“ POLISI TAMAN ” Disuatu sore, ada dua anak sekolah yang berjalan-jalan di taman untuk melepas lelah. C : “Kamu nimum apa sih? Bagi-bagi dong!” (mengambil minuman B) B : “Gak usah maksa gitu. Ini, aku kasih.” C : “Hehehe, aku habisin ya?” (tersenyum lebar) B : “Terserah.” (pasrah) Minuman B telah habis. Dengan cueknya C membuang kaleng miuman itu dan jatuh tepat di samping kakinya tetapi B tidak mengetahuinya. B : “Eh, aku punya pisang. Kamu mau?” (memberikan sebuah pisang) C : “Boleh. Kebetulan aku lapar.” (mengelus perut) Mereka kembali melanjutkan jalan-jalan mereka. Disudut taman ada seorang tuna netra bernama A yang berjalan-jalan menggunakan tongkat. Tiba-tiba… A : “Astagfirullah, apa ini?” (mengambil benda yang membuatnya terjatuh) A : “Ternyata kaleng. Siapa yang tega membuang sampah disini. Bukannya banyak tempat sampah di tempat ini?” (berjalan kearah tempat sampah) Dari jauh ada B sedang memperhatikan A. B : “Lihat orang itu, dia buta tetapi dia peduli.” C : “Apa maksudmu? Aku tidak mengerti.” ( terlihat bingung ) B : “Kau ini bagaimana sih? ( terlihat kesal ) Orang buta itu saja mau peduli dengan lingkungan, kamu mau kalah sama dia?” C : “Ya enggak lah. Secara aku lebih sempurna dari dia. Masa aku kalah sama orang buta seperti dia?” ( berbicara sombong ) B : “Jangan sombong begitu. Bukannya kamu yang membuang kaleng ditempat itu?” ( sambil menunjuk tempat A ) C : ( terlihat gelisah ) “E-e-eng-enggak kok. Jangan asal nuduh dong!” ( terlihat marah ) B : “Gak usah bohong. Aku lihat sendiri kok. Cepat minta maaf.” C : “Ogah. Cuma buang kaleng satu aja kamu udah berisik. Gak usah sok deh.” B : (menggelengkan kepala) “Kamu itu, sudah salah tidak mau minta maaf. Bagaimana kalau orang buta tadi terluka?” C : “Gak usah berlebihan.” Tanpa mereka berdua sadari, A mulai mendekati mereka. B : “Kam……” A : “Halo, aku dengar daritadi kalian seperti membicarakan aku yang buta. Ada apa ya?” B : “Maafkan kami. Bukan maksud kami membicarakanmu. Aku hanya menasehati temanku ini.” ( sambil menyenggol bahu C ) A : “Memangnya temanmu itu kenapa?” ( terlihat bingung ) C : “Aku gak….” B : ( memotong ucapan C ) “Dia buang sampah sembarangan.” A : “Itu tidak baik.” C : “Cerewet. Memang kamu siapa? Polisi?” A : “Ya, aku polisi.” A bertingkah seperti seorang polisi. Dia berjalan memutari C, seolah-olah C adalah seorang penjahat. A : “Kamu melakukan kejahatan yang besar Nak.” ( bersuara laki-laki ) B : “Kejahatan besar apa yang teman hamba lakukan Pak Polisi?” A : “Temanmu membuang sampah sembarangan yang menyebabkan sesorang tuna netra terjatuh.” C : “Hei, buta! Darimana kamu tau aku yang membuangnya? Jangan menuduhku!” (terlihat marah) A : “Si buta itu memberitahuku. Dia mendengar perbicaraan kalian berdua. Sebaiknya kau mengaku anak muda atau hukumanmu akan semakin berat.” B : “Memangnya Tuan akan memberi teman hamba hukuman apa?” A : “Temanmu ini harus memastikan taman ini bersih tanpa sampah hingga taman ini tutup, jika saat aku memeriksa masih ada sampah dia harus melakukannya lagi sampai seminggu.” ( bernada menakut-nakuti ) C : “Kau ini buta! Sadari itu!” A : “Enak saja, aku tidak buta. Yang buta itu yang melapor kepadaku tadi. Ini tangan yang menyebabkan orang lain terluka.” ( memegang tangan C ) B : “Sudahlah kawanku yang baik, lakukan hukumanmu. Jangan membantah.” C : “Aku muak dengan kalian!” C berjalan menjauh. Tanpa dia sadari ada kulit pisang didepannya. Dia pun terpeleset. C : “Siapa yang membuang kulit pisang disini?” ( terlihat sangat marah ) B : “Bukannya itu kulit pisang yang kau buang tadi?” ( berteriak dari jauh, C tertunduk malu ) C : ( ekspresi kesal ) Baiklah Pak Polisi, hamba menerima hukuman hamba.” A dan B : “Bagus anak muda. Hahahaha…” ( tertawa terbahak-bahak )
Cuap-Cuap :
Teks Drama ini untuk 4 orang. Yang satu jadi narrator, yang 3 main. Tokohnya diisi sendiri ya! Semoga bermanfaat! Jangan lupa meninggalkan jejak! :)
“ POLISI TAMAN ”
Disuatu sore, ada dua anak sekolah yang berjalan-jalan di taman untuk melepas lelah.
