PENGARUH KUALITAS AUDIT DALAM MENDETEKSI EARNINGS MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISCRETIONARY REVENUE

PENGARUH KUALITAS AUDIT DALAM MENDETEKSI EARNINGS MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISCRETIONARY REVENUE Jonathan Odolf Hasahatan Alumni Fakul

Autor Fanny Salim

15 downloads 419 Views 660KB Size

Data uploaded manual by user so if you have question learn more, including how to report content that you think infringes your intellectual property rights, here.

Report DMCA / Copyright

Transcript

PENGARUH KUALITAS AUDIT DALAM MENDETEKSI EARNINGS MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISCRETIONARY REVENUE Jonathan Odolf Hasahatan Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Pelita Harapan [email protected] Hanna Accounting Department Universitas Pelita Harapan Universitas Pelita Harapan Tower Lippo Karawaci, Tangerang 15811 Tlp. 021- 5460901 ext. 1614 Email: [email protected]

Abstract This study examines the effect of audit quality to the earnings management by using discretionary revenue model by Stubben 2010. In the prior literatures, earnings management is captured by discretionary accrual that are estimated using a cross sectional version of the Jones 1991 model. Some studies indicate that revenue models are less biased, better specified and more powerful than commonly used accrual models. Two proxies used for audit quality are public accounting firm industry specialization and audit firm size. The analysis method used is Ordinary Least Square, t-test and F-test. The sample of this empirical study is 163 companies listed in Indonesian Stock Exchange in the period of 20072012 except financial industries such as banking, multi-finance and insurance. Purposive sampling technique was applied for selecting the required sample for this study. The result of this study showed that public accounting firm industry specialization and audit firm size as the proxies of audit quality do not affect earnings management significantly by using discretionary revenue model. Keywords: audit quality, industry specialization, audit firm size, earnings management

Pendahuluan Dalam agency theory, terdapat hubungan antara agent dan principal, dimana principal mempekerjakan agent untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal. Dalam hubungan kontrak kerja ini, terjadi asimetri informasi yaitu informasi yang dimiliki principal berbeda dengan yang dimiliki agent. Agent memiliki lebih banyak informasi mengenai perusahaan dibandingkan

50

Pengaruh Kualitas Audit dalam Mendeteksi Earnings Management dengan Menggunakan Pendekatan Discretionary Revenue Oleh: Jonathan Odolf Hasahatan dan Hanna

dengan principal. Hal ini disebabkan karena agent terlibat langsung dalam operasional perusahaan, sedangkan principal tidak ikut campur dalam manajemen perusahaan. Agent dan principal pun memiliki kepentingan yang berbeda, sehingga terjadilah konflik kepentingan antara agent dan principal. Akibat adanya asimetri informasi tersebut, dibutuhkanlah jasa audit untuk menjamin kualitas laporan keuangan perusahaan. Semua perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sebelum dipublikasikan kepada publik sesuai dengan keputusan ketua BAPEPAM No Kep. 17/PM/2002. Menurut Scott (2009), manajemen cenderung memilih kebijakan akuntansi yang dapat menguntungkan dirinya. Pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk suatu tujuan tertentu disebut dengan manajemen laba. Menurut Gumanti dan Niagara (2007), umumnya manajemen melakukan praktik manajemen laba pada saat Initial Public Offering (IPO). Hal ini dipicu ketakutan bahwa saham yang ditawarkan tidak direspon dengan baik oleh investor, jika laba yang dicatat oleh perusahaan tidak menarik. Selain itu, manajemen termotivasi oleh kenyataan bahwa sebelum go public, informasi perusahaan belum banyak diketahui oleh calon investor, baik informasi yang terkait dengan kinerja operasi maupun keuangan. Friedlan (1994) dan Teoh et al. (1998) menemukan indikasi kuat bahwa manajer mengatur tingkat keuntungan dengan cara menaikkan laba yang dilaporkan (income increasing) sebelum perusahaan go public. Penelitian terdahulu menemukan bukti bahwa perusahaan mengelola pendapatan secara sistematis guna memenuhi target laba (Burgstahler dan Dichev, 1997; Degeorge et al., 1999). Penelitian ini menguji dua patokan yang umum yaitu pelaporan laba positif kecil (menghindari kerugian) dan melaporkan kenaikan laba positif kecil (menghindari penurunan laba). Auditor berkualitas tinggi dapat memberikan keuntungan bagi para investor dalam pengambilan keputusan di mana laporan keuangan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk memprediksi suatu perusahaan. Hal ini dibuktikan oleh Challen dan Siregar (2011) bahwa kualitas audit yang baik akan

