dulu. Menjadi Lebih Baik 1 Persen Namanya manusia, selalu saja ada rasa iri ketika melihat seseorang sudah maju terlebih "Kenapa dia bisa lebih hebat dari aku, padahal proses belajarnya sama saja?" tanyaku dalam hati. Dialah Joy, siswa berprestasi yang tampak biasa-biasa saja di kelas, tapi selalu moncer ketika ujian. Rasanya aku hampir menyerah karena tak mampu menyaingi apa yang dilakukan oleh Joy. Usahaku untuk mencapai peringkat 5 besar sangat sulit. Sementara di kelas Joy tidak terlihat belajar keras, bahkan terkadang waktu pulang sekolah dia langsung bermain bola bersama teman-teman yang lain. Sementara aku, langsung belajar kembali, hingga membuat kepalaku berat dan pening. Waktu terus berjalan dan prestasiku seperti jalan di tempat. Satu hari aku menjadi teman sekelompok dengan Joy. Aku dan Joy memang kurang dekat, sehingga perbincangan aku dengannya hanya basa basi belaka. Namun rasa penasaranku mendorong untuk bertanya pada Joy, mengenai bagaimana cara ia belajar, sehingga bisa berprestasi di sekolah. "Kamu di kelas biasa-biasa saja, tapi kenapa setiap ujian selalu mendapat nilai sempurna?" Joy senyum tipis mendengar kalimat tersebut. "Tak semua yang kamu lihat di permukaan adalah kenyataan 100 persen. Ada hal-hal lain yang tak kamu lihat," ujar Joy. "Aku tidak seperti kebanyakan orang yang belajar banyak hal terus menerus, aku tidak cocok dengan itu." "Lalu, bagaimana kamu belajar?" tanyaku makin penasaran. "Aku belajar selepas subuh, setengah jam setiap hari." "Proses belajar itu aku lakukan konsisten sejak aku kecil, tak pernah terlewat, tapi berdampak besar bagiku." "Walau sedikit, aku tetap tumbuh setiap harinya. Dibanding belajar banyak di satu hari, tapi di hari lain, tidak belajar," jelasnya. Dari pembicaraan itu aku baru mengerti, tak ada perubahan besar yang dihasilkan dari proses yang sebentar. Rata-rata orang sukses pun memerlukan waktu yang lama untuk menguasai satu bidang. Sehingga aku paham dan memutuskan untuk membentuk diri lewat hal- hal kecil terlebih dulu. Ya, tumbuh satu persen setiap hari lebih baik, daripada tidak sama sekali. PERTANYAAN 1. Sebut dan berikan buktinya latar / setting cerpen di atas! 2. Sebut dan jelaskan sudut pandang cerpen di atas! 3. Sebut dan jelaskan alur cerpen di atas​
Answer
dulu. Menjadi Lebih Baik 1 Persen Namanya manusia, selalu saja ada rasa iri ketika melihat seseorang sudah maju terlebih "Kenapa dia bisa lebih hebat dari aku, padahal proses belajarnya sama saja?" tanyaku dalam hati. Dialah Joy, siswa berprestasi yang tampak biasa-biasa saja di kelas, tapi selalu moncer ketika ujian. Rasanya aku hampir menyerah karena tak mampu menyaingi apa yang dilakukan oleh Joy. Usahaku untuk mencapai peringkat 5 besar sangat sulit. Sementara di kelas Joy tidak terlihat belajar keras, bahkan terkadang waktu pulang sekolah dia langsung bermain bola bersama teman-teman yang lain. Sementara aku, langsung belajar kembali, hingga membuat kepalaku berat dan pening. Waktu terus berjalan dan prestasiku seperti jalan di tempat. Satu hari aku menjadi teman sekelompok dengan Joy. Aku dan Joy memang kurang dekat, sehingga perbincangan aku dengannya hanya basa basi belaka. Namun rasa penasaranku mendorong untuk bertanya pada Joy, mengenai bagaimana cara ia belajar, sehingga bisa berprestasi di sekolah. "Kamu di kelas biasa-biasa saja, tapi kenapa setiap ujian selalu mendapat nilai sempurna?" Joy senyum tipis mendengar kalimat