Kita sering kali melakukan olahraga Bahkan, orang-orang di sekitar kita juga sering menyarankan kita untuk melakukan aktivitas tersebut. Rupanya, ada keterkaitan antara berolahraga dengan kesehatan fisik dan mental, misalnya terkait dengan perkembangan tubuh dan interaksi sosial. Perlu diketahui bahwa olahraga bermanfaat dalam mencegah risiko berbagai penyakit. Saat tubuh jarang melakukan olahraga, lemak akan menumpuk di dalam tubuh sehingga dapat berujung pada terjadinya obesitas Namun, dengan berolahraga secara teratur, tumpukan lemak yang ada di dalam tubuh bisa terbakar. Selain itu, saat berolahraga, terjadi kontraksi otot-otot tubuh yang menyebabkan cairan getah bening dapat mengalir dengan lancar. Cairan getah bening merupakan cairan yang mengandung sel-sel darah putih yang berkaitan dengan sistem pertahanan tubuh. Berbeda dengan pembuluh darah, cairan getah bening ini tidak mengalir karena kontraksi jantung, tetapi karena kontraksi otot-otot yang melekat pada rangka tubuh kita. Selain manfaat tersebut, olahraga juga dapat meningkatkan perkembangan tubuh. Aktivitas yang dilakukan selama olahraga akan membantu tubuh untuk lebih cepat berkembang. Ketika berolahraga, terjadi kontraksi otot-otot yang menyebabkan otot lebih terlatih dan akan berkembang dengan baik. Selain itu, aktivitas olahraga yang diiringi gizi seimbang juga dapat membuat metabolisme tubuh menjadi lebih lancar karena hormon pertumbuhan bekerja lebih maksimal. Mengapa orang setelah berolah raga walaupun banyak minum, tapi mengeluarkan urin hanya sedikit?​
Answer
Kisah Penjaga Kebun Buah-buahan Dikisahkan ada seorang penjaga kebun buah-buahan bernama Mubarok. Dia adalah orang jujur dan amanah. Sudah bertahun-tahun ia bekerja di kebun tersebut. Suatu hari majikannya, sang pemiliki kebun, datang mengunjungi kebunnya. Majikannya ternyata sedang mengalami masalah yang rumit berkaitan dengan putrinya. Banyak pria yang mempersunting putrinya yang sudah beranjak dewasa dan tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik. Masalahnya semua laki-laki yang ingin mempersunting putrinya adalah kerabat dan teman dekatnya. Ia harus memilih salah satu dari mereka, tetapi ia khawatir jika menyinggung bagi kerabat yang tidak terpilih. Sambil beristirahat dan menenangkan pikiran, ia ingin mencoba mencicipi hasil buah di kebunnya. Dipanggillah Mubarok, penjaga kebun itu. "Hai Mubarok, kemarilah! Tolong ambilkan saya buah melon yang manis!" perintahnya.Dengan sigan Mubarok segera memetik buah melon yang diinds, kemudian diberikan kepada majikannya. Ketika buah tersebut dimakan sang majikan, ternyata rasanya tidak manis sama sekali Majikan Mubarok berkata, "Wahai Mubarok! Buah ini tidak ada manisnya sama sekali. Berikan saya buah yang manis!" pinta sang majikar lagi Untuk kedua kalinya, buah yang diberikan Mubarok masih belum terasa manis. Sang majikan terheran-heran, sudah sekian lama ia mempekerjakan Mubarok, tetapi mengapa si penjaga kebun ini tidak mampu membedakan antara buah yang masih muda dan yang sudah masak? Ah, mungkin dia lupa, pikir sang majikan. Dimintanya Mubarok untuk memetikkan kembali buah yang manis. Hasilnya sama saja, buah ketiga masih terasa tawar. Rasa penasaran timbul dari sang majikan Dipanggillah Mubarok "Bukankah kau sudah lama bekerja di sini? Mengapa kamu tidak tahu buah mana yang sudah manis?" tanya sang majikan Mubarok menjawab, "Maaf Tuan, saya tidak tahu bagaimana rasa buah- buahan yang tumbuh di kebun ini karena saya