Mengapa Indonesia memiliki fauna oriental, Australian, peralihan? Jelaskan
diahviolin
Kelas: X Mata pelajaran: Biologi Materi: Keanekaragaman Hayai Kata kunci: Paparan Sunda, Paparan Sahul
Jawaban Pendek:
Indonesia memiliki fauna Asiatis, peralihan dan Australis akibat pengaruh yang dari fauna benua Asia dan Australia, karena letak Indonesia yang di antara kedua benua.
Perbedaan lokasi ditemukanya fauna fauna Asiatis, peralihan dan Australis adalah akibat dari perbedaan bentuk wilayah Indonesia saat penurunan permukaan laut pada Jaman Es.
Akibat penurunan permukaan laut, dahulu Indonesia bagian barat terhubung dengan benua Asia sehingga fauna Asiatis bisa menyebar ke pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Demikian juga pulau Papua terhubung dengan benua Australia. Namun wilayah di tengah Indonesia tidak terhubung sehingga menjadi zona peralihan dan banyak satwa aslinya adalah satwa endemik.
Jawaban panjang:
Lokasi Indonesia diantara dua benua, Asia dan Australia. Kedua benua memiliki pengaruh pada wilayah yang berdekatan dengan benua tersebut.
Pengaruh ini timbul karena pada Jaman Es, permukaan air laut di indonesia mengalami penurunan akibat banyaknya air laut membeku sebagai es di kutub Utara dan Selatan.
Dengan menurunnya permukaan air laut, banyak wilayah di Indonesia yang saat ini merupakan lautan, pada Jaman Es merupakan daratan.
Selat Malaka, Selat Karimata, Selat Sunda, Selat Bali dan Laut Jawa yang pada saat ini memisahkan pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali dan dengan benua Asia pada Jaman Es adalah daratan. Sehingga pada Jaman Es, pulau-pulau di Indonesia Barat ini terhubung dengan benua Asia.
Wilayah Indonesia Barat yang terhubung dengan benua Asia ini disebut Paparan Sunda (Sunda Shelf). Akibat terbentuknya Paparan Sunda ini, flora dan fauna yang berasal benua Asia bisa menyebar hingga ke pulau-pulau ini.
Wilayah ini sekarang dinamakan dengan zona Orientalis atau zona Asiatis. Wilayah ini didominasi mamalia besar yang berasal dari Asia. Contoh binatang yang menyebar dari Asia ke Indonesia Barat adalah harimau, oranghutan, gajah dan mamalia besar lainya.
Hal serupa terjadi di Indonesia Timur. Karena permukaan air laut turun, laut Arafura yang memisahkan pulau Papua dengan benua Australia menjadi daratan pada Jaman Es.
Wilayah Indonesia Timur yang terhubung dengan benua Australia ini disebut Paparan Sahul (Sahul Shelf). Akibatnya, wilayah ini sekarang didominasi oleh fauna dari Australia dan wilayah ini disebut zona Australis .
Hewan di zona ini sangat mirip dengan hewan di Australia, misalnya terdiri dari hewan marsupalia (mamalia berkantong) seperti kanguru pohon, mamalia bertelur (monotremata) seperti Echidna, dan burung besar seperti kasuari.
Sementara wilayah di bagian Indonesia tengah tidak terhubung dengan benua Asia ataupun Australia, karena laut dan selat di wiliayah ini yang sangat dalam. Wilayah ini disebut dengan zona peralihan.
Binatang yang terdapat di wilayah ini adalah binatang endemik, atau tidak dapat ditemui di wilayah lain. Misalnya adalah komodo, anoa, babi rusa dan burung maleo.
Mata pelajaran: Biologi
Materi: Keanekaragaman Hayai
Kata kunci: Paparan Sunda, Paparan Sahul
Jawaban Pendek:
Indonesia memiliki fauna Asiatis, peralihan dan Australis akibat pengaruh yang dari fauna benua Asia dan Australia, karena letak Indonesia yang di antara kedua benua.
Perbedaan lokasi ditemukanya fauna fauna Asiatis, peralihan dan Australis adalah akibat dari perbedaan bentuk wilayah Indonesia saat penurunan permukaan laut pada Jaman Es.
Akibat penurunan permukaan laut, dahulu Indonesia bagian barat terhubung dengan benua Asia sehingga fauna Asiatis bisa menyebar ke pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Demikian juga pulau Papua terhubung dengan benua Australia. Namun wilayah di tengah Indonesia tidak terhubung sehingga menjadi zona peralihan dan banyak satwa aslinya adalah satwa endemik.
Jawaban panjang:
Lokasi Indonesia diantara dua benua, Asia dan Australia. Kedua benua memiliki pengaruh pada wilayah yang berdekatan dengan benua tersebut.
Pengaruh ini timbul karena pada Jaman Es, permukaan air laut di indonesia mengalami penurunan akibat banyaknya air laut membeku sebagai es di kutub Utara dan Selatan.
Dengan menurunnya permukaan air laut, banyak wilayah di Indonesia yang saat ini merupakan lautan, pada Jaman Es merupakan daratan.
Selat Malaka, Selat Karimata, Selat Sunda, Selat Bali dan Laut Jawa yang pada saat ini memisahkan pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali dan dengan benua Asia pada Jaman Es adalah daratan. Sehingga pada Jaman Es, pulau-pulau di Indonesia Barat ini terhubung dengan benua Asia.
Wilayah Indonesia Barat yang terhubung dengan benua Asia ini disebut Paparan Sunda (Sunda Shelf). Akibat terbentuknya Paparan Sunda ini, flora dan fauna yang berasal benua Asia bisa menyebar hingga ke pulau-pulau ini.
Wilayah ini sekarang dinamakan dengan zona Orientalis atau zona Asiatis. Wilayah ini didominasi mamalia besar yang berasal dari Asia. Contoh binatang yang menyebar dari Asia ke Indonesia Barat adalah harimau, oranghutan, gajah dan mamalia besar lainya.
Hal serupa terjadi di Indonesia Timur. Karena permukaan air laut turun, laut Arafura yang memisahkan pulau Papua dengan benua Australia menjadi daratan pada Jaman Es.
Wilayah Indonesia Timur yang terhubung dengan benua Australia ini disebut Paparan Sahul (Sahul Shelf). Akibatnya, wilayah ini sekarang didominasi oleh fauna dari Australia dan wilayah ini disebut zona Australis .
Hewan di zona ini sangat mirip dengan hewan di Australia, misalnya terdiri dari hewan marsupalia (mamalia berkantong) seperti kanguru pohon, mamalia bertelur (monotremata) seperti Echidna, dan burung besar seperti kasuari.
Sementara wilayah di bagian Indonesia tengah tidak terhubung dengan benua Asia ataupun Australia, karena laut dan selat di wiliayah ini yang sangat dalam. Wilayah ini disebut dengan zona peralihan.
Binatang yang terdapat di wilayah ini adalah binatang endemik, atau tidak dapat ditemui di wilayah lain. Misalnya adalah komodo, anoa, babi rusa dan burung maleo.