Agama Buddha pertama kali masuk ke Nusantara sekitar pada abad ke 2 Masehi. Hal tersebut dibuktikan dengan penemuan patung Buddha dari perunggu di daerah Jember dan Sulawesi Selatan. Pengenalan agama Buddha di Nusantara berasal dari laporan seorang pengelana Cina bernama Fa Hsien pada awal abad ke 5 Masehi. [4] Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarumanagara.[5] Kemudian dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra.[6] Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibu kotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana. Pengaruh Hindu Budha di Indonesia tampak dalam karya sastra yang dikenal di Indonesia seperti Kitab Ramayana dan Mahabarata yang telah memperkaya khasanah epos dalam pewayangan Indonesia. Adanya kedua kitab itu juga memacu beberapa pujangga Nusantara untuk menghasilkan karyanya sendiri, seperti Empu Dharmaja dari kerajaan Kediri yang menyusun Kitab Smaradhahana, Empu Sedah dan Empu Panuluh dari kerajaan Kediri yang menelurkan karya Kitab Bharatayuda, Empu Tanakung yang membuat Kirab Lubdaka, Empu Kanwa yang memiliki karya Kitab Arjunawiwaha, Empu Triguna dengan Kitab Kresnayana-nya, Empu Panuluh yang menulis Kitab Gatotkacasraya, Empu Tantular yang membuat Kitab Kitab Sotasoma, dan Empu Prapanca yang masyhur dengan magnum opusnya yang berjudul Kitab Negarakertagama.
Pada masa pemerintahan Rakai panangkaran agama Buddha mulai berkembang. Dalam prasasti Kalasan dikatakan bahwa Rakai panangkaran mendirikan Candi Kalasan untuk menghormati Dewi Tara dan membangun biara untuk para biksu dan biksuni Buddha. Sepeninggal Rakai Panangkaran, Mataram kuno diperintah oleh samaratungga anak dari Rakai Panangkaran. Pada masa pemerintahan samaratungga agama Buddha mengalami perkembangan yang amat pesat. Pada tahun 824 M Samaratungga berhasil membangun Candi Borobudur untuk para penganut agama Buddha. Sepeninggal Samaratungga, ia digantikan oleh Rakai Pikatan, pada masa pemerintahannya kerajaan Mataram kuno menjadi aman dan makmur. Umat Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan rukun dan damai.
Jawaban:
Agama Buddha pertama kali masuk ke Nusantara sekitar pada abad ke 2 Masehi. Hal tersebut dibuktikan dengan penemuan patung Buddha dari perunggu di daerah Jember dan Sulawesi Selatan. Pengenalan agama Buddha di Nusantara berasal dari laporan seorang pengelana Cina bernama Fa Hsien pada awal abad ke 5 Masehi. [4] Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarumanagara.[5] Kemudian dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra.[6] Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibu kotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana. Pengaruh Hindu Budha di Indonesia tampak dalam karya sastra yang dikenal di Indonesia seperti Kitab Ramayana dan Mahabarata yang telah memperkaya khasanah epos dalam pewayangan Indonesia. Adanya kedua kitab itu juga memacu beberapa pujangga Nusantara untuk menghasilkan karyanya sendiri, seperti Empu Dharmaja dari kerajaan Kediri yang menyusun Kitab Smaradhahana, Empu Sedah dan Empu Panuluh dari kerajaan Kediri yang menelurkan karya Kitab Bharatayuda, Empu Tanakung yang membuat Kirab Lubdaka, Empu Kanwa yang memiliki karya Kitab Arjunawiwaha, Empu Triguna dengan Kitab Kresnayana-nya, Empu Panuluh yang menulis Kitab Gatotkacasraya, Empu Tantular yang membuat Kitab Kitab Sotasoma, dan Empu Prapanca yang masyhur dengan magnum opusnya yang berjudul Kitab Negarakertagama.
Jawaban : Kerajaan Sriwijaya Dan Majapahit
Semoga Membantu
Maaf Klo Salah
Jawaban:
Pada masa pemerintahan Rakai panangkaran agama Buddha mulai berkembang. Dalam prasasti Kalasan dikatakan bahwa Rakai panangkaran mendirikan Candi Kalasan untuk menghormati Dewi Tara dan membangun biara untuk para biksu dan biksuni Buddha. Sepeninggal Rakai Panangkaran, Mataram kuno diperintah oleh samaratungga anak dari Rakai Panangkaran. Pada masa pemerintahan samaratungga agama Buddha mengalami perkembangan yang amat pesat. Pada tahun 824 M Samaratungga berhasil membangun Candi Borobudur untuk para penganut agama Buddha. Sepeninggal Samaratungga, ia digantikan oleh Rakai Pikatan, pada masa pemerintahannya kerajaan Mataram kuno menjadi aman dan makmur. Umat Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan rukun dan damai.