tidak pernah mencicipinya!" "Aneh, bukankah amat mudah bagimu untuk memetik buah-buahan di sini, mengapa tidak ada satu pun yang kaumakan?" tanya majikannya. "Pesan orang tua dan guru saya, tidak boleh makan sesuatu yang belum jelas kehalalannya bagiku. Buah-buahan itu bukan milikku, jadi aku tidak berhak untuk memakannya sebelum memperoleh izin dari pemiliknya," jelas Mubarok Sang majikan terkejut dengan penjelasan penjaga kebunnya tersebut. Dia tidak lagi memandang Mubarok sebatas tukang kebun, melainkan sebagai seseorang yang jujur, hatinya jernih, pikirannya bersih, dan tinggi kedudukannya di mata Allah Swt. Ia berpikir mungkin Mubarok bisa mencarikan jalan keluar atas permasalahan rumit yang tengah dihadapinya. Mulailah sang majikan bercerita tentang lamaran kerabat dan teman- teman dekatnya kepada putrinya. Ia mengakhiri ceritanya dengan bertanya kepada Mubarok, "Menurutmu, siapakah yang pantas menjadi pendamping putriku? Mubarok menjawab, "Dulu orang-orang jahiliah mencarikan calon suami untuk putri-putri mereka berdasarkan keturunan. Orang Yahudi menikahkan putrinya berdasarkan harta, sementara orang Nasrani menikahkan putrinya berdasarkan keelokan fisik semata. Namun, Rasulullah mengajarkan sebaik- baiknya umat adalah yang menikahkan karena agama dan kepribadiannya." Sang majikan langsung tersadar akan kekhilafannya. Mubarok benar, mengapa tidak terpikirkan untuk kembali pada al-Qur'an dan Sunnah. Islamlah solusi atas semua problematika umat manusia. la pulang dan memberitakan seluruh kejadian tadi kepada istrinya."Menurutku Mobaroklah yang pantas menjadi pendamping putri kita: usulnya kepada sang istri. Tanpa perdebatan panjang, sang istri langsung menyetujuinya. Pernikahan bahagia dilangsungkan. Dari keduanya lahirlah seorang anak bernama Abdullah bin Mubarok. Ia adalah seorang ulama, ahli hadis, dan mujahid. Ya, pernikahan yang dirahmati Allah Swt. dari dua insan yang taat beribadah, insya Allah, akan diberi keturunan yang mulia.carilah hikmah/ pelajaran yang dapat di petik dr cerita tersebut​
Answer
Kisah Penjaga Kebun Buah-buahan Dikisahkan ada seorang penjaga kebun buah-buahan bernama Mubarok. Dia adalah orang jujur dan amanah. Sudah bertahun-tahun ia bekerja di kebun tersebut. Suatu hari majikannya, sang pemiliki kebun, datang mengunjungi kebunnya. Majikannya ternyata sedang mengalami masalah yang rumit berkaitan dengan putrinya. Banyak pria yang mempersunting putrinya yang sudah beranjak dewasa dan tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik. Masalahnya semua laki-laki yang ingin mempersunting putrinya adalah kerabat dan teman dekatnya. Ia harus memilih salah satu dari mereka, tetapi ia khawatir jika menyinggung bagi kerabat yang tidak terpilih. Sambil beristirahat dan menenangkan pikiran, ia ingin mencoba mencicipi hasil buah di kebunnya. Dipanggillah Mubarok, penjaga kebun itu. "Hai Mubarok, kemarilah! Tolong ambilkan saya buah melon yang manis!" perintahnya.Dengan sigan Mubarok segera memetik buah melon yang diinds, kemudian diberikan kepada majikannya. Ketika buah tersebut dimakan sang majikan, ternyata rasanya tidak manis sama sekali Majikan Mubarok berkata, "Wahai Mubarok! Buah ini tidak ada manisnya sama sekali. Berikan saya buah yang manis!" pinta sang majikar lagi Untuk kedua kalinya, buah yang diberikan Mubarok masih belum terasa manis. Sang majikan terheran-heran, sudah sekian lama ia mempekerjakan Mubarok, tetapi mengapa si penjaga kebun ini tidak mampu membedakan