Sebuah nuansa pagi hari yang cukup cerah. Jenitama dan Voni, dua orang siswa kelas VII sedang asyik membaca buku Biologi diperpustakaan sekolah. Pasalnya nanti siang akan ada ulangan harian mata pelajaran tersebut. Kemudian datanglah Anggira, salah satu sahabat mereka.
Anggira: “Mit, Von, rajin sekali kalian berdua!”
Jenitama: “Iya lah, tugas kita sebagai pelajar kan memang harus belajar. Hehehe…”
Anggira: “Iya juga sih. Eh Oya kalian tahu tidak, ada siswa baru yang akan masuk ke kelas kita hari ini.”
Voni: “Oh ya, siapa namanya? Lelaki atau perempuan?”
Anggira: “Lelaki, tapi aku juga belum tahu siapa namanya dan seperti apa rupanya.”
[Bel sekolah berbunyi]
Jenitama: “Eh ayo masuk kelas!”
[Ketiganya memasuki ruang kelas. Bu Guru masuk bersama seorang siswa baru.]
Bu Guru: “Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kita kedatangan teman baru dari Sulawesi, ia akan menjadi teman sekelas kalian. Silakan perkenalkan dirimu, nak!” Wantara
Wantara: “Selamat pagi, sahabatku. Nama saya Muhammad Wantara. Saya berasal dari Sulawesi.”
Jenitama [berbisik pada Anggira]: “Jauh sekali ya, dari Sulawesi pindah ke Bandung!” [Anggira hanya mengangguk petanda setuju]
Bu Guru: “Wantara, kamu duduk di belakang Voni ya [menunjuk sebuah meja kosong]. Untuk sementara kamu duduk sendiri dahulu karena jumlah siswa di kelas ini ganjil.”
[Wantara segera duduk di kursi yang disediakan]
Bu Guru: “Ya baiklah, sekarang kita mulai pelajaran hari ini. Buka buku kalian di halaman 48….”
[Pelajaran pun dimulai]
Tiba saatnya jam istirahat. Wantara, yang belum memiliki teman, diam saja duduk di kursinya sambil menunduk. Rupanya belum ada yang mau mendekati Wantara. Semua siswa di kelas itu masih sungkan dan hanya mau tersenyum saja padanya tanpa berani mengajak ngobrol lebih lanjut.
Voni: “Psst, Mit, Nggi, coba lihat anak baru itu, sendirian saja ya!” [berbisik pada Jenitama dan Anggira saat mereka baru kembali dari kantin]
Jenitama: “Ayo kita dekati saja.” [Ketiganya menghampiri Wantara]
Sebuah nuansa pagi hari yang cukup cerah. Jenitama dan Voni, dua orang siswa kelas VII sedang asyik membaca buku Biologi diperpustakaan sekolah. Pasalnya nanti siang akan ada ulangan harian mata pelajaran tersebut. Kemudian datanglah Anggira, salah satu sahabat mereka.
Anggira: “Mit, Von, rajin sekali kalian berdua!”
Jenitama: “Iya lah, tugas kita sebagai pelajar kan memang harus belajar. Hehehe…”
Anggira: “Iya juga sih. Eh Oya kalian tahu tidak, ada siswa baru yang akan masuk ke kelas kita hari ini.”
Voni: “Oh ya, siapa namanya? Lelaki atau perempuan?”
Anggira: “Lelaki, tapi aku juga belum tahu siapa namanya dan seperti apa rupanya.”
[Bel sekolah berbunyi]
Jenitama: “Eh ayo masuk kelas!”
[Ketiganya memasuki ruang kelas. Bu Guru masuk bersama seorang siswa baru.]
Bu Guru: “Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kita kedatangan teman baru dari Sulawesi, ia akan menjadi teman sekelas kalian. Silakan perkenalkan dirimu, nak!”
Wantara
Wantara: “Selamat pagi, sahabatku. Nama saya Muhammad Wantara. Saya berasal dari Sulawesi.”
Jenitama [berbisik pada Anggira]: “Jauh sekali ya, dari Sulawesi pindah ke Bandung!”
[Anggira hanya mengangguk petanda setuju]
Bu Guru: “Wantara, kamu duduk di belakang Voni ya [menunjuk sebuah meja kosong]. Untuk sementara kamu duduk sendiri dahulu karena jumlah siswa di kelas ini ganjil.”
[Wantara segera duduk di kursi yang disediakan]
Bu Guru: “Ya baiklah, sekarang kita mulai pelajaran hari ini. Buka buku kalian di halaman 48….”
[Pelajaran pun dimulai]
Tiba saatnya jam istirahat. Wantara, yang belum memiliki teman, diam saja duduk di kursinya sambil menunduk. Rupanya belum ada yang mau mendekati Wantara. Semua siswa di kelas itu masih sungkan dan hanya mau tersenyum saja padanya tanpa berani mengajak ngobrol lebih lanjut.
Voni: “Psst, Mit, Nggi, coba lihat anak baru itu, sendirian saja ya!” [berbisik pada Jenitama dan Anggira saat mereka baru kembali dari kantin]
Jenitama: “Ayo kita dekati saja.” [Ketiganya menghampiri Wantara]
Anggira: “Hei, Wantara. Kenalkan, aku Anggira,