PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY NASKAH PUB

Autor Suharto Hadiman

56 downloads 391 Views 623KB Size

Data uploaded manual by user so if you have question learn more, including how to report content that you think infringes your intellectual property rights, here.

Report DMCA / Copyright

Transcript

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun oleh: Zuryaningsi 201510104342

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA DIV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh: Zuryaningsi 201510104342

Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui Untuk Dipublikasikan pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta

Oleh: Pembimbing Tanggal Tanda tangan

: Laily Nikmah, SSiT., M.P.H : 22 Juni 2016 :

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY1 Zuryaningsi2, Laily Nikmah3 INTISARI Latar Belakang: Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh sepasang pria dan wanita remaja, yang umurnya belum mencapai 21 tahun. Pernikahan dini mencerminkan rendahnya status wanita, merupakan tradisi sosial dan kurangnya pengetahuan remaja tentang akibat yang ditimbulkan dari pernikahan dini dan persepsi mereka tentang pernikahan dini. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap persepsi pernikahan dini pada siswa kelas X di SMK N 1 Sewon Kabupaten Bantul DIY. Metode Penelitian: Quasi Eksperiment dengan desain penelitian ini menggunakan desain Non-equivalent Control Group. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Isidental sampling, dengan 20 per group, yaitu sebanyak 40 siswa kelas X dengan pembagian 20 responden sebagai kelompok yang diberikan intervensi dan 20 responden tidak diberikan intervensi (kelompok kontrol). Teknik analisis data menggunakan uji t-test. Hasil: Ada peningkatan persepsi sebelum dan sesudah penyuluhan p-value 0,000 dengan uji paired t-test. Koefisien uji independent sampel t-test dengan signifikasi 0,05 diperoleh nilai p-value 0,259 disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Simpulan dan Saran: Tidak terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap persepsi tentang pernikahan dini pada siswa kelas X, tetapi ada peningkatan persepsi sebelum dan sesudah diberi penyuluhan. Diharapkan keluarga untuk memotivasi anak-anak mereka agar tidak melakukan pernikahan dini Kata Kunci

:Pernikahan, penyuluhan, reproduksi

PENDAHULUAN Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh sepasang pria dan wanita remaja, yang umurnya belum mencapai 21 tahun baik perempuan maupun laki-laki, pernikahan dini risiko terbesar oleh remaja perempuan daripada remaja laki-laki. (BKKBN, 2012). Pernikahan dini selain mencerminkan rendahnya status wanita, juga merupakan tradisi sosial dan kurangnya pengetahuan remaja tentang akibat yang ditimbulkan dan persepsi mereka tentang pernikahan dini (Romauli, 2012, hlm 110). Undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974 menyatakan bahwa batas minimal perkawinan seseorang adalah berusia 19 tahun untuk laki-laki dan 16 untuk