51

Jurnal Ekonomi dan Bisnis – EKONOMIS, Vol. 8, No. 2, September 2014

memberikan reaksi positif terhadap harga saham dan meningkatkan nilai perusahaan. Kualitas audit dapat diukur dengan proksi seperti audit firm size, audit fee, dan spesialisasi industri KAP. Penelitan sebelumnya tentang audit firm size menyatakan bahwa KAP yang besar, yaitu KAP yang termasuk dalam Big Four pada umumnya memiliki probabilitas yang lebih tinggi untuk mendeteksi dan mengungkapkan kesalahan atau kecurangan dalam laporan keuangan (DeAngelo, 1981). Menurut Solomon et al. (1999), spesialisasi industri KAP mempengaruhi auditor menjadi lebih berpengalaman dan berkembang keahliannya dalam mengidentifikasi dan menentukan apa masalah yang terjadi. Sehingga auditor spesialisasi industri dapat meminimalkan manajemen laba. Dalam penelitian ini, masalah penelitian difokuskan pada hubungan kualitas audit yang diproksikan dengan spesialisasi industri KAP dan audit firm size terhadap manajemen laba dengan menggunakan pengukuran discretionary revenue (Stubben, 2010). Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti tentang pengaruh kualitas audit yang diukur dengan spesialisasi industri KAP terhadap manajemen laba dan pengaruh kualitas audit yang diukur dengan audit firm size terhadap manajemen laba.

Tinjauan Pustaka Agency Theory Scott (2009) menjelaskan adanya hubungan kontrak antara agent dan principal, dimana terdapat konflik kepentingan antara agent dan principal. Konsep agency theory adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Principal mempekerjakan agent untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otoritas pengambilan keputusan dari principal kepada agent. Godfrey et al. (2010), pihak manajemen (manajer) ingin mendapatkan perolehan yang maksimal dengan cara bonus, insentif, kompensasi, dan keuntungan tambahan dari agency relationship. Sedangkan pihak pemegang saham ingin memaksimalkan utilitas mereka dengan mengadakan kontrak serta menyejahterakan diri dengan profitabilitas yang selalu meningkat dan juga

52

Pengaruh Kualitas Audit dalam Mendeteksi Earnings Management dengan Menggunakan Pendekatan Discretionary Revenue Oleh: Jonathan Odolf Hasahatan dan Hanna

pengembalian atas investasi yang sudah mereka lakukan. Perbedaan kepentingan tersebut dapat menimbulkan masalah asimetri informasi. Asimetri informasi adalah dimana tidak terdistribusinya informasi secara merata antara agent dan principal. Hal ini disebabkan karena agent, selaku pengelola perusahaan, memiliki lebih banyak informasi dibandingkan principal yang tidak mengelola perusahaan secara langsung. Situasi ini mendorong pihak agent untuk memberikan informasi yang direkayasa kepada pihak principal, dimana tindakan yang dimaksud disebut manajemen laba. (Widyaningdyah, 2001). Menurut Jensen dan Meckling (1976), agency cost adalah biaya-biaya yang ditanggung oleh pemegang saham untuk mencegah atau meminimalkan masalah-masalah keagenan dan untuk memaksimalkan keuntungan pemegang saham. Menurut Godfrey et al. (2010), hubungan agency dapat menimbulkan cost of agency. Cost of agency didefinisikan sebagai jumlah dari monitoring expenditure by principal, bonding expenditure by agent, dan residual loss.

Earnings Management (Manajemen Laba) Manajemen laba melibatkan pemilihan prosedur akuntansi yang dapat menyebabkan bias dalam melaporkan laba untuk mencapai tujuan tertentu (Dechow dan Skinner, 2000). Menurut Riduwan (2001) manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan haknya dalam pelaporan keuangan. Para manajemen melakukan perubahan transaksi untuk memanipulasi laporan keuangan, sehingga menimbulkan gambaran yang salah bagi stakeholder tentang kinerja ekonomis perusahaan, ataupun untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang bergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Surifah (1999) menyatakan bawa manajemen laba dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan apabila digunakan untuk pengambilan keputusan, karena manajemen laba merupakan suatu bentuk manipulasi atas laporan keuangan yang menjadi sasaran komunikasi antara manajer dan pihak-pihak eksternal perusahaan. Ahmed dan Belkaoui (2000) menyatakan betapa pentingnya informasi laba. Pertama, laba dijadikan dasar bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen. Kedua, laba dijadikan dasar dalam memperhitungkan kewajiban