antara buah yang masih muda dan yang sudah masak? Ah, mungkin dia lupa, pikir sang majikan. Dimintanya Mubarok untuk memetikkan kembali buah yang manis. Hasilnya sama saja, buah ketiga masih terasa tawar. Rasa penasaran timbul dari sang majikan Dipanggillah Mubarok "Bukankah kau sudah lama bekerja di sini? Mengapa kamu tidak tahu buah mana yang sudah manis?" tanya sang majikan Mubarok menjawab, "Maaf Tuan, saya tidak tahu bagaimana rasa buah- buahan yang tumbuh di kebun ini karena saya tidak pernah mencicipinya!" "Aneh, bukankah amat mudah bagimu untuk memetik buah-buahan di sini, mengapa tidak ada satu pun yang kaumakan?" tanya majikannya. "Pesan orang tua dan guru saya, tidak boleh makan sesuatu yang belum jelas kehalalannya bagiku. Buah-buahan itu bukan milikku, jadi aku tidak berhak untuk memakannya sebelum memperoleh izin dari pemiliknya," jelas Mubarok Sang majikan terkejut dengan penjelasan penjaga kebunnya tersebut. Dia tidak lagi memandang Mubarok sebatas tukang kebun, melainkan sebagai seseorang yang jujur, hatinya jernih, pikirannya bersih, dan tinggi kedudukannya di mata Allah Swt. Ia berpikir mungkin Mubarok bisa mencarikan jalan keluar atas permasalahan rumit yang tengah dihadapinya. Mulailah sang majikan bercerita tentang lamaran kerabat dan teman- teman dekatnya kepada putrinya. Ia mengakhiri ceritanya dengan bertanya kepada Mubarok, "Menurutmu, siapakah yang pantas menjadi pendamping putriku? Mubarok menjawab, "Dulu orang-orang jahiliah mencarikan calon suami untuk putri-putri mereka berdasarkan keturunan. Orang Yahudi menikahkan putrinya berdasarkan harta, sementara orang Nasrani menikahkan putrinya berdasarkan keelokan fisik semata. Namun, Rasulullah mengajarkan sebaik- baiknya umat adalah yang menikahkan karena agama dan kepribadiannya." Sang majikan langsung tersadar akan kekhilafannya. Mubarok benar, mengapa tidak terpikirkan untuk kembali pada al-Qur'an dan Sunnah. Islamlah solusi atas semua problematika umat manusia. la pulang dan memberitakan seluruh kejadian tadi kepada istrinya."Menurutku Mobaroklah yang pantas menjadi pendamping putri kita: usulnya kepada sang istri. Tanpa perdebatan panjang, sang istri langsung menyetujuinya. Pernikahan bahagia dilangsungkan. Dari keduanya lahirlah seorang anak bernama Abdullah bin Mubarok. Ia adalah seorang ulama, ahli hadis, dan mujahid. Ya, pernikahan yang dirahmati Allah Swt. dari dua insan yang taat beribadah, insya Allah, akan diberi keturunan yang mulia. yg dapat di petik dari cerita tersebut​
Answer
Kisah Penjaga Kebun Buah-buahan Dikisahkan ada seorang penjaga kebun buah-buahan bernama Mubarok. Dia adalah orang jujur dan amanah. Sudah bertahun-tahun ia bekerja di kebun tersebut. Suatu hari majikannya, sang pemiliki kebun, datang mengunjungi kebunnya. Majikannya ternyata sedang mengalami masalah yang rumit berkaitan dengan putrinya. Banyak pria yang mempersunting putrinya yang sudah beranjak dewasa dan tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik. Masalahnya semua laki-laki yang ingin mempersunting putrinya adalah kerabat dan teman dekatnya. Ia harus memilih salah satu dari mereka, tetapi ia khawatir jika menyinggung bagi kerabat yang tidak terpilih. Sambil beristirahat dan menenangkan pikiran, ia ingin mencoba mencicipi hasil buah di kebunnya. Dipanggillah Mubarok, penjaga kebun itu. "Hai Mubarok, kemarilah! Tolong ambilkan saya buah melon yang manis!" perintahnya.Dengan sigan Mubarok segera memetik buah melon yang diinds, kemudian