Fosil manusia purba banyak ditemukan di sekitar Sangiran, Sragen Jawa Tengah yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo karena manusia purba banyak tinggal di tepi sungai karena tepian sungai menyediakan air untuk minum dan sumber makanan bagi manusia purba.
Selain itu, fosil manusia purba juga bnyak terangkut dan terkumpul dalam sedimen pasir dari sungai selama jutaan tahun.
Pembahasan:
Banyak temuan fosil manusia purba, baik di Indonesia maupun di luar negeri, banyak didapatkan di lembah aliran sungai, misalnya di situs Sangiran di daerah aliran Bengawan Solo. Manusia banyak tinggal di sungai pada masa purba. Hal ini karena sungai memberikan sumber makanan bagi manusia purba, seperti ikan, kerang, dan hewan yang sedang minum di sungai.
Manusia tergantung pada sumber makanan ini karena awalnya manusia purba tidak bisa bercocok tanam atau berternak. Mereka harus berpindah-pindah mengikuti hewan buruan, populasi ikan dan kerang, atau musim buah liar. Kehidupan ini disebut dengan pola kehidupan berburu-mengumpul (hunter-gatherer).
Sungai juga menjadi lokasi yang cocok agar fosil bisa terbentuk. Kerangka, sisa peralatan dan hasil buruan manusia purba dapat tertimbun oleh pasir dan tanah yang terbawa oleh sugai. Selama jutaan tahun, sisa ini akan menjadi fosil akibat proses mineralisasi. Fosil ini keras dan awet sehingga dapat diteliti oleh para sejarawan untuk mempelajari kehidupan manusia purba.
Kode: 10.3.3
Kelas: X
Mata pelajaran: IPS / Sejarah
Materi: Bab 3 - Indonesia Zaman Praaksara: Awal Kehidupan Manusia Indonesia
Jawaban:
Fosil manusia purba banyak ditemukan di sekitar Sangiran, Sragen Jawa Tengah yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo karena manusia purba banyak tinggal di tepi sungai karena tepian sungai menyediakan air untuk minum dan sumber makanan bagi manusia purba.
Selain itu, fosil manusia purba juga bnyak terangkut dan terkumpul dalam sedimen pasir dari sungai selama jutaan tahun.
Pembahasan:
Banyak temuan fosil manusia purba, baik di Indonesia maupun di luar negeri, banyak didapatkan di lembah aliran sungai, misalnya di situs Sangiran di daerah aliran Bengawan Solo. Manusia banyak tinggal di sungai pada masa purba. Hal ini karena sungai memberikan sumber makanan bagi manusia purba, seperti ikan, kerang, dan hewan yang sedang minum di sungai.
Manusia tergantung pada sumber makanan ini karena awalnya manusia purba tidak bisa bercocok tanam atau berternak. Mereka harus berpindah-pindah mengikuti hewan buruan, populasi ikan dan kerang, atau musim buah liar. Kehidupan ini disebut dengan pola kehidupan berburu-mengumpul (hunter-gatherer).
Sungai juga menjadi lokasi yang cocok agar fosil bisa terbentuk. Kerangka, sisa peralatan dan hasil buruan manusia purba dapat tertimbun oleh pasir dan tanah yang terbawa oleh sugai. Selama jutaan tahun, sisa ini akan menjadi fosil akibat proses mineralisasi. Fosil ini keras dan awet sehingga dapat diteliti oleh para sejarawan untuk mempelajari kehidupan manusia purba.
Kode: 10.3.3
Kelas: X
Mata pelajaran: IPS / Sejarah
Materi: Bab 3 - Indonesia Zaman Praaksara: Awal Kehidupan Manusia Indonesia
Kata kunci: Sangiran, Fosil Manusia Purba