Nilai ekonomis, itulah yang banyak menarik minat seseorang terhadap tanaman budidaya khususnya anggrek. Meskipun tidak semua orang memelihara dan membudidayakan anggrek semata-mata karena nilai ekonomisnya. Ada juga yang memelihara anggrek karena nilai estetikanya, emelengkapi koleksi, atau dalam rangka konservasi. Hal ini berlaku terutama untuk jenis anggrek spesies. Sebab biasanya penyilangan atau hibridisasi umumnya berorientasi untuk meningkatkn nilai jual atau nilai ekonomisnya. Seperti yang telah di ketahui anggrek spesies umumnya memiliki motif atau corak dan warna bunga yang tidak seramai anggrek hibrida sehingga kadang kala nilai ekonomis secara langsung tidak begitu berarti. Kecuali yang di jadikan sebagai induk silangan unggulan seperti Anggrek Bulan Pelaihari ( Phalaenopsis amabilis var pelaihari). Dalam hal ini kita berbicara nilai ekonomis untuk pasar bukan untuk sesama kolektor, sebab terkadang anggrek spesies yang tidak laku di pasaran bisa menjadi barang yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi ketika bertemu kolektor atau peminat yang begitu berambisi untuk memilikinya. Sebab terkadang nilai anggrek tidak hanya menyangkut estetika dan ekonomis tapi juga kepuasan batin, jika menyangkut ini, seberapapun nilai yang di keluarkan tidak menjadi masalah bagi mereka. Lain halnya dengan anggrek-anggrek spesies yang sudah terkenal keindahannya dan sudah umum di sebut-sebut di pasaran seperti anggrek macan, anggrek tebu, anggrek bulan, dan berbagai anggrek spesies lainnya. Kesemuanya memiliki nilai ekonomis tinggi terlebih ketika minat pasar tinggi sedangkan penawaran sedikit. Imbasnya hunter pun semakin agresif melucuti rumpun demi rumpun anggrek di habitatnya. Hal inilah yang selama ini tidak kita inginkan, namun nyatanya aktifitas ini terus berlanjut.
Mungkin di sinilah peran serta pemerintah dan pengusaha terkait benar-benar di perlukan. Mengapa tidak di kultur jaringan saja spesies-spesies tersebut untuk memenuhi permintaan pasar agar para hunter tidak bertambah banyak karena tergiur nilai ekonomis tersebut, sehingga tidak semakin memperparah keadaan yang mempercepat musnahnya spesies tersebut dialam. Bukankah kegiatan penebangan hutan, pembukaan lahan, dan kebakaran hutan saja sudah sangat memprihatinkan bagi kelangsungan anggrek kita. Semoga nilai ekonomis anggrek bisa berdampak positif bagi perekonoimian negara tapi tidak berdampak sangat negatif bagi keberadaan spesies tersebut di habitatnya.
Jawaban:
Nilai ekonomis anggrek
Nilai ekonomis, itulah yang banyak menarik minat seseorang terhadap tanaman budidaya khususnya anggrek. Meskipun tidak semua orang memelihara dan membudidayakan anggrek semata-mata karena nilai ekonomisnya. Ada juga yang memelihara anggrek karena nilai estetikanya, emelengkapi koleksi, atau dalam rangka konservasi. Hal ini berlaku terutama untuk jenis anggrek spesies. Sebab biasanya penyilangan atau hibridisasi umumnya berorientasi untuk meningkatkn nilai jual atau nilai ekonomisnya. Seperti yang telah di ketahui anggrek spesies umumnya memiliki motif atau corak dan warna bunga yang tidak seramai anggrek hibrida sehingga kadang kala nilai ekonomis secara langsung tidak begitu berarti. Kecuali yang di jadikan sebagai induk silangan unggulan seperti Anggrek Bulan Pelaihari ( Phalaenopsis amabilis var pelaihari). Dalam hal ini kita berbicara nilai ekonomis untuk pasar bukan untuk sesama kolektor, sebab terkadang anggrek spesies yang tidak laku di pasaran bisa menjadi barang yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi ketika bertemu kolektor atau peminat yang begitu berambisi untuk memilikinya. Sebab terkadang nilai anggrek tidak hanya menyangkut estetika dan ekonomis tapi juga kepuasan batin, jika menyangkut ini, seberapapun nilai yang di keluarkan tidak menjadi masalah bagi mereka. Lain halnya dengan anggrek-anggrek spesies yang sudah terkenal keindahannya dan sudah umum di sebut-sebut di pasaran seperti anggrek macan, anggrek tebu, anggrek bulan, dan berbagai anggrek spesies lainnya. Kesemuanya memiliki nilai ekonomis tinggi terlebih ketika minat pasar tinggi sedangkan penawaran sedikit. Imbasnya hunter pun semakin agresif melucuti rumpun demi rumpun anggrek di habitatnya. Hal inilah yang selama ini tidak kita inginkan, namun nyatanya aktifitas ini terus berlanjut.
Mungkin di sinilah peran serta pemerintah dan pengusaha terkait benar-benar di perlukan. Mengapa tidak di kultur jaringan saja spesies-spesies tersebut untuk memenuhi permintaan pasar agar para hunter tidak bertambah banyak karena tergiur nilai ekonomis tersebut, sehingga tidak semakin memperparah keadaan yang mempercepat musnahnya spesies tersebut dialam. Bukankah kegiatan penebangan hutan, pembukaan lahan, dan kebakaran hutan saja sudah sangat memprihatinkan bagi kelangsungan anggrek kita. Semoga nilai ekonomis anggrek bisa berdampak positif bagi perekonoimian negara tapi tidak berdampak sangat negatif bagi keberadaan spesies tersebut di habitatnya.
Penjelasan:
ok Click jadi jawaban cerdas ya