Melalui revolusi tersebut masyarakat China yang mayoritas dari suku Han berhasil mengakhiri 200 tahun pemerintahan Kekaisaran Dinasti Qing (1644-1912) yang didominasi minoritas etnik Manchu, korup dan dinilai lemah dalam membendung intervensi asing. Melalui revolusi ini dihasilkan pula suatu pemerintahan baru dan pertama di Asia yang berbentuk republik.
Awal Gerakan :
Sebagai seorang intelektual dan aktivis gerakan revolusioner, Dr. Sun Yat Sen aktif membentuk organisasi Revive China Society pada tahun 1894 di Honolulu dan menjadi salah seorang pemimpinnya. Tujuan pembentukannya adalah untuk menyingkirkan etnik Manchu, mengembalikan dominasi etnik Han dan membentuk pemerintahan bersatu. Pendirian organisasi seperti yang dilakukan Dr. Sun Yat Sen bukanlah satu-satunya karena banyak pula organisasi-organisasi sejenis yang dibentuk oleh para aktivis lainnya di berbagai wilayah di China maupun luar negeri. Pembentukan organisasi-orghanisasi tersebut tidak serta merta berhasil menumbangkan Kekaisaran Dinasti Qing dan membentuk pemerintah republik seperti yang diharapkan. Namun berbagai peristiwa lain seperti pemberontakan Boxer di utara China, Perang China-Jepang Pertama, dan Perang Rusia-Jepang di Manchuria tahun 1904 dimana pemerintahan Dinasti Qing tidak mampu menanganinya menjadikan upaya-upaya gerakan revolusi China menemukan momentumnya. Disini Dr. Sun Yat Sen memperlihatkan kemampuannya dalam mengorganisasikan dan menyatukan berbagai organisasi revolusioner dalam upaya menumbangkan Kekaisaran Dinasti Qing. Ketika akhirnya Revolusi 1911 sukses menumbangkan Kekaisaran Dinasti Qing, Dr. Sun Yat Sen ditetapkan sebagai Presiden Pertama Republik China pada 29 Desember 1911-10 Maret 1912. Namun ia hanya 3 bulan di tampuk kekuasaan karena tergusur intrik-intrik gerakan para tuan tanah yang banyak mengontrol pemerintahan dan kehidupan di negara yang baru saja terbentuk tersebut. 102 tahun yang lalu, para pejuang nasionalis di China mendeklarasikan berdirinya negara republik. Dengan demikian, setelah 2.000 tahun diperintah para raja, Tiongkok bukan lagi berbentuk kekaisaran melainkan menjadi negara Republik China.
Saat gerakan :
Revolusi itu merupakan reaksi atas ketidakmampuan dinasti Qing untuk mengangkat kembali kejayaan China. Bahkan, Kekaisaran China dalam tahun-tahun terakhir malah tunduk kepada kekuatan-kekuatan asing - baik dari Barat maupun dari Jepang. Rakyat pun dibiarkan melarat sehingga membuat Sun Yat-sen dan para pejuang lain melancarkan perlawanan untuk mengakhiri kekuasaan raja di China. Revolusi ditandai dengan kudeta militer di Wuhan, China bagian tengah, yang dilancarkan kelompok bawah tanah anti dinasti Qing dengan dukungan kaum revolusioner di pengasingan. Konflik senjata yang saat itu berlangsung berhasil diakhiri melalui kompromi politik antara Yuan Shikai, panglima militer dinasti Qing, dengan Sun Yat-sen, yang merupakan pemimpin Aliansi Kaum Revolusioner China (Tongmenghui). Kompromi itu juga menghasilkan pengalihan kekuasaan dari dinasti Qing ke republik yang baru. Pemerintahan republik dijalankan oleh Yuan, yaitu bentukan dari partai-partai politik dan hasil pemilu parlemen pertama pada 1913. Sun Yat-sen sendiri sempat menjadi Presiden sementara Republik China, dari 29 Desember 1911 hingga 10 Maret 1912. Setelah kekaisaran berhasil dijungkalkan, situasi di China bukannya langsung membaik. Negara itu tak lama kemudian dilanda perang saudara selama bertahun-tahun, yang berujung pada pertikaian dua kubu - yaitu kekuatan nasionalis pimpinan Jenderal Chiang Kai-sek dan kubu Komunis pimpinan Mao Zedong / Mao Tse Tung. Pada 1949, kubu Nasionalis akhirnya tersingkir dari China Daratan. Mereka lalu pindah ke Pulau Taiwan dengan tetap memakai nama negara Republik China. Kubu komunis pada 1 Oktober 1949 mendirikan negara baru bernama Republik Rakyat China.