53

Jurnal Ekonomi dan Bisnis – EKONOMIS, Vol. 8, No. 2, September 2014

perpajakan perusahaan. Ketiga, laba dipandang sebagai petunjuk dalam menentukan arah investasi dan pembuat keputusan ekonomi. Keempat, dapat menjadi acuan untuk memprediksi yang membantu dalam memprediksi laba dan kejadian ekonomi yang akan datang. Kelima, dapat dijadikan pedoman untuk menilai kinerja manajemen. Bernard dan Stober (1989) dalam Siallagan dan Machfoedz (2007) menyatakan bahwa manajemen laba memberi pengaruh terhadap kualitas laba yang dilaporkan oleh manajemen, dan hasilnya adalah kualitas laba yang lebih rendah. Wild et al. (2007) menyatakan bahwa ada beberapa faktor pendorong dalam melakukan manajemen laba antara lain untuk meningkatkan reward yang akan diterima oleh manajer, meningkatkan harga saham, serta alasan-alasan lain seperti perubahan manajemen perusahaan. Praktik manajemen laba dapat dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi tertentu yang sesuai dengan kepentingan manajer . Magnan dan Cormier (1997) dalam Gumanti dan Niagara (2007) menyatakan bahwa ada tiga sasaran yang dapat dicapai oleh manajer sehubungan dengan

perataan

laba,

yaitu

memaksimalkan

kesejahteraan

manajer,

meminimalkan biaya politis, dan meminimalkan biaya finansial. Manajemen laba dapat diukur dan diuji dengan beberapa model pengukuran, antara lain accrual model yang dikembangkan oleh Jones (1991), modified Jones model (Dechow et al., 1995), Dechow-Dichev model (Dechow dan Dichev, 2002), performance-matched modified Jones model (Kothari et al., 2005), discretionary revenue model (Stubben, 2010), dan model lainnya. Dalam penelitian ini, digunakan discretionary revenue model (Stubben, 2010) untuk mengukur manajemen laba, karena penelitian dengan menggunakan model ini belum banyak dilakukan dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Stubben (2010), pengukuran manajemen laba dengan discretionary revenue model menghasilkan hasil yang lebih tidak bias dan lebih baik dalam menentukan manajemen laba.

Peran Audit dalam Agency Theory

54

Pengaruh Kualitas Audit dalam Mendeteksi Earnings Management dengan Menggunakan Pendekatan Discretionary Revenue Oleh: Jonathan Odolf Hasahatan dan Hanna

Menurut Elder et al. (2010), assurance service adalah “an independent professional service that improves the quality of information for decision makers.” Elder menjelaskan bahwa assurance service berperan dalam meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan yang digunakan oleh pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan. Audit laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP berperan dalam mengurangi agency cost (Jensen dan Meckling, 1976). Auditor memiliki peran dalam menguji laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen. Selain itu, auditor menguji kesesuaian kinerja manajemen dalam menjalankan kontrak atau menemukan pelanggaran dalam ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam kontrak seperti manajemen laba. Dengan adanya pengujian yang dilakukan auditor, laporan keuangan dapat lebih diandalkan. Beberapa penelitian sebelumnya (Watts dan Zimmerman, 1986; Imhoff, 2003; Bedard dan Johnstone, 2004) menemukan bukti bahwa audit yang independen dapat mengurangi biaya agensi

dengan

cara

menjamin

kualitas

laporan

keuangan,

sehingga

memungkinkan pengaturan kontrak lebih tepat dan efisien antara principal dan agent perusahaan.

Kualitas Audit Kualitas audit adalah sebagai probabilitas yang dimana seorang auditor mendeteksi dan melaporkan adanya suatu pelanggaran pelaporan keuangan yang dilakukan manajemen (DeAngelo, 1981). Menurut Herusetya (2009), tujuan dari kualitas audit atas laporan keuangan adalah untuk memastikan laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material, sehingga tidak merugikan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Menurut Watts dan Zimmerman (1986), kemampuan auditor dalam mendeteksi pelanggaran adalah berdasarkan kompetensi yang dimiliki, sedangkan kemampuan auditor dalam melaporkan dan mengoreksi pelanggaran adalah berdasarkan independensi auditor. Salah satu bentuk pelanggaran laporan keuangan yang dilakukan manajemen adalah

