Bantuin yahh........................?Teman Dalam Kegelapan “Bangunlah, matahari pagi yang cerah telah datang menjemputmu. Ia mengucapkan selamat pagi.” Aku tersenyum, lalu membuka mataku.... tampikan lainnya Teman Dalam Kegelapan “Bangunlah, matahari pagi yang cerah telah datang menjemputmu. Ia mengucapkan selamat pagi.” Aku tersenyum, lalu membuka mataku. Tapi semuanya sama saja. Gelap, tanpa seberkas cahaya sedikit pun. Ya, inilahduniaku. Aku berharap, saat pagi datang, aku akan dapat melihat burung-burung yang beterbangan dengan tetes embun di atas dedaunan. Itu adalah hal yang biasa bagi anak normal, tetapi merupakan impian indah bagiku. Hari ini hari minggu. Aku tak perlu bersiap-siap berangkat ke sekolah. Aku duduk di meja belajarku, sambil meraba-raba huruf braille yang ada di depanku. Aku lebih senang membaca buku daripada harus keluar rumah. Bukannya karena aku takut tersesat, tapi aku takut kejadian dulu terulang kembali. Saat aku sedang berjalan-jalan, beberapa anak kecil menghampiriku. Aku dapat merasakan tatapan mereka yang mengejekku. Kemudian tertawa dan berteriak. ”Orang buta! Orang buta!” bahkan mereka melempariku dengan batu-batu kecil. Sejak saat itulah aku lebih suka mengurung diri. Aku membutuhkan teman, hingga akhirnya Liz datang. Aku tak tahu siapa dia. Saat kali mengenalnya, ia berkata ”aku hanya ada untuk kamu, via. Karena itu, aku minta kau tidak mengatakannya kepada siapa pun tentang aku.” Sejak saat itulah kami berteman. Liz selalu membangunkan aku dengan kata-kat bijaknya. Liz juga selalu hadir disaat aku sedang sendirian di dalam kamar. Mama selalu pulang malam. Aku tahu, mama berusaha keras agar dapat membiayai operasi mataku. Seandainya saja papa masi ada, mungkin mama tak perlu berjuang sendirian demi aku. Aku menutup pintu kamar sambil tersenyum. ”liz... .” ”Aku di sini. Kau nampaknya sedang bahagia.” ”ya. Tadi mama bilang, mataku akan segera di operasi.” Sunyi. Tak ada jawaban. ”Liz? Mengapa kau diam? Kau tak senang?” ”oh, aku senang. Hanya saja.... aku takut kehilanganmu, takut kau tak mau mengenalku lagi nantinya.” ”Liz, kau tak perlu khawatir. Siapa pun kau, dari mana pun asalmu, aku tak peduli. Karena kau adalah sahabat terbaikku.” ”kau akan berkata lain nanti. Percayalah.” Aku hendak membuka mulut lagi, tapi Liz tak mengizinkanku. ”dunia itu indah. Tapi jangan sampai kau terlena oleh keindahan itu, karena itu akan membuatmu menjelma menjadi orang lain yang bukan kau.” ”Liz... .”Sunyi. Tak ada jawaban. Kemana Liz? Dan… siapa dia? *** Aku terbaring di sebuah ranjang. Suara alat-alat terdengar jelas di telingaku. Aku takut. Kemudian beberapa orang suster dan dokter berbicara, tapi perlahan kebisingan itu memudar dan aku merasa tak berdaya, hingga akhirnya aku tertidur lelap. Aku tak tahu apakah aku dalam keadaan sadar atau tidak. Yang jelas,aku merasa tubuhku begitu ringan. Suasana yang cukup hening itu membuat aku takut. ”Via, ini aku Liz,” tiba-tiba berada di hadapanku.”jangan takut, tenanglah. Sebentar lagi kau akan bisa menemukan cahaya kehidupan yang kau dambakan. Sebentar lagi kau akan menjadi anak normal, yang tahu bagaimana indahnya bunga-bungan di taman dan warna birunya langit. Aku tahu kau anak yang baik, jadi jangan pernah lukan mereka yang pernah senasib denganmu. Ingatlah, betapa sulitnya hidup dalam kegelapan.” Setelah itu semuanya kembali hening. ”Kau sudah siap? Sebentar lagi kau akan bisa melihat.” ”iya dok, aku hanya sedikit gugup (senyuman tipis).” Jantungku berdebar tak terkendali. Mama dengan setia menunggu dan menggenggam tanganku dengan erat. Dokter memegang prbanku, lalu aku mendengar suara gunting. Perbanku mulai dibuka. Aku merasa kepalaku terasa begitu ringan. Berlapis-lapis perban dilepas perlahan dari kepalaku. ”bukalah matamu dengan perlahan ...” Hatiku semakin berdebar-debar. Dan perlahan-lahan ... aku merasa melihat seberkas cahaya. Lalu, semakin lama semua itu nampak terlihat jelas. Kulihat seorang wanita cantik dengan wajah keibuan. Apakah dia ... ”mama?” ”oh tuhan, kau bisa melihat sayang...” mama memelukku dengan begitu erat. Dan aku tahu dia menangis karena bahagia. ”Terima kasih, dok.” ”berterima kasihlah pada tuhan yang begitu menyayangimu sampai dia mengembalikan penglihatanmu lagi.” Tiba-tiba aku terngat akan Liz. ”Liz...” ”kau ingin melihat Liz?” beliau mengambil sesuatu dari sebelah tempat tidurku dan mataku terbelalak kaget. Sebuah BONEKA......? ”Di .. dia Liz?” ”Ya, dia Liz. Kau sangat sayang padanya bukan? Mama tahu kau sering sekali berbicara dengannya. Papamu yang memberikannya sebelum dia meninggal.” Aku semakin tak percaya. Tiba-tiba kulihat bibirnya bergerak perlahan, seolah-olah ingin mengatakan selamat tinggal. Apakah ini khayalanku? Atau hanya sebuah mimpi? Bulu kudukku merinding. apa komentar kalian tentang temanya, alurnya, penokohan, latar, sudut pandang, amanat. tolong bantu jawab yah :D please.
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2025 KUDO.TIPS - All rights reserved.