Al Bahjah Cirebon. Keberadaan Allah dapat kita saksikan melalui aneka rupa maha karya-Nya yang bertebaran di muka bumi ini.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal” (QS Ali Imran 190).
Karena itu, mari tingkatkan keyakinan kita terhadap adanya Allah dan segala sifatnya (asmaul husna) dengan melihat (bersaksi) terhadap seluruh ciptaan-Nya. Inilah modal dasar untuk menegakkan kalimat “La ilaha illallah”, tiada Tuhan selain Allah seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.
2. Pengertian Syahadat Tauhid “Tiada Tuhan selain Allah” Tuhan selain bermakna sesembahan, juga bermakna sesuatu yang ditakuti, yang diharapkan atau yang dipentingkan. Karena itu, Tuhan banyak sekali jumlahnya. Tuhan-tuhan selain Allah dapat berupa orang, harta, jabatan, bahkan hawa nafsunya sebagaimana firman Allah:
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah …” (QS At Taubah : 31).
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (QS Al Furqan:43).
Dengan demikian, “Tiada Tuhan selain Allah” selain bermakna “Tiada yang patut disembah selain Allah”, juga dapat berarti: – Tiada yang patut ditakuti selain Allah – Tiada yang patut diharapkan selain Allah – Tiada yang patut dipentingkan selain Allah Lalu bagaimana jika kita takut kepada ular, bolehkah? Tentu boleh, itu manusiawi. Adapun maksud tiada yang patut ditakuti selain Allah, ketakutan terhadap selain Allah tidak boleh melebihi takutnya kepada Allah. Kita juga boleh menganggap bahwa membaca koran itu penting, tapi harus disertai keyakinan bahwa membaca koran tidak lebih penting dari Allah SWT. Itulah makna syahadat tauhid, la ilaha illallah.
Aplikasi Syahadat Tauhid Maling yang tengok kanan-kiri memastikan tidak ada orang lain sebelum mencuri sesuatu, berarti dia lebih takut/malu kepada manusia ketimbang takut kepada Allah yang Maha Melihat. Dalam kasus ini, nilai syahadat sang maling tersebut adalah 0 (nol), karena seharusnya tiada yang lebih ditakuti selain Allah, tapi ternyata dia lebih takut kepada manusia.
Ada dua terminologi penting dalam syahadat tauhid :
– Aku bersaksi
– Tiada Tuhan selain Allah
Mari kita lihat satu per satu kedua terminologi syahadat tauhid tersebut.
1. Pengertian Syahadat Tauhid “Aku Bersaksi”
Kata “bersaksi” menunjukkan kemantapan dalam keyakinan. Tingkat keyakinan seseorang akan semakin kuat ketika dia telah menyaksikan sesuatu. Jika ayah anda mengabarkan bahwa beliau telah mendapatkan ikan yang besar, tentu anda yakin dengan kabar itu bukan? Inilah yang disebut dengan khabaru yaqin, keyakinan yang timbul dari sebuah kabar. Mengapa anda yakin dengan kabar tersebut? Karena sang pemberi kabar adalah ayah anda sendiri, orang yang terpercaya.
Setelah ayah anda pulang dari laut dengan membopong ikan yang besar itu, maka anda pun melihat bahwa ayah benar-benar mendapatkan ikan yang besar. Dengan anda menyaksikan ikan yang ayah bawa, maka anda bertambah yakin. Inilah yang disebut dengan aeul yaqin, keyakinan yang timbul dengan menyaksikan. Kualitas keyakinan di level ini (dengan bersaksi) tentu jauh lebih tinggi dari keyakianan yang anda peroleh ketika anda hanya mendapatkan kabarnya saja.
Nah, maksud “aku bersaksi” dalam syahadat tauhid di atas, adalah sebuah pengakuan keyakinan berkualitas tinggi akan keesaan Allah. Lantas, bagaimana kita bisa bersaksi padahal kita tidak pernah melihat-Nya?
Untuk dapat bersaksi tidak mesti melihatnya langsung. ”Jika ada bekas tapak kaki manusia di jalan, itu artinya ada orang yang melewatinya biarpun aku tidak melihatnya. Jika ada kotoran unta, tentu keluar dari perut unta biarpun aku tidak melihatnya” demikian salah satu tamsil Badui yang dikutip oleh Buya Yahya, pengasuh pondok pesantren Al Bahjah Cirebon. Keberadaan Allah dapat kita saksikan melalui aneka rupa maha karya-Nya yang bertebaran di muka bumi ini.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal” (QS Ali Imran 190).
Karena itu, mari tingkatkan keyakinan kita terhadap adanya Allah dan segala sifatnya (asmaul husna) dengan melihat (bersaksi) terhadap seluruh ciptaan-Nya. Inilah modal dasar untuk menegakkan kalimat “La ilaha illallah”, tiada Tuhan selain Allah seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.
2. Pengertian Syahadat Tauhid “Tiada Tuhan selain Allah”
Tuhan selain bermakna sesembahan, juga bermakna sesuatu yang ditakuti, yang diharapkan atau yang dipentingkan. Karena itu, Tuhan banyak sekali jumlahnya. Tuhan-tuhan selain Allah dapat berupa orang, harta, jabatan, bahkan hawa nafsunya sebagaimana firman Allah:
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah …” (QS At Taubah : 31).
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (QS Al Furqan:43).
Dengan demikian, “Tiada Tuhan selain Allah” selain bermakna “Tiada yang patut disembah selain Allah”, juga dapat berarti:
– Tiada yang patut ditakuti selain Allah
– Tiada yang patut diharapkan selain Allah
– Tiada yang patut dipentingkan selain Allah
Lalu bagaimana jika kita takut kepada ular, bolehkah? Tentu boleh, itu manusiawi. Adapun maksud tiada yang patut ditakuti selain Allah, ketakutan terhadap selain Allah tidak boleh melebihi takutnya kepada Allah. Kita juga boleh menganggap bahwa membaca koran itu penting, tapi harus disertai keyakinan bahwa membaca koran tidak lebih penting dari Allah SWT. Itulah makna syahadat tauhid, la ilaha illallah.
Aplikasi Syahadat Tauhid
Maling yang tengok kanan-kiri memastikan tidak ada orang lain sebelum mencuri sesuatu, berarti dia lebih takut/malu kepada manusia ketimbang takut kepada Allah yang Maha Melihat. Dalam kasus ini, nilai syahadat sang maling tersebut adalah 0 (nol), karena seharusnya tiada yang lebih ditakuti selain Allah, tapi ternyata dia lebih takut kepada manusia.