55

Jurnal Ekonomi dan Bisnis – EKONOMIS, Vol. 8, No. 2, September 2014

manajemen laba. Zhou dan Elder (2003) menyatakan bahwa kualitas audit sangat penting untuk membatasi manajemen laba. Solomon et al. (1999) mengatakan bahwa spesialisasi industri KAP memberikan dampak positif kepada auditor, sehingga auditor menjadi lebih berpengalaman dan berkembang keahliannya khususnya dalam mengindentifikasi dan menentukan masalah yang terjadi. Pernyataan ini didukung oleh Balsam et al. (2003) yang menyatakan bahwa spesialisasi auditor memperoleh pengalaman dan pengetahuan lebih tentang bisnis klien pada industri tertentu. Menurut DeAngelo (1981) pada umumnya audit firm size yang besar memiliki probabilitas yang lebih tinggi untuk mendeteksi dan mengungkapkan kesalahan atau kecurangan dalam pelaporan laporan keuangan. Audit firm size yang besar juga cenderung membuat perusahaan lebih mampu mengatasi tekanan dari klien yang menginginkan opini wajar tanpa pengecualian, dan juga untuk mengontrol manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan (Boone et al., 2010). Peryataan di atas didukung oleh Sanjaya (2008) yang menyatakan bahwa audit firm size yang lebih besar akan mempunyai peluang lebih besar untuk meminimalkan manajemen laba, auditor yang bekerja di KAP Big Four dianggap lebih berkualitas. Zhou dan Elder (2003) menyatakan bahwa audit berkualitas tinggi, yang diproksikan dengan auditor Big Four, dapat mengurangi adanya praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia. Hipotesis-hipotesis yang dikembangkan dari penjelasan di atas adalah: H1:

Kualitas audit yang diukur dengan spesialisasi industri KAP memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba.

H2:

Kualitas audit yang diukur dengan audit firm size memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Kerangka Konseptual Kerangka konseptual berikut ini menggambarkan kualitas audit yang diukur dengan pendekatan spesialisasi industri KAP dan audit firm size

56

Pengaruh Kualitas Audit dalam Mendeteksi Earnings Management dengan Menggunakan Pendekatan Discretionary Revenue Oleh: Jonathan Odolf Hasahatan dan Hanna

berpengaruh terhadap manajemen laba yang diukur dengan discretionary revenue model (Stubben, 2010).

Gambar 1. Kerangka Konseptual Spesialisasi Industri KAP

Manajemen Laba

Audit Firm Size

Variabel Kontrol 1.Sales Growth 2.Firm Size 3.Leverage Sumber: Hasil olahan penulis

Metode Penelitian

Populasi dan Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perusahaan go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai 2012 tidak termasuk perusahaan dalam industri keuangan (banking, multifinance, dan insurance). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan proses sampling, diperoleh sampel sebanyak 163 perusahaan yang sama per tahun. Jumlah total observasi penelitian adalah 815 firm years. Tetapi didapatkan ada beberapa data outlier, sehingga setelah dilakukan penyisihan terhadap data-data outlier, didapatkan sampel terakhir sebanyak 681 sampel.

Model Empiris Penelitian Model empiris penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengujian hipotesis. Model digunakan untuk menguji H1 dan H2. Pengujian

57

Jurnal Ekonomi dan Bisnis – EKONOMIS, Vol. 8, No. 2, September 2014

hipotesis H1 bertujuan untuk menguji adanya pengaruh spesialisasi industri KAP terhadap manajemen laba. Pengujian hipotesis H2 bertujuan untuk menguji adanya pengaruh audit firm size terhadap manajemen laba. Model empiris untuk menguji kedua hipotesis adalah dalam bentuk regresi berganda.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian adalah Earnings Management (EM) yang diambil dari perhitungan standard deviation error dari model discretionary revenue (Stubben, 2010). 2. Variabel Independen Dalam penelitian ini digunakan dua variable independen yaitu Spesialisasi Industri KAP (SIK) dan audit firm size (AFS). SIK diberi skor 1 jika memiliki industri share terbesar, diukur dengan rasio jumlah aset klien KAP seluruh KAP dalam satu industri, dan diberi skor 0 jika lainnya (Gul et al., 2009; Herusetya, 2012). AFS adalah diberi skor 1, jika perusahaan diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four, diberi skor 0, jika lainnya. (Herusetya, 2012). 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol yang digunakan adalah: (1) sales growth (SG), dihitung dari tingkat pertumbuhan penjualan selama satu tahun penuh (salest-salest-1)/salest1.

(2) Leverage (LEV), dihitung dengan rasio total liabilitas dibagi dengan

total aset pada akhir tahun t. (3) Ukuran perusahaan (SIZE), dihitung dengan natural logaritma dari total aset perusahaan pada akhir tahun t.

Hasil dan Pembahasan Statistik Deskriptif

58

Pengaruh Kualitas Audit dalam Mendeteksi Earnings Management dengan Menggunakan Pendekatan Discretionary Revenue Oleh: Jonathan Odolf Hasahatan dan Hanna

Pada bagian ini akan dijelaskan statistik deskriptif berdasarkan data yang telah diolah, yaitu nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari masing-masing variabel yang disajikan dalam Tabel 1. Statistik Deskriptif berikut ini:

Tabel 1. Statistik Deskriptif N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

EM

681

-.1308827730

.1399448971

.0038559049

.0279622904

SIK

681

.0

1.0

.164

.3710

AFS

681

.0

1.0

.355

.4790

SG

681

-.922

306.018

.73165

11.974575

SIZE

681

6.542

19.021

13.83212

1.708783

LEV

681

.018

8.250

.54139

.533574

Valid N (listwise)

