TAK SEBERUNTUNG TEMAN KU ( Siska )
Pada suatu hari, Hiduplah seorang gadis yang bernama Siska. Ia duduk di bangku kelas 8 SMP. Walaupun ia pintar dan cerdas, namun nasibnya kurang beruntung. Ia sejak kecil hanya dipedulikan oleh nenek nya, Bibinya, serta saudara lainnya. Sedangkan kedua orang tuanya, tidak mau menerima kehadiran Siska dalam hidupnya.
Siska dari kelas 1 SD sampai ia kelas 8 SMP rangking 1 terus dan punya beberapa piala. Ia mendapatkan julukan "kutu buku". Maka dari itulah Siska menjadi kesayang para guru di sekolahannya.
Suatu Hari, Siska mengikuti lomba Cerdas Cermat tingkat SMP. Saat ikut pembinaan, Siska hanya bisa diam. Ia merenungkan nasibnya. Ia melihat teman - teman lomba nya diantar dan dijemput oleh ayahnya/ibunya/kedua orang tuanya. Mereka terlihat keluarga bahagia. Kaya juga. Sedangkan Siska, ia hanya bisa mengandalkan gurunya dan ojek langganannya.
Suatu ketika, Siska bilang :
Siska : "Maafkan saya bu guru. Karena saya bu guru menjadi repot. Lebih baik saya mengundurkan diri dari lomba ini daripada saya hanya bisa merepotkan bu guru."
Bu Guru : "Mengapa kamu seperti itu, Siska? Sudah kewajiban bu guru untuk selalu membimbingmu supaya menang. Ibu Tidak merasa direpotkan. Justru bu Guru senang mempunyai murid seperti kamu yang berprestasi."
Siska : "Kalau saya kalah, bagaimana bu? Sudah kalah merepotkan bu guru lagi."
Bu Guru : "Kalah dan menang dalam perlombaan itu biasa, Siska. Bu Guru tidak akan marah. Karena di atas langit masih ada langit. Masih ada yang pintar selain kita."
Siska : "Terima kasih Bu. Saya usahakan agar bisa membuat bu guru senang dan bangga."
Bu Guru : "Iya, Siska. Bu Guru akan selalu mendukungmu."
Singkat cerita, Siska sampai maju tingkat Nasional. Berita ini pun tersebar di Medsos. Siska meraih medali emas. Saat juri mengalungkan medali emas Siska, Siska justru menangis seraya berkata : "Jangan kalungkan medali emas ini ke saya sebelum orang tua saya bisa melihat saya." Seraya bu guru Siska bilang : "Mengapa, Siska?"
Siska : "Nasib saya tak seberuntung teman - teman semuanya. Mengapa saya hanya bisa bersama bu guru saja! teman - teman didampingi orang tuanya, mengapa saya tidak!" Bu Guru : "Yang penting bu guru ada di sampingmu, nak."
Semua peserta beserta orang tua nya menangis seketika. Dengan terpaksa, Siska mengalungkan medali emas itu di tubuhnya walaupun air mata nya tidak bisa berhenti keluar.
Saat disuruh membagikan kisah inspirasi nya, Siska bercerita :
Saya terlahir dari anak orang miskin. Saya hanya dipedulikan oleh nenek saya dan saudara sebatih ibu saya. Sedangkan kedua orang tua saya tidak mau kehadiran saya di dunia. Setiap pulang sekolah, saya membantu bibi saya jualan kayu dan membantu nenek saya jualan nasi uduk. Saya diupahi bibi saya dengan cara boleh makan di rumahnya. Kebetulan rumah bibi saya dekat dari rumah saya sekitar 10 meter dari rumah saya. Sejak kecil, saya dilecehkan oleh orang orang di desa saya karena saat saya PAUD saya bodoh. Namun, Allah berkata lain, Allhamdulillah sejak TK saya diberi kepintaran yang membuat saya sangat bersyukur. Uang tabungan saya saya gunakan untuk membeli Sepeda. Saat punya Sepeda, saya berencana akan jualan nasi uduk keliling mengembangkan usaha nenek saya. Kemiskinan bukan berarti membuat kita tidak bisa bangkit, tetapi bisa membuat kita untuk mengembangkan prestasi dan membuat keluarga kita bangga dengan kita.
Seraya semua orang yang mendengarkan dan menyimak cerita Siska yang nyata tersebut menangis. Ternyata Siska anak yang kurang beruntung, ya! Tapi ada hikmah di balik cerita Siska, ya teman - teman!
Sedihkah kalian membaca cerita ini? Kalau iya jelaskan dan kalau tidak jelaskan juga!
ya,karena saya merasa prihatin dan kasihan terhadap nasibnya dan saya bersyukur untuk nikmat yang telah diberikan,walaupun dia tidak diinginkan oleh orang tua nya tetapi ia terus ingin membanggakan orang tuanya itulah anak yang berbakti pada orang tua