Politik Devide Et Impera adalah politik memecah belah dan menaklukkan yang diterapkan penjajah Belanda.
Politik ini dilakukan VOC dengan mendukung salah satu dari pihak yang bertikai diantara kerajaan di Indonesia. VOC akan membantu pihak ini dan sebagai gantinya VOC akan mendapatkan wilayah kekuasaan dan monopoli perdagangan.
Pembahasan :
Penajajah Belanda yang di Indonesia berjumlah sedikit, mmpu menaklukkan dan mengusai Indonesia, karena politik Devide et impera atau pecah belah.
Dampak politik ini terhadap bangsa Indonesia berdampak perpecahan di bangsa Indonesia, dan takluknya bangsa Indonesia di bawah penjajahan Belanda selama ratusan tahun, meskipun saat itu Belanda melalui VOC hanya memiliki sedikit pasukan di Indonesia.
Ketika Belanda pertama kali datang di Indonesia, jumlah mereka sangat kecil dan hanya mampu menguasai beberapa pos dagang dan benteng di Ambon dan kemudian Batavia (Jakarta).
Namun dengan politik pecah belah, Belanda berhasil menggunakan cara membantu satu pihak bertikai untuk mengalahkan pihak lain yang menentang Belanda dan meluaskan kekuasaanya.
Dengan politik ini, Belanda mampu mengalahkan kerajaan-kerajaan besar di Nusantara dengan memanfaatkan perang saudara atau permusuhan antara kerajaan tersebut dengan saingannya.
Contoh devide et impera ini adalah pada Perang Makassar. Belanda berhasil menaklukan Kesultanan Gowa dan kota Makassar pada tahun 1669, setelah mendapat bantuan dari raja Bone, Arung Palakka, yang saat itu berseteru dengan Sultan Hasanudin.
Tentara Belanda saat itu sangat sedikit dan Makassar adalah pusat perdagangan besar yang dilindungi benteng Bongaya yang kuat.
Namun ketika Arung Palakka memihak Belanda, Makassar menghadapi kepungan serangan dua arah, dari laut oleh Belanda dan dari darat oleh Bone, dan akhirnya ditaklukkan.
Belanda akhirnya berhasil menguasai kota Makassar sementara wilayah daratan di pedalaman Sulawesi Selatan dikuasai Arung Palakka.
Jawaban:
Politik Devide Et Empire, adalah politik memecah belah dan menaklukkan yang diterapkan penjajah Belanda.
Penjelasan:
Semoga bermanfaat dan membantu
Jadikan jawaban terbaik ya (◠‿◕)
Jangan lupa follow (ʘᴗʘ✿)
Jawaban :
Politik Devide Et Impera adalah politik memecah belah dan menaklukkan yang diterapkan penjajah Belanda.
Politik ini dilakukan VOC dengan mendukung salah satu dari pihak yang bertikai diantara kerajaan di Indonesia. VOC akan membantu pihak ini dan sebagai gantinya VOC akan mendapatkan wilayah kekuasaan dan monopoli perdagangan.
Pembahasan :
Penajajah Belanda yang di Indonesia berjumlah sedikit, mmpu menaklukkan dan mengusai Indonesia, karena politik Devide et impera atau pecah belah.
Dampak politik ini terhadap bangsa Indonesia berdampak perpecahan di bangsa Indonesia, dan takluknya bangsa Indonesia di bawah penjajahan Belanda selama ratusan tahun, meskipun saat itu Belanda melalui VOC hanya memiliki sedikit pasukan di Indonesia.
Ketika Belanda pertama kali datang di Indonesia, jumlah mereka sangat kecil dan hanya mampu menguasai beberapa pos dagang dan benteng di Ambon dan kemudian Batavia (Jakarta).
Namun dengan politik pecah belah, Belanda berhasil menggunakan cara membantu satu pihak bertikai untuk mengalahkan pihak lain yang menentang Belanda dan meluaskan kekuasaanya.
Dengan politik ini, Belanda mampu mengalahkan kerajaan-kerajaan besar di Nusantara dengan memanfaatkan perang saudara atau permusuhan antara kerajaan tersebut dengan saingannya.
Contoh devide et impera ini adalah pada Perang Makassar. Belanda berhasil menaklukan Kesultanan Gowa dan kota Makassar pada tahun 1669, setelah mendapat bantuan dari raja Bone, Arung Palakka, yang saat itu berseteru dengan Sultan Hasanudin.
Tentara Belanda saat itu sangat sedikit dan Makassar adalah pusat perdagangan besar yang dilindungi benteng Bongaya yang kuat.
Namun ketika Arung Palakka memihak Belanda, Makassar menghadapi kepungan serangan dua arah, dari laut oleh Belanda dan dari darat oleh Bone, dan akhirnya ditaklukkan.
Belanda akhirnya berhasil menguasai kota Makassar sementara wilayah daratan di pedalaman Sulawesi Selatan dikuasai Arung Palakka.