Untuk penamaan senyawa ion, memang menggunakan angka romawi yang diberi tanda kurung. Namun, itu hanya berlaku untuk unsur-unsur logam transisi di golongan B dan juga untuk unsur logam di golongan A tertentu saja (kecuali golongan IA, IIA) yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu jenis. Contoh unsur-unsur tersebut:
• Logam transisi golongan B
Unsur Fe memiliki 2 jenis bilangan oksidasi, yaitu +2 dan +3. Sehingga menggunakan angka romawi dalam penamaan senyawanya. Contoh senyawa:
FeCl₂ = Besi (II) Klorida
FePO₄ = Besi (III) Fosfat
• Logam golongan A
Unsur Sn dan Pb sama-sama memiliki 2 jenis bilangan oksidasi, yakni +2 dan +4. Sehingga dalam penamaan senyawanya menggunakan angka romawi. Contoh senyawa:
SnI₂ = Timah (II) Iodida
Pb(CH₃COO)₄ = Timbal (IV) Asetat
Lain halnya dengan unsur-unsur logam yang memiliki satu jenis bilangan oksida (terutama logam alkali dan alkali tanah), dalam penamaan senyawanya tidak ditulis angka romawi. Contoh unsur-unsur tersebut:
• Logam Alkali (golongan IA)
Terdiri dari unsur Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr. Mereka sama-sama mempunyai satu jenis biloks, yaitu +1. Contoh senyawa:
LiOH = Lithium Hidroksida
K₂SO₄ = Kalium Sulfat
• Logam Alkali Tanah (golongan IIA)
Terdiri dari unsur Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Mereka sama-sama mempunyai satu jenis biloks, yaitu +2. Contoh senyawa:
CaCO₃ = Kalsium Karbonat
MgS = Magnesium Sulfida
• Logam-logam di golongan A lainnya
Seperti unsur Al yang berada di golongan IIIA, memiliki satu jenis biloks yaitu +3. Contoh senyawa:
Al(NO₃)₃ = Aluminium Nitrat
Berikut daftar unsur-unsur dengan bilangan oksidasi lebih dari satu:
Jawaban beserta penjelasan:
Untuk penamaan senyawa ion, memang menggunakan angka romawi yang diberi tanda kurung. Namun, itu hanya berlaku untuk unsur-unsur logam transisi di golongan B dan juga untuk unsur logam di golongan A tertentu saja (kecuali golongan IA, IIA) yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu jenis. Contoh unsur-unsur tersebut:
• Logam transisi golongan B
Unsur Fe memiliki 2 jenis bilangan oksidasi, yaitu +2 dan +3. Sehingga menggunakan angka romawi dalam penamaan senyawanya. Contoh senyawa:
FeCl₂ = Besi (II) Klorida
FePO₄ = Besi (III) Fosfat
• Logam golongan A
Unsur Sn dan Pb sama-sama memiliki 2 jenis bilangan oksidasi, yakni +2 dan +4. Sehingga dalam penamaan senyawanya menggunakan angka romawi. Contoh senyawa:
SnI₂ = Timah (II) Iodida
Pb(CH₃COO)₄ = Timbal (IV) Asetat
Lain halnya dengan unsur-unsur logam yang memiliki satu jenis bilangan oksida (terutama logam alkali dan alkali tanah), dalam penamaan senyawanya tidak ditulis angka romawi. Contoh unsur-unsur tersebut:
• Logam Alkali (golongan IA)
Terdiri dari unsur Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr. Mereka sama-sama mempunyai satu jenis biloks, yaitu +1. Contoh senyawa:
LiOH = Lithium Hidroksida
K₂SO₄ = Kalium Sulfat
• Logam Alkali Tanah (golongan IIA)
Terdiri dari unsur Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Mereka sama-sama mempunyai satu jenis biloks, yaitu +2. Contoh senyawa:
CaCO₃ = Kalsium Karbonat
MgS = Magnesium Sulfida
• Logam-logam di golongan A lainnya
Seperti unsur Al yang berada di golongan IIIA, memiliki satu jenis biloks yaitu +3. Contoh senyawa:
Al(NO₃)₃ = Aluminium Nitrat
Berikut daftar unsur-unsur dengan bilangan oksidasi lebih dari satu:
Golongan B
✓ Fe = +2, +3
✓ Cu = +1, +2
✓ Ni = +2, +3
✓ Co = +2, +3
✓ Ag = +1, +2, +3
✓ Mn = +2, +3, +4, +6, +7, -1, -2, -3
✓ Mo = +2, +3, +4, +5, +6
✓ Os = +2, +3, +4, +6, +8
Dan unsur-unsur lainnya.
Golongan A
✓ Ga = +1, +3
✓ In = +1, +3
✓ Tl = +1, +3
✓ Ge = +1, +2, +4
✓ Sn = +2, +4
✓ Pb = +2, +4
✓ Bi = +1, +2, +3, +5, -3
✓ Sb = +1, +2, +3, +4, +5, -1, -2, -3
✓ Po = +2, +4, +6, -2
~Semoga membantu~