C : “Kamu nimum apa sih? Bagi-bagi dong!” (mengambil minuman B)
B : “Gak usah maksa gitu. Ini, aku kasih.”
C : “Hehehe, aku habisin ya?” (tersenyum lebar)
B : “Terserah.” (pasrah)
Minuman B telah habis. Dengan cueknya C membuang kaleng miuman itu dan jatuh tepat di samping kakinya tetapi B tidak mengetahuinya.
B : “Eh, aku punya pisang. Kamu mau?” (memberikan sebuah pisang)
C : “Boleh. Kebetulan aku lapar.” (mengelus perut)
Mereka kembali melanjutkan jalan-jalan mereka. Disudut taman ada seorang tuna netra bernama A yang berjalan-jalan menggunakan tongkat. Tiba-tiba…
A : “Astagfirullah, apa ini?” (mengambil benda yang membuatnya terjatuh)
A : “Ternyata kaleng. Siapa yang tega membuang sampah disini. Bukannya banyak tempat sampah di tempat ini?” (berjalan kearah tempat sampah)
Dari jauh ada B sedang memperhatikan A.
B : “Lihat orang itu, dia buta tetapi dia peduli.”
C : “Apa maksudmu? Aku tidak mengerti.” ( terlihat bingung )
B : “Kau ini bagaimana sih? ( terlihat kesal ) Orang buta itu saja mau peduli dengan lingkungan, kamu mau kalah sama dia?”
C : “Ya enggak lah. Secara aku lebih sempurna dari dia. Masa aku kalah sama orang buta seperti dia?” ( berbicara sombong )
B : “Jangan sombong begitu. Bukannya kamu yang membuang kaleng ditempat itu?” ( sambil menunjuk tempat A )
C : ( terlihat gelisah ) “E-e-eng-enggak kok. Jangan asal nuduh dong!” ( terlihat marah )
B : “Gak usah bohong. Aku lihat sendiri kok. Cepat minta maaf.”
C : “Ogah. Cuma buang kaleng satu aja kamu udah berisik. Gak usah sok deh.”
B : (menggelengkan kepala) “Kamu itu, sudah salah tidak mau minta maaf. Bagaimana kalau orang buta tadi terluka?”
C : “Gak usah berlebihan.”
Tanpa mereka berdua sadari, A mulai mendekati mereka.
B : “Kam……”
A : “Halo, aku dengar daritadi kalian seperti membicarakan aku yang buta. Ada apa ya?”
B : “Maafkan kami. Bukan maksud kami membicarakanmu. Aku hanya menasehati temanku ini.” ( sambil menyenggol bahu C )
A : “Memangnya temanmu itu kenapa?” ( terlihat bingung )
C : “Aku gak….”
B : ( memotong ucapan C ) “Dia buang sampah sembarangan.”
A : “Itu tidak baik.”
C : “Cerewet. Memang kamu siapa? Polisi?”
A : “Ya, aku polisi.”
A bertingkah seperti seorang polisi. Dia berjalan memutari C, seolah-olah C adalah seorang penjahat.
A : “Kamu melakukan kejahatan yang besar Nak.” ( bersuara laki-laki )
B : “Kejahatan besar apa yang teman hamba lakukan Pak Polisi?”
A : “Temanmu membuang sampah sembarangan yang menyebabkan sesorang tuna netra terjatuh.”
C : “Hei, buta! Darimana kamu tau aku yang membuangnya? Jangan menuduhku!” (terlihat marah)
A : “Si buta itu memberitahuku. Dia mendengar perbicaraan kalian berdua. Sebaiknya kau mengaku anak muda atau hukumanmu akan semakin berat.”
B : “Memangnya Tuan akan memberi teman hamba hukuman apa?”
A : “Temanmu ini harus memastikan taman ini bersih tanpa sampah hingga taman ini tutup, jika saat aku memeriksa masih ada sampah dia harus melakukannya lagi sampai seminggu.” ( bernada menakut-nakuti )
C : “Kau ini buta! Sadari itu!”
A : “Enak saja, aku tidak buta. Yang buta itu yang melapor kepadaku tadi. Ini tangan yang menyebabkan orang lain terluka.” ( memegang tangan C )
B : “Sudahlah kawanku yang baik, lakukan hukumanmu. Jangan membantah.”
C : “Aku muak dengan kalian!”
C berjalan menjauh. Tanpa dia sadari ada kulit pisang didepannya. Dia pun terpeleset.
C : “Siapa yang membuang kulit pisang disini?” ( terlihat sangat marah )
B : “Bukannya itu kulit pisang yang kau buang tadi?” ( berteriak dari jauh, C tertunduk malu )
C : ( ekspresi kesal ) Baiklah Pak Polisi, hamba menerima hukuman hamba.”
A dan B : “Bagus anak muda. Hahahaha…” ( tertawa terbahak-bahak )
Cuap-Cuap :
Teks Drama ini untuk 4 orang. Yang satu jadi narrator, yang 3 main. Tokohnya diisi sendiri ya! Semoga bermanfaat! Jangan lupa meninggalkan jejak! :)