Jelaskan mengenai struktur teks anekdot hukum peradilan
bhagastmStruktur teks anekdot: abstraksi~orientasi~krisis~reasksi~koda. TUGAS 4 STRUKTUR TEKS ANEKDOT Abstraksi : Gambaran suasana awal Orientasi : Pandangan yang mendasari pikiran Krisis : Pemunculan masalah Reaksi : Respon/tanggapan/tindakan terhadap krisis Koda : Penutup ABSTRAKSI Pada zaman dahulu di suatu negara ada seorang tukang pedati yang rajin dan tekun. Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke pasar dengan pedatinya. ORIENTASI Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke Pasar dengan Pedatinya. Suatu pagi dia melewati jembatan yang baru dibangun. KRISIS Si Tukang Pedati mengadukan si Pembuat Jembatan kepada Hakim agar dihukum karena Jembatan yang dibuatnya tidak kuat. Sehingga si Tukang Pedati jatuh ke Sungai, kuda beserta dagangannya hanyut. REAKSI Hakim memanggil si Pembuat Jembatan, si Tukang Kayu, si Penjual Kayu untuk diadili. Namun mereka akhirnya lolos dari tuduhan karena mereka memiliki alasan yang cerdas. Lalu Hakim memanggil si Pembantu Penjual kayu untuk diadili dan di penjara. Namun hal tersebut tidak dilakukan karena Pembantu itu terlalu gemuk dan tidak mempunyai uang. KODA Akhirnya Yang Mulia Hakim memenjarakan Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan mempunyai uang, Sang Hakim bertanya pada Khalayak ramai yang menyaksikan pengadilan tersebut, “Saudara-Saudara semua, bagaimanakah pandangan kalian, peradilan sudah adil?”, Masyarakat setempat menjawab “Adiiil!!” Tukang Pedati Si Pembuat Jembatan Si Tukang Kayu Si Penjual Kayu Si Pembantu Pengawal Masyarakat
abstraksi~orientasi~krisis~reasksi~koda.
TUGAS 4
STRUKTUR TEKS ANEKDOT
Abstraksi : Gambaran suasana awal
Orientasi : Pandangan yang mendasari pikiran
Krisis : Pemunculan masalah
Reaksi : Respon/tanggapan/tindakan terhadap krisis
Koda : Penutup
ABSTRAKSI
Pada zaman dahulu di suatu negara ada seorang tukang pedati yang rajin dan tekun. Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke pasar dengan pedatinya.
ORIENTASI
Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke Pasar dengan Pedatinya. Suatu pagi dia melewati jembatan yang baru dibangun.
KRISIS
Si Tukang Pedati mengadukan si Pembuat Jembatan kepada Hakim agar dihukum karena Jembatan yang dibuatnya tidak kuat. Sehingga si Tukang Pedati jatuh ke Sungai, kuda beserta dagangannya hanyut.
REAKSI
Hakim memanggil si Pembuat Jembatan, si Tukang Kayu, si Penjual Kayu untuk diadili. Namun mereka akhirnya lolos dari tuduhan karena mereka memiliki alasan yang cerdas. Lalu Hakim memanggil si Pembantu Penjual kayu untuk diadili dan di penjara. Namun hal tersebut tidak dilakukan karena Pembantu itu terlalu gemuk dan tidak mempunyai uang.
KODA
Akhirnya Yang Mulia Hakim memenjarakan Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan mempunyai uang, Sang Hakim bertanya pada Khalayak ramai yang menyaksikan pengadilan tersebut, “Saudara-Saudara semua, bagaimanakah pandangan kalian, peradilan sudah adil?”, Masyarakat setempat menjawab “Adiiil!!”
Tukang Pedati
Si Pembuat Jembatan
Si Tukang Kayu
Si Penjual Kayu
Si Pembantu
Pengawal
Masyarakat