untuk perempuan. Menurut Revisi UU perkawinan tahun 2010, pada pasal 7 tentang batas usia menikah ada dua hal yang pertama untuk mencegah terjadinya kehamilan dan melahirkan pada usia muda yang beresiko tinggi terhadap kesehatan serta kesiapan psikologis, pasangan yang menikah beresiko tinggi terhadap perceraian, Kedua untuk melindungi hak dan kepentingan anak, mengingat bahwa UU Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pada pasal 26 ayat (1) huruf (c) menyatakan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab mencegah terjadinya perkawianan muda. Undang-undang perlindungan anak yang menetapkan bahwa batasan usia menikah adalah 18 tahun atau sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No. 11 tahun 2007 tentang percatatan nikah Bab lV pasal 7 “ Apabila seorang calon mempelai belum mencapai umur 21 tahun, harus mendapat ijin tertulis kedua orang tua”. Izin ini sifatnya wajib, karena usia itu di pandang masih memerlukan bimbingan orang tua/wali. Menurut United Nations Development Economic and Social Affairs (UNDESA, 2010) Indonesia adalah Negara dengan pernikahan dini tinggi di dunia (rangking 37) tertinggi kedua di ASEAN setelah kamboja. Angka pernikahan usia muda (menikah sebelum usia 20 tahun) hampir dijumpai diseluruh propinsi di Indonesia, sekitar 41,9% remaja putri melahirkan anak pertama di usia 15-19 tahun (BKKBN, 2014). Survei Demografi Dan Kesehatan (SDKI) 2007 TFR DIY berada pada angka 1,8, 2010 naik menjadi 1,94, 2012 naik menjadi 2,1 dan data statistik kesejahteraan rakyat DIY menikah pada usia di bawah 18 tahun (2,84% dibawah usia 16 tahun) (Purnamaningrum, 2013 hlm 57). Kementrian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2015 sebanyak 252. Dengan persentase tertinggi kabupaten Sleman 38,9% kabupaten Bantul 23% kabupaten Kulon Progo 13,5% dan kota Yogyakarta 5,2% (Kantor kementrian agama DIY, 2015). Kementrian Agama kabupaten Bantul menunjukkan permohonan dispensasi nikah di Bantul tahun 2008 mencapai 70 pasangan, tahun 2009 meningkat 1,17%, tahun 2010 meningkat 1,40%, tahun 2011 meningkat 1,26%, tahun 2012 terjadi penurunan 1,04%, tahun 2013 terjadi peningkatan 1,15%, tahun 2014 meningkat 1,07%, dan tahun 2015 meningkat menjadi 23%. Pada studi pendahuluan kasus tertinggi di kecamatan Sewon yaitu sebanyak 33 kasus. METODE PENELITIAN Metode penelitian Quasi Eksperiment (Eksperimen semu), desain penelitian dimana peneliti melakukan intervensi/perlakuan pada subjek tetapi tidak dilakukan randomisasi (Sulistyaningsih, 2011 hlm 101). Desain penelitian ini menggunakan desain Non-equivalent Control Group (Notoadmodjo, 2010 hlm 61-62). Penyuluhan kesehatan reproduksi adalah pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi remaja secara tatap muka langsung dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Sewon menggunakan alat bantu media audio visual yaitu LCD, powerpoint, dan leaflet. Persepsi pernikahan dini adalah penafsiran atau interpretasi siswa mengenai kesehatan reproduksi, pengertian pernikahan dini, faktor penyebab pernikahan dini, penanganan pernikahan dini yang diukur dengan kuesioner. Kuesioner berisi pernyataan favourable skor SS = 5, S = 4, RR = 3, TS = 2, STS = 1, dan unfavoriable SS = 1, S = 2, RG = 3, TS = 4, STS = 5 berjumlah 26 soal. Hasil kuesioner berupa skor diukur menggunakan skala data interval. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMK Negeri 1 Sewon Kabupaten Bantul Pada jurusan Perhotelan, Usaha Perjalanan Wisata (UPW) yang

berjumlah 64 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 per group, yaitu sebanyak 40 siswa kelas X dengan pembagian 20 responden sebagai kelompok yang diberikan intervensi dan 20 responden tidak diberikan intervensi (kelompok kontrol). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Isidental Sampling yaitu tehnik penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Siswa yang keluar dari kelas yang sudah melaksanakan ujian maka dijadikan sampel dalam penelitian Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di SMK Negeri 1 Sewon pada bukan Mei sebanyak 30 responden, didapat nilai r tabel (0,361) pada tingkat kepercayaan 0,05. nilai r11 Alpha Cronbach sebesar 0,794 > 0,60 sehingga dapat disimpulkan instrumen dalam penelitian ini reliabel, dengan 26 pernyataan setelah di uji tersisa 20 pernyataan. Berdasarkan data uji normalitas data menggunakan uji kolmogorov smirnov nilai signifikansi pada data pretest 0,200 dan data posttest 0,200. Dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal karena nila signifikansi pretest dan posttest >0,05. Analisa data menggunakan uji statistik parametrik Independent t-test dengan asumsi data terdistribusi normal. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi responden siswa kelas X kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel barikut ini: Tabel 4.1 Distrubusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin dan jurusan Kelompok Kelompok Jumlah No Ekspermen Kontrol (n=20) (n=20) F % Umur F % F 1 15 Tahun 7 10 2 9 22.5 16 Tahun 13 80 16 29 72.5 17 Tahun 0 10 2 2 5 2 Jenis kelamin 9 Laki-laki 4 25 5 22.5 31 Perempuan 16 75 15 77.5 3 Jurusan 20 Perhotelan 20 50 100 20 Pariwisata 50 20 100 Tabel 4.1 menunjukkan pada kelompok kontrol mayoritas responden berumur 16 tahun sejumlah 16 siswa (80,0%), Sedangkan pada kelompok eksperimen mayoritas responden berumur 16 tahun sejumlah 13 siswa (72,5%). Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, pada kelompok kontrol paling banyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 15 siswa (75%), sedangkan pada kelompok eksperimen paling banyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 16 siswa (77,5%). Persepsi siswa kelas X tentang pernikahan :

