Preferensi Konsumen dalam Mengkonsumsi Beras untuk Memaksimalkan Kepuasan Pertanian organik sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yaitu ekonomi hijau (Green Economy) dimana semua produk pertanian yang dihasilkan tidak menggunakan pupuk kimia. Pembeli lebih menyukai hasil produk pertanian organik ketimbang membeli produk pertanian non-organik. Salah satu produk pertanian organik adalah padi/ beras. Produksi beras pada 2022 ada 32,07 juta ton. Beras organik adalah beras yang dihasilkan melalui proses budi daya organik tanpa menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Sebaliknya, beras non organik dibudidayakan dengan menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Beras organik memiliki kandungan nutrisi,mineral yang tinggi, kandungan glukosa tinggi. Karbohidrat dan proteinnya pun mudah terurai, sehingga aman dan sangat direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh para penderita diabetes (Portal Informasi Indonesia, 2023). Permintaan untuk konsumsi akan beras organik Indonesia meningkat seiring dengan kesadaram masyarakat akan pentingnya kesehatan, kesadaran akan besarnya biaya pengobat sangat mahal ketika sakit. Kendala anggaran kesehatan keluarga menjadi pertimbangan memelihara kesehatan melalui konsumsi beras organik. Ketika sakit orang banyak mengeluarkan biaya pengebotan ketimbang dengan biaya rutin memelihara kesehatan. Berdasarkan laporan International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes Indonesia tahun 2022 ada sebanyak 41.813 orang. Jumlah penduduk Indonesia yang menderita diabetes diduga menjadi peluang pasar penjualan beras organik Indonesia. Permintaan pasar akan beras organik Indonesia tinggi. Beras organik sudah diekspor ke luar negeri. Tercatat ekspor beras organik tahun 2022 ke Prancis sebesar 51,5 ton, diikuti Amerika Serikat sebesar 50 ton (32%) dan Malaysia sebesar 45,3 ton (29%). Beberapa negara tujuan ekspor lainnya adalah Italia, Singapura, Jerman, Hongkong, Belgia, dan Australia. Beras organik disukai konsumen lokal maupun konsumen luar negeri daripada beras non organik (Databoks, 2023). Harga beras organik di Indonesia tahun 2022 ditingkat pedagang Rp. 17.000 per kg; sedangkan harga beras non-organik per kg adalah Rp. 11.000 per kg (Kementrian Perdagangan Indonesia, 2022). Harga beras organik lebih mahal daripada harga beras non-organik. Konsumen beras organik adalah Kebanyakan konsumen yang mampu membeli beras organik adalah konsumen dengan tingkat penghasilan menengah ke atas, konsumen yang sadar akan pentingnya pola hidup sehat, konsumen penderita diabetes. Konsumen memiliki kendala anggaran. Konsumen akan memilih beras yang sesuai dengan pendapatan mereka. Konsumen harus memilih apakah mengkonsumsi padi organik atau padi non organik tergantung pada penghasilan konsumen. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2022 ada 275,77 juta jiwa dengan persentase penduduk miskin pada September 2022 sebesar 9,57 persen (BPS, 2023). Artinya diduga ada 90,43 persen penduduk Indonesia berpenghasilan menengah ke atas. Jumlah penduduk kaya di Indonesia diduga menjadi pasar yang potensial untuk pasar beras organik. Pertanyaan Berdasarkan fenomena yang terjadi, Anda diminta menjelaskan beras manakah yang akan dipilih untuk dikonsumsi di Indonesia sesuai dengan teori preferensi konsumen untuk memaksimalkan kepuasan? 25 2. Bentuk Pasar Persaingan Sempurna di Era Industri 4.0 Indonesia memasuki era Industri 4.0 yang ditandai dengan adanya pergeseran metode penjualan produk yang semula menggunakan cara penjualan tradisional (offline) berubah menjadi metode penjualan secara on line melalui Market Place atau E-Commerce. Metode penjualan produk barang mulai berkembang ketika adanya kebijakan pandemi covid-19 pada awal tahun 2019 sampaiREADY THE HARI INI :MANAJEMEN EKMA 4116 TEORI EKONOMI MIKRO KOMUNIKASI BISNIS HUKUM ADMINISTRASI NEGARA EKONOMI MANAJERIALJika Berminat Bisa Hubungi No Ini Ya.+62 838-6314-9449 Terima kasih​
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.