diberikan kepada majikannya. Ketika buah tersebut dimakan sang majikan, ternyata rasanya tidak manis sama sekali Majikan Mubarok berkata, "Wahai Mubarok! Buah ini tidak ada manisnya sama sekali. Berikan saya buah yang manis!" pinta sang majikar lagi Untuk kedua kalinya, buah yang diberikan Mubarok masih belum terasa manis. Sang majikan terheran-heran, sudah sekian lama ia mempekerjakan Mubarok, tetapi mengapa si penjaga kebun ini tidak mampu membedakan antara buah yang masih muda dan yang sudah masak? Ah, mungkin dia lupa, pikir sang majikan. Dimintanya Mubarok untuk memetikkan kembali buah yang manis. Hasilnya sama saja, buah ketiga masih terasa tawar. Rasa penasaran timbul dari sang majikan Dipanggillah Mubarok "Bukankah kau sudah lama bekerja di sini? Mengapa kamu tidak tahu buah mana yang sudah manis?" tanya sang majikan Mubarok menjawab, "Maaf Tuan, saya tidak tahu bagaimana rasa buah- buahan yang tumbuh di kebun ini karena saya tidak pernah mencicipinya!" "Aneh, bukankah amat mudah bagimu untuk memetik buah-buahan di sini, mengapa tidak ada satu pun yang kaumakan?" tanya majikannya. "Pesan orang tua dan guru saya, tidak boleh makan sesuatu yang belum jelas kehalalannya bagiku. Buah-buahan itu bukan milikku, jadi aku tidak berhak untuk memakannya sebelum memperoleh izin dari pemiliknya," jelas Mubarok Sang majikan terkejut dengan penjelasan penjaga kebunnya tersebut. Dia tidak lagi memandang Mubarok sebatas tukang kebun, melainkan sebagai seseorang yang jujur, hatinya jernih, pikirannya bersih, dan tinggi kedudukannya di mata Allah Swt. Ia berpikir mungkin Mubarok bisa mencarikan jalan keluar atas permasalahan rumit yang tengah dihadapinya. Mulailah sang majikan bercerita tentang lamaran kerabat dan teman- teman dekatnya kepada putrinya. Ia mengakhiri ceritanya dengan bertanya kepada Mubarok, "Menurutmu, siapakah yang pantas menjadi pendamping putriku? Mubarok menjawab, "Dulu orang-orang jahiliah mencarikan calon suami untuk putri-putri mereka berdasarkan keturunan. Orang Yahudi menikahkan putrinya berdasarkan harta, sementara orang Nasrani menikahkan putrinya berdasarkan keelokan fisik semata. Namun, Rasulullah mengajarkan sebaik- baiknya umat adalah yang menikahkan karena agama dan kepribadiannya." Sang majikan langsung tersadar akan kekhilafannya. Mubarok benar, mengapa tidak terpikirkan untuk kembali pada al-Qur'an dan Sunnah. Islamlah solusi atas semua problematika umat manusia. la pulang dan memberitakan seluruh kejadian tadi kepada istrinya."Menurutku Mobaroklah yang pantas menjadi pendamping putri kita: usulnya kepada sang istri. Tanpa perdebatan panjang, sang istri langsung menyetujuinya. Pernikahan bahagia dilangsungkan. Dari keduanya lahirlah seorang anak bernama Abdullah bin Mubarok. Ia adalah seorang ulama, ahli hadis, dan mujahid. Ya, pernikahan yang dirahmati Allah Swt. dari dua insan yang taat beribadah, insya Allah, akan diberi keturunan yang mulia. yg dapat di petik dari cerita tersebut​
Answer
