1. Dahulu kala di tengah-tengah hutan yang sangat lebat di atas bukit terdapatsebuah desa yang dihuni oleh beraneka ragam serangga. Mereka hiduptenteram, rukun, dan damai. Ada keluarga kupu-kupu yang tinggal diatas pohon. Pak Kumbang dan keluarganya tinggal di dalam sarang yangtergantung di dahan pohon besar. Kakek Cacing selalu membuat rumahdi lubang tanah. Sekelompok semut hitam dan semut merah tinggal disarangnya yang saling berdekatan dengan Bapak Laba-laba yang mempunyairumah jaring. Ibu Kecoa menempati sebuah sepatu bot, sebuah sepatu bekasmilik manusia yang telang terbuang 2. Hampir setiap malam mereka berkumpul bersama, berpesta, menari, danbergembira. Mereka saling berbagi makanan kecuali seekor belalang yang selaluhidup menyendiri. Ia hanya memandang keramaian dari depan rumahnya.Tingkah belalang itu sangat aneh, ia malu karena ia telah kehilangan sebuahkakinya. Kakek Cacing pernah bercerita, Paman Belalang setahun yang lalutelah kehilangan kakinya akibat ia berkelahi dengan seekor burung yang hendakmemangsanya. Sehari-hari Paman Belalang hanya duduk termenung meratapikakinya yang hilang. Paman Belalang merasa sudah tidak berguna lagi karenatelah kehilangan kakinya yang sangat berharga.Lodi si anak semut merah dan Roro si anak semut hitam sangat prihatin melihathidup Paman Belalang. Suatu hari ketika Lodi dan Roro sedang berjalan-jalandi tepi sungai, tiba-tiba mereka melihat Paman Belalang sedang asyik membuatsebuah perahu kecil yang terbuat dari ranting pohon dan daun kering.“Wahhhh… perahu buatan paman bagus sekali,” puji Roro”. Paman Belalangtersenyum, lalu tiba-tiba ia mengajak Lodi dan Roro naik ke dalam perahumiliknya. Lodi dan Roro saling bertatapan. Mereka tidak menyangka ternyataPaman Belalang sangat baik dan ramah. Paman Belalang mengeluarkan sebuahgitar tua, lalu ia mulai bernyanyi, sedangkan Lodi dan Roro menari-narimengikuti irama gitar milik Paman Belalang. 3. “Ya ampun, jahat sekali kodok-kodok itu!” Bisik Roro ketakutan.Paman Belalang, Lodi, dan Roro diam-diam mendengarkan percakapankedua kodok itu dari dalam perahu mereka dengan bersembunyi di balikbunga teratai. Benar saja, ternyata kedua kodok itu mempunyai rencanajahat nanti malam. Mereka tahu jika hampir setiap malam desa seranggaselalu mengadakan pesta. Kodok itu pun berencana akan merusak pesta danmemangsa anak-anak serangga yang berada di sana. Ketika mendengar halitu, Paman Belalang cepat-cepat memutar balik arah perahu miliknya, lantasmereka bertiga kembali ke desa.“Ayo kita pulang dan beri tahu serangga tentang rencana itu”, jelas paman.Perahu yang paman kemudikan itu berlayar sangat cepat menuju desa. Setibadi sana Paman Belalang segera menceritakan rencana jahat sang kodok yangmereka dengar tadi. 4. “Benarkah cerita itu?” tanya Kakek Cacing yang dituakan oleh para serangga didesa mereka.“Benar, Kakek, kami berdua pun juga mendengar percakapan kodok jahat itu,”jelas Lodi dan Roro”.Paman Belalang kemudian memerintahkan kepada serangga bahwa padamalam itu sebaiknya tidak usah menggelar pesta. Anak-anak dan telurmereka harus dijaga baik-baik di dalam sarang oleh induknya, sedangkanpara pejantan dewasa siap berjaga-jaga dan menyerang jika kedua kodok itudatang. Ternyata benar, ketika malam hari tiba, kedua ekor kodok hitam itumuncul di desa. Kodok itu pun bingung karena desa serangga yang hampirsetiap malam mengadakan pesta, tiba-tiba saja menjadi sunyi senyap. 5. “Serang... !”, teriak Paman Belalang. Dengan cepat Bapak Laba-labamenjatuhkan jaring besarnya tepat di atas kodok itu. Kedua kodok ituterperangkap oleh jaring laba-laba. Mereka pun tidak dapat bergerak. Parapejantan semut merah dan semut hitam mengelilingi serta menggigitikeduanya. Kodok-kodok itu berteriak kesakitan. Akhirnya, mereka menyerahdan meminta maaf kepada para serangga. Kakek Cacing memerintahkanBapak Laba-laba untuk membuka jaring-jaringnya. Lalu, ia menyuruh keduakodok itu pergi dari desa serangga. 6. “Hore!” Teriak para serangga ketika melihat kodok-kodok itu pergi. Sambilmenari-nari mereka mengangkat tubuh Paman Belalang dan melemparlemparnyake udara. Kakek Cacing mengucapkan terima kasih kepada PamanBelalang yang sudah menyelamatkan desa. Semenjak itu, Paman Belalang tidakmenjadi pemurung lagi. Ia menyadari dirinya masih berguna walaupun telahkehilangan kakinya. Setiap malam ia pun bergabung dengan para seranggalainya untuk berpesta. Paman Belalang selalu bermain gitar dan bernyanyiriang. Para serangga pun sangat menyukainya. Begitu juga dengan Lodi danRoro yang sekarang menjadi sahabat paman. Mereka selalu ikut berpetualangdengan Paman Belalang dan perahunya. tentukan: 1. tema 2. tokoh 3. watak tokoh utama 4. latar 5. pesan moral 6. hal hal yang menarik 7. alur cerita, beri alasan
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.