Permulaan :
Melalui revolusi tersebut masyarakat China yang mayoritas dari suku Han berhasil mengakhiri 200 tahun pemerintahan Kekaisaran Dinasti Qing (1644-1912) yang didominasi minoritas etnik Manchu, korup dan dinilai lemah dalam membendung intervensi asing. Melalui revolusi ini dihasilkan pula suatu pemerintahan baru dan pertama di Asia yang berbentuk republik.
Awal Gerakan :
Sebagai seorang intelektual dan aktivis gerakan revolusioner, Dr. Sun Yat Sen aktif membentuk organisasi Revive China Society pada tahun 1894 di Honolulu dan menjadi salah seorang pemimpinnya. Tujuan pembentukannya adalah untuk menyingkirkan etnik Manchu, mengembalikan dominasi etnik Han dan membentuk pemerintahan bersatu. Pendirian organisasi seperti yang dilakukan Dr. Sun Yat Sen bukanlah satu-satunya karena banyak pula organisasi-organisasi sejenis yang dibentuk oleh para aktivis lainnya di berbagai wilayah di China maupun luar negeri.
Pembentukan organisasi-orghanisasi tersebut tidak serta merta berhasil menumbangkan Kekaisaran Dinasti Qing dan membentuk pemerintah republik seperti yang diharapkan. Namun berbagai peristiwa lain seperti pemberontakan Boxer di utara China, Perang China-Jepang Pertama, dan Perang Rusia-Jepang di Manchuria tahun 1904 dimana pemerintahan Dinasti Qing tidak mampu menanganinya menjadikan upaya-upaya gerakan revolusi China menemukan momentumnya.
Disini Dr. Sun Yat Sen memperlihatkan kemampuannya dalam mengorganisasikan dan menyatukan berbagai organisasi revolusioner dalam upaya menumbangkan Kekaisaran Dinasti Qing. Ketika akhirnya Revolusi 1911 sukses menumbangkan Kekaisaran Dinasti Qing, Dr. Sun Yat Sen ditetapkan sebagai Presiden Pertama Republik China pada 29 Desember 1911-10 Maret 1912. Namun ia hanya 3 bulan di tampuk kekuasaan karena tergusur intrik-intrik gerakan para tuan tanah yang banyak mengontrol pemerintahan dan kehidupan di negara yang baru saja terbentuk tersebut. 102 tahun yang lalu, para pejuang nasionalis di China mendeklarasikan berdirinya negara republik. Dengan demikian, setelah 2.000 tahun diperintah para raja, Tiongkok bukan lagi berbentuk kekaisaran melainkan menjadi negara Republik China.
Saat gerakan :
Revolusi itu merupakan reaksi atas ketidakmampuan dinasti Qing untuk mengangkat kembali kejayaan China. Bahkan, Kekaisaran China dalam tahun-tahun terakhir malah tunduk kepada kekuatan-kekuatan asing - baik dari Barat maupun dari Jepang. Rakyat pun dibiarkan melarat sehingga membuat Sun Yat-sen dan para pejuang lain melancarkan perlawanan untuk mengakhiri kekuasaan raja di China. Revolusi ditandai dengan kudeta militer di Wuhan, China bagian tengah, yang dilancarkan kelompok bawah tanah anti dinasti Qing dengan dukungan kaum revolusioner di pengasingan.
Konflik senjata yang saat itu berlangsung berhasil diakhiri melalui kompromi politik antara Yuan Shikai, panglima militer dinasti Qing, dengan Sun Yat-sen, yang merupakan pemimpin Aliansi Kaum Revolusioner China (Tongmenghui). Kompromi itu juga menghasilkan pengalihan kekuasaan dari dinasti Qing ke republik yang baru. Pemerintahan republik dijalankan oleh Yuan, yaitu bentukan dari partai-partai politik dan hasil pemilu parlemen pertama pada 1913. Sun Yat-sen sendiri sempat menjadi Presiden sementara Republik China, dari 29 Desember 1911 hingga 10 Maret 1912.
Setelah kekaisaran berhasil dijungkalkan, situasi di China bukannya langsung membaik. Negara itu tak lama kemudian dilanda perang saudara selama bertahun-tahun, yang berujung pada pertikaian dua kubu - yaitu kekuatan nasionalis pimpinan Jenderal Chiang Kai-sek dan kubu Komunis pimpinan Mao Zedong / Mao Tse Tung. Pada 1949, kubu Nasionalis akhirnya tersingkir dari China Daratan. Mereka lalu pindah ke Pulau Taiwan dengan tetap memakai nama negara Republik China. Kubu komunis pada 1 Oktober 1949 mendirikan negara baru bernama Republik Rakyat China.
SEMOGA MEMBANTU~