681

Sumber: Output SPSS versi 21

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas Pengujian dilakukan dengan menguji normalitas dari residual dengan menggunakan one sample kolmogorov dengan menggunakan tingkat signifikansi

Tabel 2. Uji Normalitas Menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters

681 a,b

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

.0000000 .02736059

Absolute

.061

Positive

.061

Negative

-.056 1.599 .012

Sumber: Pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 21

59

Jurnal Ekonomi dan Bisnis – EKONOMIS, Vol. 8, No. 2, September 2014

0.05. Dari Tabel 2. Uji Normalitas Menggunakan One Sample KolmogorovSmirnov di bawah ini dapat dilihat bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dari nilai Asymp.Sig. (2-tailed) data residual sebesar 0.012 kurang dari 0.05, hal ini dapat disebabkan karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar dari 200 sampel. Banyaknya sampel yang digunakan menimbulkan distribusi data yang bervariasi. Menurut Gujarati (2007), dalam praktiknya tidak perduli distribusi probabilitas apapun yang mendasarinya, ratarata sampel dari besaran sampel yang terdiri dari kurang dari 30 observasi akan mendekati normal.

Uji Multikolinieritas Dari Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas di bawah ini dapat dilihat nilai tolerance dari variabel independen dan kontrol yaitu SIK sebesar 0.797, AFS sebesar 0.733, SG sebesar 0.995, SIZE sebesar 0.720, dan LEV sebesar 0.970. Semuanya memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0.1. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa antar variabel-variabel independen dan kontrol tidak saling berkorelasi. Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients

a

Collinearity Statistics Model 1

Tolerance

VIF

(Constant) SIK

.797

1.255

AFS

.733

1.365

SG

.995

1.005

SIZE

.720

1.389

LEV

.970

1.031

Sumber: Pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 21 Sedangkan nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas dan kontrol semuanya di bawah 10, artinya tidak terjadin masalah multikolinieritias dalam model.

60

Pengaruh Kualitas Audit dalam Mendeteksi Earnings Management dengan Menggunakan Pendekatan Discretionary Revenue Oleh: Jonathan Odolf Hasahatan dan Hanna

Uji Heteroskedastisitas Dalam

penelitian

ini,

dilakukan

uji

heteroskedastisitas

dengan

menggunakan uji formal white heteroscedasticity dengan menggunakan EViews versi 6. Hasil pengujian menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas yang ditunjukkan dari nilai probability chi square dengan tingkat signifikan 0.05 sebesar 0.000. Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas dilakukan treatment white heteroscedasticity. Dari tabel 4, persamaan regresi dapat dirumuskan persamaan sebagai berikut: EM = α + β1SIK + β2AFS + β3SG + β4SIZE + β5LEV + ɛ EM = 0.023+0.003 SIK+(-0.001)AFS+0.000SG+(-0.001)SIZE+-0.002 LEV+ɛ

Analisis Regresi Tabel 4. Hasil Regresi Coefficients

Model 1

a

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B

Std. Error

(Constant)

.023

.010

SIK

.003

.003

AFS

-.001

SG

Beta

t

Sig.

2.270

.024

.033

.786

.432

.003

-.019

-.443

.658

.000

.000

-.195

-5.170

.000

SIZE

-.001

.001

-.077

-1.731

.084

LEV

-.002

.002

-.033

-.862

.389

Sumber: Pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 21

Penjelasan untuk persamaan di atas adalah sebagai berikut: 1. Jika semua variabel independen (SIK dan AFS) dan variabel kontrol (SG, SIZE, dan LEV) sama dengan 0 (nol) maka earnings management mempunyai nilai sebesar 0.023. 2. Jika terjadi perubahan SIK sebesar satu satuan dan variabel independen lainnya (termasuk variabel kontrol) konstan, maka earnings management akan mengalami perubahan sebesar 0.003 satuan.

61

Jurnal Ekonomi dan Bisnis – EKONOMIS, Vol. 8, No. 2, September 2014

3. Jika terjadi perubahan AFS sebesar satu satuan dan keempat variabel independen lainnya konstan, maka earnings management akan mengalami perubahan sebesar -0.001 satuan. 4. Jika terjadi perubahan SG sebesar satu satuan dan keempat variabel independen lainnya konstan, maka earnings management akan tidak mengalami perubahaan yang ditunjukkan dari nilai koefisien sebesar 0.000. 5. Jika terjadi perubahaan SIZE sebesar satu satuan dan keempat variabel independen lainnya konstan, maka earnings management akan mengalami perubahaan sebesar -0.001 satuan. 6. Jika terjadi perubahaan LEV sebesar satu satuan dan keempat variabel independen lainnya konstan, maka earnings management akan mengalami perubahaan sebesar -0.002 satuan. Uji Koefisien Determinasi (Uji Adjusted R2) Kegunaan Adjusted R2 adalah untuk mengetahui kontribusi variabelvariabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Nilai adjusted R2 menunjukkan seberapa besar variabel-variabel independen menjelaskan variabel dependen. Tabel 5. Hasil Uji Korelasi b

