Contoh; “daun pepaya itu melambai-lambai seolah mengajak ku bermain bersama.”
Metafor
Contoh: “Pria yang sukses itu dulunya dianggap sampah masyarakat, Asosiasi
Contoh: Wajah ayah dan anak itu bagaikan pinang dibelah dua.
Hiperbola
Contoh: “Pria itu memiliki semangat yang keras seperti baja, tentu ia akan menjadi orang sukses.”
Eufemisme
Contoh: kata kencing diganti dengan buang air kecil.
Metonimia
Contoh: “Bila haus, minumlah Aqua“, aqua berarti air dan merupakan merek air mineral.
Simile
Contoh: “Anak kecil itu menangis bagaikan anak ayam kehilangan induknya.”
Alegori
Contoh: “Mencari wanita yang sempurna seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.”
Sinekdok, majas ini terbagi dua, yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte.
> Sinekdokparsprototo
Contoh: “batang hidungnya tidak muncul juga hingga hari ini.” Dalam hal ini kata ‘batang hidung’ merujuk pada individu secara keseluruhan.
> Sinekdoktotemproparte
Contoh: “Indonesia mewakili asia tenggara dalam turnamen sepak bola internasional.” Dalam hal ini kata ‘Indonesia’ merujuk pada tim sepak bolanya saja.
Simbolik
Contoh: “Gadis itu selalu mencari kambing hitam untuk setiap masalahnya.”
B.MajasPertentangan
Litotes,
Contoh: “Silahkan mampir ke gubuk kami yang sederhana ini.” Rumah disebut sebagai gubuk.
Paradoks
Contoh: “Di tengah keramaian itu aku merasa kesepian.”
Antitesis
Contoh: “Semua orang sama di mata hukum, tak perduli tua-muda atau kaya-miskin.”
Kontradiksiinterminus
Contoh: “Semua murid boleh bermain, kecuali murid yang tidak mengerjakan tugas.”
C.MajasSindiran
Ironi
Contoh: “Wah ruang belajar mu sangat rapih, sampai-sampai sulit untuk duduk di sini.”
Sinisme
Contoh: “Badan mu bau sekali, tapi kalau disuruh mandi tidak mau.”
Sarkasme
Contoh: “Dasar tidak becus! Kalau tidak bisa kerja, kau hanya akan jadi sampah masyarakat!”
D.MajasPenegasan
Pleonasme
Contoh: “Ayo cepat naik ke atas, sebelum makanan mu menjadi dingin.”
Repetisi
Contoh: “Pria itu pencopetnya, dia pelakunya, dia yang mengambil dompet saya'”
Retorik
Contoh: “Kalau kamu Sholat Jumat setiap hari apa mas?”
Klimaks
Contoh: “Pada saat itu semua orang, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia, pergi mengungsi akibat gempa.”
Antiklimaks
Contoh: “Setiap haris senin, mulai dari kepala sekolah, guru, staf, dan para murid di SMP Sipoholon, rutin melaksanakan upacara bendera.”
Jawaban:
A. Majas perbandingan
-majas alegori
-majas alusia
-majas simile
-majas metafor
-majas sineskesia
-majas metonomia
-majas titoles
-majas hiperbola
-majas personifikasi
-majas depersonifikasi
-majas sinekdoke para pro toto
- majas sinekdoke totem pro parte
-majas eufemisme
-majas simbolik
B. Majas penegasan
-apovasi
-pleonasme
-repetisi
-paralelisme
Penjelasan:
Untuk contoh masing " majas bisa d cari sndiri
A. Majas Perbandingan
Personifikas
Contoh; “daun pepaya itu melambai-lambai seolah mengajak ku bermain bersama.”
Metafor
Contoh: “Pria yang sukses itu dulunya dianggap sampah masyarakat, Asosiasi
Contoh: Wajah ayah dan anak itu bagaikan pinang dibelah dua.
Hiperbola
Contoh: “Pria itu memiliki semangat yang keras seperti baja, tentu ia akan menjadi orang sukses.”
Eufemisme
Contoh: kata kencing diganti dengan buang air kecil.
Metonimia
Contoh: “Bila haus, minumlah Aqua“, aqua berarti air dan merupakan merek air mineral.
Simile
Contoh: “Anak kecil itu menangis bagaikan anak ayam kehilangan induknya.”
Alegori
Contoh: “Mencari wanita yang sempurna seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.”
Sinekdok, majas ini terbagi dua, yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte.
> Sinekdok pars pro toto
Contoh: “batang hidungnya tidak muncul juga hingga hari ini.” Dalam hal ini kata ‘batang hidung’ merujuk pada individu secara keseluruhan.
> Sinekdok totem proparte
Contoh: “Indonesia mewakili asia tenggara dalam turnamen sepak bola internasional.” Dalam hal ini kata ‘Indonesia’ merujuk pada tim sepak bolanya saja.
Simbolik
Contoh: “Gadis itu selalu mencari kambing hitam untuk setiap masalahnya.”
B. Majas Pertentangan
Litotes,
Contoh: “Silahkan mampir ke gubuk kami yang sederhana ini.” Rumah disebut sebagai gubuk.
Paradoks
Contoh: “Di tengah keramaian itu aku merasa kesepian.”
Antitesis
Contoh: “Semua orang sama di mata hukum, tak perduli tua-muda atau kaya-miskin.”
Kontradiksi interminus
Contoh: “Semua murid boleh bermain, kecuali murid yang tidak mengerjakan tugas.”
C. Majas Sindiran
Ironi
Contoh: “Wah ruang belajar mu sangat rapih, sampai-sampai sulit untuk duduk di sini.”
Sinisme
Contoh: “Badan mu bau sekali, tapi kalau disuruh mandi tidak mau.”
Sarkasme
Contoh: “Dasar tidak becus! Kalau tidak bisa kerja, kau hanya akan jadi sampah masyarakat!”
D. Majas Penegasan
Pleonasme
Contoh: “Ayo cepat naik ke atas, sebelum makanan mu menjadi dingin.”
Repetisi
Contoh: “Pria itu pencopetnya, dia pelakunya, dia yang mengambil dompet saya'”
Retorik
Contoh: “Kalau kamu Sholat Jumat setiap hari apa mas?”
Klimaks
Contoh: “Pada saat itu semua orang, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia, pergi mengungsi akibat gempa.”
Antiklimaks
Contoh: “Setiap haris senin, mulai dari kepala sekolah, guru, staf, dan para murid di SMP Sipoholon, rutin melaksanakan upacara bendera.”
Pararelisme,
Contoh: “Kasih pasti murah hati, kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan…”
Tautologi
Contoh: “Sejarah masa lalu pria itu sangat kelam.”