Indikator Persepsi

Tabel 4.2 Skor persepsi tentang pernikahan dini Kelompok Kelompok Eksperimen Kontrol Pre test Post test /+ Pre test 86 94 8 96

Post test 96

Kesehatan reproduksi Pengertian 70 82 12 82 82 pernikahan dini Faktor-faktor 68 76 8 76 78 penyebab pernikahan dini Resiko 70 76 6 78 82 pernikahan dini Penanganan 86 94 8 92 96 pernikahan dini Nilai minimum 48 91 71 91 Nilai maksimum 70 93 77 92 Rata-rata 74,4 82,9 83,8 85,05 SD 10.61020 7.20307 5.55925 4.29780 P-value 0,000 0,033 T 4,781 2,305 CI 4,750-12,149 0,114-2,385 Tabel 4.2 skor persepsi siswa kelas X tentang pernikahan dini diukur dengan menggunakan kuesioner dengan 20 pernyataan. Pada pengujian awal dari 20 soal dengan skala likert diperoleh pada kelompok eksperimen nilai tertinggi sebesar 70 dan nilai terendahnya adalah 48 dengan rata-rata nilainya 74,4. Sedangkan pada kelompok kontrol nilai tertinggi sebesar 77 dan nilai terendahnya 71 dengan rata-rata nilainya 83,8.

Persepsi 1

Tabel 4.3 Persepsi siswa kelas X tentang Pernikahan dini pretest dan posttest Pre test Post test % %

Kelompok eksperimen Kurang 1 5 0 0 Sedang 10 50 3 15 Baik 9 45 17 85 2 Kelompok kontrol Kurang 0 0 0 0 Sedang 1 5 0 0 Baik 19 95 20 20 Hasil penelitian pada tabel 4.3 menyatakan sebelum diberi penyuluhan tentang pernikahan dini para siswa mempunyai persepsi paling banyak kategori sedang sejumlah 10 siswa (50%) dan yang paling sedikit siswa yang mempunyai persepsi kurang sejumlah 1 responden (5%). Hasil pre test cukup baik dikarenakan persepsi para siswa terhadap pernikahan dini masih sedang. Pada hasil pre test kelompok eksperimen item mengenai persepsi pernikahan dini sebagian besar sudah dijawab dengan benar karena responden sudah memiliki pengetahuan walaupun

-

/+ 0 0 2

4 0

sedikit tentang pernikahan dini. Hal ini dapat dilihat pada hasil kuesioner bahwa skor persepsi tentang pernikahan dini yang paling rendah faktor-faktor penyebab pernikahan dini sebelum diberi penyuluhan dihasilkan sebesar 68% dari jumlah responden. Responden memiliki persepsi sedang karena salah satunya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dikemukakan oleh Mifta Toha (2003) persepsi dapat dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, pengetahuan, kepentingan serta minat, harapan, dan budaya. Hal ini dikemukakan oleh teori Marmi (2015) Remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial. Perkembangan demikian memicu untuk terus mengembangkan kemampuan dalam bentuk apapun, termasuk mencari pengetahuan. Dapat dilihat persepsi yang baik pada nilai pre-test masing-masing kelompok. Berdasarkan tabel 4.3 hasil analisis dengan Paired Sampel T-test pada kelompok eksperimen dengan signifikan 0,05, diperoleh nilai p-value 0,000 yang kurang dari α= 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah diberi penyuluhan pada kelompok eksperimen. Hasil penelitian untuk mengetahui perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diberikan penyuluhan kesehatan reproduksi dengan menggunakan analisis Independent T-test. Berikut hasil penelitian yang telah dilakukan. Tabel 4.4 Uji Independent Sampel T-test perbedaan persepsi tentang pernikahan dini siswa Kelas X pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di SMK Negeri 1 Sewon Kab Bantul DIY Persepsi CI t Df P-Value Kel. Eksperimen -1,646 – (-1,675) 1,146 38 0,259 dan Kel. Kontrol Analisis dengan Independent Sampel T-test menggunakan taraf signifikan 0,05 didapat (p>0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil penelitian diperoleh nilai p-value 0,259 lebih dari α= 0,05 (0,259 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tidak ada perbedaan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen karena responden memiliki pengetahuan yang berbeda dari awal penelitian. Diketahui bahwa pada kelompok kontrol memiliki persepsi yang baik terhadap faktor-faktor penyebab pernikahan dini, dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Dapat dilihat pada hasil kuesioner pada tabel 4.2. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi dan faktor yang mempengaruhi penyuluhan dan beberapa variabel pengganggu tidak dikendalikan : pengalaman dari responden tidak dapat dibatasi, proses belajar dapat mempengaruhi perubahan responden pada saat penyuluhan berlangsung dengan diskusi, pengetahuan berkaitan dengan informasi dari mana saja yang didapatkan dari responden, sehingga kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki perubahan yang sama pada pengetahuan. Teori hidayat (2009) bahwa persepsi terdapat 3 bentuk yaitu persepsi visual ruang (hasil pengamatan), persepsi audiitif (diperoleh dengan mendengar), dan