Model Summary Model 1

R .206

R Square a

.043

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.035

.027461741415833

Sumber: Pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 21

Hasil dari uji Adjusted R2 dapat dilihat pada Tabel 5. Korelasi menunjukkan Adjusted R2 sebesar 0.035 yang berarti besarnya variabel dependen (earnings management) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu SIK dan AFS, serta variabel kontrol yaitu SG, SIZE, dan LEV adalah sebesar 3.5%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar dari penelitian ini.

62

Pengaruh Kualitas Audit dalam Mendeteksi Earnings Management dengan Menggunakan Pendekatan Discretionary Revenue Oleh: Jonathan Odolf Hasahatan dan Hanna

Uji Signifikan Simultan (Uji-F) Uji F dilakukan dengan cara melakukan regresi linier ganda dengan pengujian koefisien regresi secara bersama-sama. Kemudian setelah hasilnya keluar, dianalisis dengan melihat jika nilai sig lebih kecil atau sama dengan α = 0.05, maka menunjukkan bahwa model regresi dapat berjalan dengan baik. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 6. Hasil Uji F di bawah ini. Tabel 6. Hasil Uji F a

Model Regression 1

Residual

ANOVA Sum of Squares Df .023 5 .509 675

Total

.532

Mean Square .005 .001

F 6.003

Sig. b .000

680

a. Dependent Variable: EM b. Predictors: (Constant), LEV, SG, SIK, AFS, SIZE

Sumber: Pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 21

Dari hasil uji F yang tertera pada Tabel 6. Hasil Uji F, dapat dilihat nilai sig sebesar 0.000, maka dapat dikatakan penelitian ini memiliki model regresi yang baik.

Uji-t (Pengujian Hipotesis) Variabel independen atau kontrol dikatakan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen jika nilai sig lebih kecil atau sama dengan α = 0.05 dengan confidence level 95%. Jika nilai sig lebih besar dari α = 0.05, maka variabel independen atau variabel kontrol yang diuji dalam penelitian ini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji-t terhadap model regresi penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil Uji-t. Dari Tabel 7. Hasil Uji-t terlihat hasil yang menunjukkan bahwa spesialisasi industri KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba dengan nilai sig sebesar 0.432. Hal ini berarti baik auditor yang memiliki pengalaman atau memiliki spesialisasi terhadap industri tertentu tidak meminimalisir praktik manajemen laba. Hasil ini tidak sesuai dengan perumusan

63

Jurnal Ekonomi dan Bisnis – EKONOMIS, Vol. 8, No. 2, September 2014

hipotesis, maka hipotesis ini (H1) ditolak. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Chi et al. (2011) yang menyatakan bahwa spesialisasi industri KAP berpengaruh signifikan dan positif terhadap manajemen laba, dan penelitian Solomon et al. (1999) yang menyatakan dengan menggunakan auditor yang memiliki spesialisasi industri, perusahaan dapat meminimalkan manajemen laba dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh auditor yang tidak memiliki spesialisasi industri. Tabel 7. Hasil Uji-t Coefficients

a

Standardi zed Unstandardized

Coefficien

Collinearity

Coefficients

ts

Statistics

Std. Model 1

B

(Constant)

Error

.023

.010

SIK

.003

.003

AFS

-.001

SG

Toleran Beta

T

Sig.

ce

VIF

2.270

.024

.033

.786

.432

.797

1.255

.003

-.019

-.443

.658

.733

1.365

.000

.000

-.195

-5.170

.000

.995

1.005

SIZE

-.001

.001

-.077

-1.731

.084

.720

1.389

LEV

-.002

.002

-.033

-.862

.389

.970

1.031

a. Dependent Variable: EM

Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 21

Nilai sig audit firm size sebesar 0.658 juga menunjukkan bahwa audit firm size tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hasil ini tidak sesuai dengan perumusan hipotesis, maka H2 ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Afrida Putritama dan Rahmawati (2008) yang menyatakan bahwa kualitas audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Utama (2006) yang menyatakan bahwa kualitas audit yang diproksi menggunakan ukuran KAP memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap manajemen laba. Sebagian besar masyarakat memiliki

64

Pengaruh Kualitas Audit dalam Mendeteksi Earnings Management dengan Menggunakan Pendekatan Discretionary Revenue Oleh: Jonathan Odolf Hasahatan dan Hanna

persepsi bahwa KAP berskala besar seperti Big Four dapat mengurangi praktik manajemen laba. Namun, hasil penelitian ini berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan De Angelo (1981) yang menyatakan bahwa KAP yang lebih besar (KAP Big Four) dinilai memiliki nilai kualitas audit yang lebih tinggi. Hal tersebut menurut Watts dan Zimmerman (1986) dikarenakan KAP yang lebih besar lebih mampu mengawasi auditor secara individual dan mendeteksi opportunistic behavior. Perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four dinilai memiliki kualitas audit yang lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP non Big Four. Selain itu hasil penelitian ini berlawan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuraini dan Sumarno (2007) yang menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba.