Kisah Penjaga Kebun Buah-buahan Dikisahkan ada seorang penjaga kebun buah-buahan bernama Mubarok. Dia adalah orang jujur dan amanah. Sudah bertahun-tahun ia bekerja di kebun tersebut. Suatu hari majikannya, sang pemiliki kebun, datang mengunjungi kebunnya. Majikannya ternyata sedang mengalami masalah yang rumit berkaitan dengan putrinya. Banyak pria yang mempersunting putrinya yang sudah beranjak dewasa dan tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik. Masalahnya semua laki-laki yang ingin mempersunting putrinya adalah kerabat dan teman dekatnya. Ia harus memilih salah satu dari mereka, tetapi ia khawatir jika menyinggung bagi kerabat yang tidak terpilih. Sambil beristirahat dan menenangkan pikiran, ia ingin mencoba mencicipi hasil buah di kebunnya. Dipanggillah Mubarok, penjaga kebun itu. "Hai Mubarok, kemarilah! Tolong ambilkan saya buah melon yang manis!" perintahnya.Dengan sigan Mubarok segera memetik buah melon yang diinds,kemudian diberikan kepada majikannya. Ketika buah tersebut dimakan sang majikan, ternyata rasanya tidak manis sama sekali Majikan Mubarok berkata, "Wahai Mubarok! Buah ini tidak ada manisnya sama sekali. Berikan saya buah yang manis!" pinta sang majikar lagiUntuk kedua kalinya, buah yang diberikan Mubarok masih belum terasa manis. Sang majikan terheran-heran, sudah sekian lama ia mempekerjakan Mubarok, tetapi mengapa si penjaga kebun ini tidak mampu membedakan antara buah yang masih muda dan yang sudah masak? Ah, mungkin dia lupa, pikir sang majikan. Dimintanya Mubarok untuk memetikkan kembali buahyang manis. Hasilnya sama saja, buah ketiga masih terasa tawar. Rasa penasaran timbul dari sang majikan Dipanggillah Mubarok "Bukankah kau sudah lama bekerja di sini? Mengapa kamu tidak tahu buahmana yang sudah manis?" tanya sang majikan Mubarok menjawab, "Maaf Tuan, saya tidak tahu bagaimana rasa buah-buahan yang tumbuh di kebun ini karena saya tidak pernah mencicipinya!" "Aneh, bukankah amat mudah bagimu untuk memetik buah-buahan di sini, mengapa tidak ada satu pun yang kaumakan?" tanya majikannya. "Pesan orang tua dan guru saya, tidak boleh makan sesuatu yang belumjelas kehalalannya bagiku. Buah-buahan itu bukan milikku, jadi aku tidakberhak untuk memakannya sebelum memperoleh izin dari pemiliknya," jelasMubarokSang majikan terkejut dengan penjelasan penjaga kebunnya tersebut. Dia tidak lagi memandang Mubarok sebatas tukang kebun, melainkan sebagai seseorang yang jujur, hatinya jernih, pikirannya bersih, dan tinggi kedudukannya di mata Allah Swt. Ia berpikir mungkin Mubarok bisa mencarikan jalan keluar atas permasalahan rumit yang tengah dihadapinya.Mulailah sang majikan bercerita tentang lamaran kerabat dan teman-teman dekatnya kepada putrinya. Ia mengakhiri ceritanya dengan bertanyakepada Mubarok, "Menurutmu, siapakah yang pantas menjadi pendampingputriku?Mubarok menjawab, "Dulu orang-orang jahiliah mencarikan calon suami untuk putri-putri mereka berdasarkan keturunan. Orang Yahudi menikahkan putrinya berdasarkan harta, sementara orang Nasrani menikahkan putrinya berdasarkan keelokan fisik semata. Namun, Rasulullah mengajarkan sebaik- baiknya umat adalah yang menikahkan karena agama dan kepribadiannya."Sang majikan langsung tersadar akan kekhilafannya. Mubarok benar, mengapa tidak terpikirkan untuk kembali pada al-Qur'an dan Sunnah. Islamlah solusi atas semua problematika umat manusia.la pulang dan memberitakan seluruh kejadian tadi kepada istrinya."Menurutku Mobaroklah yang pantas menjadi pendamping putri kita: usulnya kepada sang istri. Tanpa perdebatan panjang, sang istri langsung menyetujuinya.Pernikahan bahagia dilangsungkan. Dari keduanya lahirlah seorang anak bernama Abdullah bin Mubarok. Ia adalah seorang ulama, ahli hadis, dan mujahid. Ya, pernikahan yang dirahmati Allah Swt. dari dua insan yang taat beribadah, insya Allah, akan diberi keturunan yang mulia.yg dapat di petik dari cerita tersebut​
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.