Kenapa kota bekasi di bully di sosial media akhir akhir ini? ada yang tau?
FirasthaAmaliaPutri
Mungkin karena cuacanya panas, macet ditambah jalan rusak. :D
0 votes Thanks 1
aisyahoktaviani
Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna menilai, hal itu merupakan salah satu cara masyarakat menyampaikan unek-unek atas kondisi kota. "Ini merupakan kritik sosial yang menunjukkan bahwa semakin lama, masyarakat tidak nyaman dengan kondisi kota (Bekasi)," kata Yayat di Jakarta. Yayat menjelaskan, bully yang dilakukan merupakan tuntutan dari masyarakat Bekasi terhadap pelayanan Kota Bekasi. Mereka, kata Yayat menaruh harapan lebih pada Pemerintah Kota Bekasi agar kawasannya dapat dihuni lebih nyaman. Dia mencontohkan, di Bekasi banyak pusat perbelanjaan yang terkonsentrasi, hanya di satu titik. Padahal, kata Yayat, titik tersebut merupakan akses masuk dan keluarnya lalu lintas. Yayat mengungkapkan, Bekasi memiliki luas jalan sekitar satu hektar, dengan jumlah penduduk hampir 2,6 juta kepadatan per kilometer. Per satu kecamatan ada sekitar 17 ribu orang. "Itu menunjukkan pergerakan di Bekasi sudah semakin padat dan sesak. Dengan demikian, otomatis ruang terbuka semakin berkurang dan berdampak pada kualitas udara," kata Yayat. Dia menjelaskan, udara semakin panas dan polusi semakin meningkat. Itulah yang membuat kota Bekasi semakin tidak nyaman. Ya, hal itu terlihat dari komentar masyarakat di media sosial kerap yang mempermasalahkan soal suhu panas Bekasi yang diklaim berbeda dengan Jakarta dan kota lainnya. "Nah ketika Bekasi makin panas, itulah tuntutan dari masyarakat agar Bekasi menjadi lebih baik. Begitu juga dengan arus lalu lintasnya," tambah Yayat. Yayat kembali mengungkap bahwa jumlah kendaraan bermotor di Kota Bekasi ada sekitar 1,2 juta. Dengan luas jalan satu hektar, dia justru mempertanyakan apakah jalan di kota itu sudah cukup untuk dilalui banyaknya kendaraan di kota Bekasi. Oleh karena itu, menurut dia Pemerintah Kota Bekasi harus membuka ruang diskusi dan ruang dialog bagi masyarakatnya.
hal itu merupakan salah satu cara
masyarakat menyampaikan unek-unek atas
kondisi kota.
"Ini merupakan kritik sosial yang
menunjukkan bahwa semakin lama, masyarakat
tidak nyaman dengan kondisi kota (Bekasi),"
kata Yayat di Jakarta.
Yayat menjelaskan, bully yang dilakukan
merupakan tuntutan dari masyarakat Bekasi
terhadap pelayanan Kota Bekasi. Mereka, kata
Yayat menaruh harapan lebih pada Pemerintah
Kota Bekasi agar kawasannya dapat dihuni
lebih nyaman.
Dia mencontohkan, di Bekasi banyak pusat
perbelanjaan yang terkonsentrasi, hanya di
satu titik. Padahal, kata Yayat, titik
tersebut merupakan akses masuk dan
keluarnya lalu lintas.
Yayat mengungkapkan, Bekasi memiliki luas
jalan sekitar satu hektar, dengan jumlah
penduduk hampir 2,6 juta kepadatan per
kilometer. Per satu kecamatan ada sekitar
17 ribu orang.
"Itu menunjukkan pergerakan di Bekasi
sudah semakin padat dan sesak. Dengan
demikian, otomatis ruang terbuka semakin
berkurang dan berdampak pada kualitas
udara," kata Yayat.
Dia menjelaskan, udara semakin panas dan
polusi semakin meningkat. Itulah yang
membuat kota Bekasi semakin tidak nyaman.
Ya, hal itu terlihat dari komentar masyarakat
di media sosial kerap yang mempermasalahkan
soal suhu panas Bekasi yang diklaim berbeda
dengan Jakarta dan kota lainnya.
"Nah ketika Bekasi makin panas, itulah
tuntutan dari masyarakat agar Bekasi menjadi
lebih baik. Begitu juga dengan arus lalu
lintasnya," tambah Yayat.
Yayat kembali mengungkap bahwa jumlah
kendaraan bermotor di Kota Bekasi ada
sekitar 1,2 juta. Dengan luas jalan satu
hektar, dia justru mempertanyakan apakah
jalan di kota itu sudah cukup untuk dilalui
banyaknya kendaraan di kota Bekasi.
Oleh karena itu, menurut dia Pemerintah Kota
Bekasi harus membuka ruang diskusi dan
ruang dialog bagi masyarakatnya.