Simpulan, Keterbatasan, dan Saran Simpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini belum menemukan bukti pengaruh kualitas audit yang diproksikan dengan spesialisasi industri KAP dan audit firm size memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini diduga disebabkan oleh karena di Indonesia masih banyak perusahaan publik yang belum menggunakan jasa audit spesialisasi industri. Perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 4 tidak menjamin menghasilkan kualitas audit yang lebih baik sehingga menurunkan earnings management. Sesuai dengan penelitian Siregar dan Utama (2006) yang menyatakan hal ini kemungkinan besar terjadi karena terdapat faktorfaktor yang lebih mempengaruhi kualitas audit selain faktor ukuran KAP. Faktor tersebut adalah kompetensi dan independensi. Dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan antara lain penelitian ini hanya menggunakan pendekatan spesialisasi industri KAP dan audit firm size dalam mengukur kualitas audit. Sedangkan kualitas audit dapat diukur

65

Jurnal Ekonomi dan Bisnis – EKONOMIS, Vol. 8, No. 2, September 2014

dengan variabel lain seperti client important, audit tenure, dan audit fee. Perlu dilakukan pengujian lebih mendalam untuk model discretionary revenue yang digunakan mengingat masih sedikitnya penelitian dengan menggunakan model ini. Penelitian selanjutnya disarankan melakukan penambahan variabel dalam memproksikan kualitas audit yang dapat mempengaruhi manajemen laba seperti client important, audit tenure, going concern dan audit fee. Penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan pengukuran kualitas audit lain seperti kualitas laba yang diukur melalui earning response coefficients (ERC) (Siregar dan Nindita, 2012). Selain itu dapat juga menggunakan model lain selain model discretionary revenue dan disarankan untuk menguji praktik-praktik manajemen laba transaksi real lainnya dalam operating activities, investing activities, dan financing activities) (Xu et al. 2007; Herusetya 2012).

Daftar Pustaka Balsam, Steven, Khrisnan, & Yang (2003). Auditor Industry Specialization and Earnings Quality. Auditing: A Journal of Practice & Theory, Available from http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=436260; Internet; accessed 13 December 2013. BAPEPAM, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP17/PM/2002 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Available from http://www.bapepam.go.id/old/old/news/Agustus2002/Rule_X.K.2.pdf; Internet; accessed 15 December 2013. Bedard, J. C., dan K. M. Johnstone. (2004). Earnings Manipulation Risk, Corporate Governance Risk, and Auditors’ Planning and Pricing Decisions. The Accounting Review. Vol. 79, No.2. October 2004. Belkaoui, Ahmed R. (1993). Accounting Theory. Cambridge: The University Press. Boone, Jeff P., Inder K. Khurana & K.K. Raman. (2010). Do the Big 4 and the Second Tier firms provide audits of similar quality? Journal of accounting and public policy, Vol. 29, No. 4. July-August 2010.

66

Pengaruh Kualitas Audit dalam Mendeteksi Earnings Management dengan Menggunakan Pendekatan Discretionary Revenue Oleh: Jonathan Odolf Hasahatan dan Hanna

