Tikus dan Ayam Di sebuah hutan, tinggal dua binatang yang bersahabat. Mereka adalah Tikus dan Ayam. Namun, sifat mereka sangat berbeda. Tikus sangat rajin bekerja, dan Ayam sangat pemalas Suatu hari, Tikus dan Ayam berjanji akan menanam jagung di ladang. Tikus pun menghampiri Ayam di rumahnya. "Ayam, ayo kita tanam jagung kita, ajak Tikus. Ayam tampak malas. la pun menjawab, "Kamu pergi duluan saja, nanti aku menyusulmu. Masih banyak pekerjaanku di rumah Tikus pun pergi ke ladang seorang diri. Sesampainya di lauang, Tikus langsung menanam jagung. Mulai dari mem- buat lubang, memasukkan biji jagung ke dalam lubang, sampai menutup kembali lubangnya, ia lakukan seorang diri. Tapi Tikus tak merasa lelah, karena la sangat suka bekerja. Sementara itu, Ayam baru datang ketika pekerjaan Tikus sudah selesai. Namun Tikus tidak kesal kepada Ayam. la memaklumi jika Ayam sibuk. Beberapa hari kemudian, tanaman jagung milik Tikus dan Ayam sudah tumbuh Sudah saatnya menyiram dan memberi pupuk, agar tanaman jagung mereka tumbuh dengan subur. Namun seperti biasa, ketika Tikus mengajak Ayam untuk bekerja di ladang, ada saja alasan yang diberikan Ayam. la mengatakan bahwa dirinya sedang sibuk dan akan menyusul nanti. Padahal, ia hanya bermalas-malasan di rumah. Tikus pun tak menaruh curiga pada sahabatnya itu. Akhirnya, Tikus kembali mengerjakan ladangnya seorang diri. Meski keringat bercucuran, tapi Tikus tidak peduli Semua pekerjaan dilakukannya dengan hati yang senang. Begitu seterusnya. Tikus mengurus ladang jagungnya sendirian. Setiap mengajak Ayam ke ladang, selalu ada alasan Ayam untuk menolak. Sekarang sudah memasuki masa panen. Tikus hendak mengajak Ayam untuk memanen jagung mereka: "Kamu duluan saja, Tikus. Nanti aku menyusul. Aku sedang sibuk. Lagi pula, persediaan makananku masih cukup," tolak Ayam "Baiklah, Tapi, kau segera ke ladang, ya. Sekarang sudah sering turun hujan. Jika tak dipanen, bisa-bisa jagung kita busuk," ucap Tikus. Tikus pun pergi ke ladang, dan mulai memanen jagung. Hingga sore hari, Ayam tak juga datang. Tapi Tikus merasa senang, karena panen kali ini sangat melimpah. la pun membagi dua hasil panennya. Setengah untuknya, dan setengah lagi untuk Ayam. Tikus langsung memasukkan jagung miliknya ke lumbung. Sementara jagung milik Ayam ia tinggalkan di ladang, la meminta Ayam untuk mengambil miliknya di ladang. Namun, Ayam sungguh malas. Bahkan untuk mengambil jagung yang sudah dipanen saja, dia malas. Beberapa hari kemudian, persediaan makanan Ayam habis la kemudian teringat dengan jagung hasil panennya yang masih di ladang. Ayam pun segera mengambilnya ke ladang. Tapi, apa yang terjadi? Sebagian jagung milik Ayam sudah busuk. Beberapa malah terbawa arus air karena memang sudah beberapa hari hujan turun dengan lebat. Ayam pun hanya bisa menyesali kemalasannya. Pertanyaan 》Berdiskusi tentang Nilai-Nilai Pancasila dalam Cerita "Tikus dan Hewan"​
Answer
Sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan manusia, Indonesia sebenarnya memiliki peluang sangat besar dalam mengekspor produk. Salah satunya adalah produk handicraft. Peluang inilah yang dibidik oleh Irma P. Engelen.  Berbekal kegemarannya membuat kerajinan tangan, ia berhasil memasarkan produk handicraft ke mancanegara. Karyanya saat ini sudah banyak diekspor ke negara Thailand. Singapura, Korea, Jepang, Jerman, Australia, Belanda, dan Amerika Serikat.  Sampai saat ini Irma telah membuat lebih dari 150 item handicraft. Ada dua jenis bahan yang ia gunakan untuk memproduksi kerajinan tangannya, yakni bahan alami dan barang bekas. Bahan alami yang digunakannya adalah buah mahoni kering, rotan, dan bambu, sedangkan barang bekas yang digunakan adalah ban bekas dan kertas koran atau majalah, Dari bahan-bahan itu, ia membuat produk kerajinan berupa kap lampu, pigura, keranjang, wadah buah, patung, dan sebagainya.  Untuk pasar ekspor, setiap item produk Irma membuat antara 50-100 unit. Setiap kali mengekspor ia bisa mengapalkan 1.000 -2.000 per unit.  Irma mula menekuni bisnis kerajinan tangan sejak 2008, setahun setelah ia pensiun dari sebuah bank asing. Produk awalnya berupa taplak meja. Waktu itu tingkat penjualannya terbatas karena hanya dipasarkan di dalam negeri. la ingin sekali bisa mengekspor karyanya, la yakin dengan mengekspor handicraft nilai tambah yang la dapatkan sangat tinggi. Menurut dia, dengan target pasar ekspor ia bisa cepat berkembang.  Pintu ekspor sedikit terbuka ketika ia mendatangi pameran usaha kecil menengah di Jakarta Convention Center, Jakarta. Di dalam pameran itu ada booth Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementerian Perdagangan RI, Institusi itu memberi pelatihan berbagai hal yang berkaitan dengan ekspor kepada pengusaha yang ingin mengekspor produknya. la pun mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan. Pada 2010 ia mulai memproduksi handicraft dengan orientasi pasar luar negeri. Di tahun yang sama ia mendapatkan pinjaman lunak PKBL dari Pertamina. Dari sana ia mulai mendapat kesempatan untuk ikut pameran Indcraft. Setelah itu pameran demi pameran di luar negeri ia ikuti, di antaranya di Korea (September 2010) dan di Prancis Januari 2011). Dari pameran-pameran inilah karyanya mulai dikenal di luar negeri dan permintaan mulai berdatangan.Pertanyaan:1.Apa jenis usaha yang dilakukan Ibu Irma P. Engelen?2. Apa bahan yang digunakan Ibu Irma P. Engelen untuk menjalankan usahanya?3. Apa manfaat usaha tersebut bagi masyarakat dan lingkungan?4. Apa yang dapat kamu pelajari dari cara Ibu Irma P. Engelen berwirausaha?5. Apa yang dilakukan Ibu Irma P. Engelen agar bisa mengenalkan produk usahanya ke negara lain?​
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.