persepsi sosial (bersumber dari indra dan sosial). Pada kelompok kontrol diketahui terdapat responden dengan umur yang lebih tua sehingga akan mempengaruhi responden lainnya yang sekarang membentuk persepsi sosial. Pengetahuan juga didasarkan pada faktor pendidikan. Responden sudah dapat dikatakan mendapatkan pendidikan jenjang atas, sehingga tingkat pengetahuan pernikahan dini dipengaruhi oleh faktor pendidikan. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Persepsi sebelum diberi penyuluhan sebagian besar responden kategori sedang dengan skor rata-rata 74,4. 2. Persepsi setelah diberi penyuluhan sebagian besar responden kategori baik dengan skor rata-rata 82,9. 3. Persepsi yang tidak diberi penyuluhan meningkat disebabkan karena informasi bisa didapatkan dari mana saja. 4. Tidak terdapat pengaruh pada penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap persepsi tentang pernikahan dini pada siswa kelas X, tetapi ada peningkatan persepsi sebelum dan sesudah diberi penyuluhan. B. Saran 1. Bagi orangtua dan siswa kelas X Diharapkan keluarga untuk memotivasi anak-anak mereka agar tidak melakukan pernikahan dini 2. Bagi Profesi Bidan Diharapkanm bidan lebih meningkatkan penyuluhan kesehatan reproduksi dan pernikahan dini pada remaja sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif. 3. Bagi peneliti selanjutnya Diharapakan memilih responden yang tidak sedang melaksanakan ujian, pengendalian variabel pengganggu dapat dikendalikan, jeda waktu pada penyuluhan sangat singkat sehingga mempengaruhi keefektifan penyuluhan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta. Azwar, S., 2011. Sikap dan Perilaku Dalam Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Baswedan Anies., 2010. Update indonesia Laporan Utama : Revisi Undang-Undang Perkawinan Volume IV No. 10-Maret 2016 ISSN 1979-1984. The Indonesian Institute Center For Public Policy Research BKKBN., 2012. Kajian pernikahan dini pada beberapa provinsi di indonesia: dampak overpopulation, akar masalah dan peran kelembagaan di daerah dalam www.bkkbn.pt.rs.com, diakses tanggal 10 Februari 2016 Hidayat, Alimul., 2014. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta. Jannah., 2013. Pengaruh Penyuluhan Tentang Pernikahan Dini Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Kelas X di SMK Jatimulyo Girimulyo Kulon Progo DIY, Skripsi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Kanwil DIY., 2015. Data Pernikahan dibawah umur Kementrian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta Koleuma, Anichitra., 2014. A Study to Evaluate The Effectiveness of Planned Teaching Programme on Impact of Early Marriage, Pregnancy among Adolescent Girls in Selected Rural High schools of Belgaum Karnataka, Asian J. Nursing Edu. and Research. 4 (1). 61-69 Kusmiran Eny., 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita, Salemba Medika, Jakarta. Marmi., 2013. Kesehatan Reproduksi, Pustaka Belajar, Yogyakarta. Notoatmodjo., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Santhya., 2010. Associations Between Early Marriage and Young Womens Marital and Reproductive Health Outcome: Evidence from India. Proquest Nursing & Allied Health Source. 36 (3) 132-139

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.