tersebut. "Tak semua yang kamu lihat di permukaan adalah kenyataan 100 persen. Ada hal-hal lain yang tak kamu lihat," ujar Joy. "Aku tidak seperti kebanyakan orang yang belajar banyak hal terus menerus, aku tidak cocok dengan itu." "Lalu, bagaimana kamu belajar?" tanyaku makin penasaran. "Aku belajar selepas subuh, setengah jam setiap hari." "Proses belajar itu aku lakukan konsisten sejak aku kecil, tak pernah terlewat, tapi berdampak besar bagiku." "Walau sedikit, aku tetap tumbuh setiap harinya. Dibanding belajar banyak di satu hari, tapi di hari lain, tidak belajar," jelasnya. Dari pembicaraan itu aku baru mengerti, tak ada perubahan besar yang dihasilkan dari proses yang sebentar. Rata-rata orang sukses pun memerlukan waktu yang lama untuk menguasai satu bidang. Sehingga aku paham dan memutuskan untuk membentuk diri lewat hal- hal kecil terlebih dulu. Ya, tumbuh satu persen setiap hari lebih baik, daripada tidak sama sekali. PERTANYAAN 1. Sebut dan berikan buktinya latar / setting cerpen di atas! 2. Sebut dan jelaskan sudut pandang cerpen di atas! 3. Sebut dan jelaskan alur cerpen di atas​
Answer
dulu. Menjadi Lebih Baik 1 Persen Namanya manusia, selalu saja ada rasa iri ketika melihat seseorang sudah maju terlebih "Kenapa dia bisa lebih hebat dari aku, padahal proses belajarnya sama saja?" tanyaku dalam hati. Dialah Joy, siswa berprestasi yang tampak biasa-biasa saja di kelas, tapi selalu moncer ketika ujian. Rasanya aku hampir menyerah karena tak mampu menyaingi apa yang dilakukan oleh Joy. Usahaku untuk mencapai peringkat 5 besar sangat sulit. Sementara di kelas Joy tidak terlihat belajar keras, bahkan terkadang waktu pulang sekolah dia langsung bermain bola bersama teman-teman yang lain. Sementara aku, langsung belajar kembali, hingga membuat kepalaku berat dan pening. Waktu terus berjalan dan prestasiku seperti jalan di tempat. Satu hari aku menjadi teman sekelompok dengan Joy. Aku dan Joy memang kurang dekat, sehingga perbincangan aku dengannya hanya basa basi belaka. Namun rasa penasaranku mendorong untuk bertanya pada Joy, mengenai bagaimana cara ia belajar, sehingga bisa berprestasi di sekolah. "Kamu di kelas biasa-biasa saja, tapi kenapa setiap ujian selalu mendapat nilai sempurna?" Joy senyum tipis mendengar kalimat tersebut. "Tak semua yang kamu lihat di permukaan adalah kenyataan 100 persen. Ada hal-hal lain yang tak kamu lihat," ujar Joy. "Aku tidak seperti kebanyakan orang yang belajar banyak hal terus menerus, aku tidak cocok dengan itu." "Lalu, bagaimana kamu belajar?" tanyaku makin penasaran. "Aku belajar selepas subuh, setengah jam setiap hari." "Proses belajar itu aku lakukan konsisten sejak aku kecil, tak pernah terlewat, tapi berdampak besar bagiku." "Walau sedikit, aku tetap tumbuh setiap harinya. Dibanding belajar banyak di satu hari, tapi di hari lain, tidak belajar," jelasnya. Dari pembicaraan itu aku baru mengerti, tak ada perubahan besar yang dihasilkan dari proses yang sebentar. Rata-rata orang sukses pun memerlukan waktu yang lama untuk menguasai satu bidang. Sehingga aku paham dan memutuskan untuk membentuk diri lewat hal- hal kecil terlebih dulu. Ya, tumbuh satu persen setiap hari lebih baik, daripada tidak sama sekali. PERTANYAAN 1. Sebut dan berikan buktinya latar / setting cerpen di atas! 2. Sebut dan jelaskan sudut pandang cerpen di atas! 3. Sebut dan jelaskan alur cerpen di atas​
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.