Lengkapi cerita fantasi. #Orientasi saya bertiga mandapat tugas untuk mewawancarai pegawai kantor bangunan yang menjadi pemborong bangunan bangunan megah. kantor itu dicat merah menyala, mencolok dibandingkan dengan kantor sejenis di kompleks itu. ketika kami masuk, kami melihat lobi kantor yang cukup berantakan. meski berntakan, fasilitas di kantor itu lengkap. masih ada sofa yang bisa dipakai duduk. Di belakang lobi ada ruangan tertutup dengan menyisakan lorong untuk masuk ke lantai atas. Di dinding lorong tertepel gabar bangunan-bangunan yang akan dikerjakan kantor itu. salah satu gambar bangunan jatuh dan terinjak kakiku. bumi seperti bergetar dan saya terseret ke dalam bangunan megah yang belum pernah aku kenal. Bangunan itu terus beegetar. #Komplikasi salah satu gambar bangunan jatuh dan terinjak kakiku. bumi seperti bergetar dan saya terseret ke dalam bangunan megah yang belum pernah aku kenal. bangunan itu terus bergetar. kudengar ada yang memanggilku, kak tolong kami. tampak sekumpulan anak srragam biru putih berlarian. ..... (lanjutkan)
gumantinr
Orientasi Saya bertiga mendapat tugas untuk mewawancarai pegawai kantor bangunan yang menjadi pemborong bangunan-bangunan megah. Kantor itu dicat merah menyala, mencolok dibandingkan dengan kantor sejenis di kompleks itu. Ketika kami masuk, kami melihat lobi kantor yang cukup berantakan. Meski berantakan, fasilitas di kantor itu lengkap. Masih ada sofa yang bisa dipakai duduk. Di belakang lobi ada ruangan tertutup dengan menyisakan lorong untuk masuk ke lantai atas. Di dinding lorong tertempel gambar bangunan-bangunan yang akan dikerjakan kantor itu.
Komplikasi Salah satu gambar bangunan jatuh dan terinjak kakiku. Bumi seperti bergetar dan saya terseret ke dalam bangunan megah yang belum pernah aku kenal. Bangunan itu terus bergetar. Kudengar ada yang memanggilku, Kak tolong kami. Tampak sekumpulan anak seragam biru putih berlarian. Wajah mereka ketakutan dan berusaha mencari tempat berlindung. Tiba-tiba salah satu sisi dinding mulai retak dan gentingnya mulai berjatuhan. Badanku tidak bisa bergerak meski lantai bangunan tersebut mulai terasa bergetar. Seorang pegawai bangunan mendekatiku, dan berkata, "Jangan diam saja! Keluar dari sini!" Pegawai tersebut berlari ke kanan dan ke kiri, seolah mencari pijakan di lantai yang terus bergerak. Salah seorang mendekatiku dengan langkah olengnya. Aku lihat gambar yang terjatuh itu di kakiku. Wajahnya ketakutan.
Resolusi "Ada apa? Kenapa wajahmu pucat pasi seperti itu? Kamu sedang sakit?" tanyanya sambil menepuk bahuku. Aku terkejut dan dengan segera mengangkat kakiku. "Kamu pasti tertidur. Sudah hampir 1 jam kita menunggu di sini, tapi pegawai kantornya belum tampak juga." Aku menghela napas dalam-dalam. Ternyata aku tertidur dan bermimpi buruk.
Saya bertiga mendapat tugas untuk mewawancarai pegawai kantor
bangunan yang menjadi pemborong bangunan-bangunan megah. Kantor
itu dicat merah menyala, mencolok dibandingkan dengan kantor sejenis
di kompleks itu. Ketika kami masuk, kami melihat lobi kantor yang cukup
berantakan. Meski berantakan, fasilitas di kantor itu lengkap. Masih ada
sofa yang bisa dipakai duduk. Di belakang lobi ada ruangan tertutup dengan
menyisakan lorong untuk masuk ke lantai atas. Di dinding lorong tertempel
gambar bangunan-bangunan yang akan dikerjakan kantor itu.
Komplikasi
Salah satu gambar bangunan jatuh dan terinjak kakiku. Bumi seperti
bergetar dan saya terseret ke dalam bangunan megah yang belum pernah
aku kenal. Bangunan itu terus bergetar.
Kudengar ada yang memanggilku, Kak tolong kami. Tampak sekumpulan
anak seragam biru putih berlarian. Wajah mereka ketakutan dan berusaha mencari tempat berlindung. Tiba-tiba salah satu sisi dinding mulai retak dan gentingnya mulai berjatuhan. Badanku tidak bisa bergerak meski lantai bangunan tersebut mulai terasa bergetar. Seorang pegawai bangunan mendekatiku, dan berkata, "Jangan diam saja! Keluar dari sini!" Pegawai tersebut berlari ke kanan dan ke kiri, seolah mencari pijakan di lantai yang terus bergerak. Salah seorang mendekatiku dengan langkah olengnya. Aku lihat gambar yang terjatuh itu di kakiku. Wajahnya ketakutan.
Resolusi
"Ada apa? Kenapa wajahmu pucat pasi seperti itu? Kamu sedang sakit?" tanyanya sambil menepuk bahuku. Aku terkejut dan dengan segera mengangkat kakiku. "Kamu pasti tertidur. Sudah hampir 1 jam kita menunggu di sini, tapi pegawai kantornya belum tampak juga." Aku menghela napas dalam-dalam. Ternyata aku tertidur dan bermimpi buruk.