Burgstahler, E. dan I. Dichev. (1997). Earnings Management to Avoid Earnings Decreases and Losses. Journal of Accounting and Economics, Vol. 24, No. 1. December 1997. Challen, A.E. and Sylvia Siregar. (2012). Audit Quality on Earnings Management and Firm Value. Finance and Banking Journal, Vol. 14, No. 1. Juni 2012. DeAngelo, L.E. (1981). Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics, Vol. 3, No. 3. December 1981. Dechow, P. and D. J. Skinner. (2000). Earnings Management: Reconciling the Views of Accounting Academics, Practitioners and Regulators. Accounting Horizons, Vol. 14, No. 2. June 2000. Degeorge, F., J. Patel, and R. Zeckhauser. (1999). Earnings management to exceed thresholds. Journal of Business, Vol. 72, No. 1. January 1999. Elders, R. J., M.S. Beasly, and A.A. Arens. (2010). Auditing and Assurance Services – An Integrated Approach. 13th Edition. Pearson, USA. Friedlan, M.L. (1994). Accounting Choices of Issuers of Initial Public Offerings. Contemporary Accounting Research Vol. 11, No. 1. Summer Fall 1994. Godfrey, J., Hodgson, A., Holmes, S., dan Tarca, A. (2010). Accounting Theory. 7th edition. John Wiley & Sons. Inc, Australia. Gujarati, Damodar N. (2007). Dasar-dasar Ekonometrika, Jilid 1 (trans: Essentials of Econometrics). Erlangga, Jakarta. Gul, F., S. Fung, and B. Jaggi. (2009). Earnings Quality: Some Evidence on The Role of Auditor Tenure and Auditor’s Industry Expertise. Journal of Accounting and Economics, Vol. 47, No. 3. June 2009. Gumanti, T.A, dan M. N. Niagara. (2007). Akuntansi Kreatif dan Manajemen Laba: Suatu Telaah. Jurnal Akuntansi, Vol. 11, No. 1. Januari 2007 Herusetya, Antonius. (2009). Pengaruh Ukuran Auditor dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 6, No. 1. Juni 2009. Herusetya, Antonius. (2012). Analisis Audit Quality Metric Score (AQMS) sebagai Pengukur Multidimensi Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba dan Kandungan Informasi Laba. Disertasi. Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

67

Jurnal Ekonomi dan Bisnis – EKONOMIS, Vol. 8, No. 2, September 2014

Imhoff, Eugene A. Jr. (2003). Accounting Quality, Auditing, and Corporate Governance. Accounting Horizons, Supplement 2003. Jensen, M. and W. Meckling. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3, No.4. July 1976. Kothari, S., A. Leone, and C. Wasley. (2005). Performance Matched Discretionary Accrual Measures. Journal of Accounting and Economics, Vol. 39, No. 1. February 2005. Nuraini, A. dan Sumarno Zain. (2007)). “Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Manajemen Akuntansi dan Sistem Informasi MAKSI, Vol. 7, No. 1. Januari 2007. Putritama, Afrida dan Dr Rahmawati. (2008). Pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba perusahaan perbankan. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Kinerja, Vol.12, No. 2. Agustus 2008. Riduwan, Akhmad. 2001. ”Studi Praktik Earning Management pada Perusahaan yang Melakukan IPO di BEJ”. Jurnal Ekuitas, Vol. 5, No. 3. September 2001. Sanjaya, I Putu Sugiarta (2008). Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11, No. 1. Januari 2008. Scott, R. W. (2009). Financial Accounting Theory. 5th Edition. Prentice Hall Inc. Canada, Ontario. Siallagan, Hamonangan. (2007). Pengaruh Manajemen Laba (Earnings Management) terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 1. April 2009. Siregar, Sylvia. V, dan Siddharta Utama. (2006). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 9, No. 3. September 2006. Siregar, Sylvia. V, dan Nindita, Chairunissa. (2012). Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14, No. 2. November 2012.

68

Pengaruh Kualitas Audit dalam Mendeteksi Earnings Management dengan Menggunakan Pendekatan Discretionary Revenue Oleh: Jonathan Odolf Hasahatan dan Hanna

Solomon, I., M. D. Shields, and O.R. Whittington. (1999). What Do IndustrySpecialist Auditors Know? Journal of Accounting Research, Vol. 37, No. 1. September 1999. Stubben, S.R. (2010). Discretionary Revenues as a Measure of Earnings Management. The Accounting Review, Vol. 85, No. 2. March 2010. Surifah. (1999). “Informasi Asimetri dan Pengaruh Manajemen Terhadap Pelaporan Keuangan dalam Perspektif Agency Theory”, Kajian Bisnis, Vol. 17. September 1999. Teoh, S.,I. Welch, dan T.Wong. (1998). Earnings Management and the Long-run Performance of Initial Public Offering. Journal of Finance, Vol. 53, No. 1. December 1998. Watts, R. L. and Zimmerman, J. L. (1986). Towards a Positive Accounting Theory. The Accounting Review, Vol. 53, No. 1. January 1986. Widyaningdyah, A.U. (2001). Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Earning Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.3, No.2. November 2001. Wild, John J., K. R. Subramanyam, dan Robert. F. Halsey. (2007). Financial statement analysis. 9th edition. New York: The Mc Graw-Hill Companies, Inc. Zhou, J. dan R. Elder. (2002). Audit Firm Size, Industry Specialization and Earnings management by Initial Public Offering Firms. Working Paper. Syracuse University, Syracuse, NY and SUNY-Binghamton, Binghamton, NY Xu, R.Z., G.K. Taylor and M.T. Dugan. (2007). Review of Real Earnings Management Literature. Journal of Accounting Literature, Vol. 26, No. 1. December 2007.

69

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.