Evha2
Klasifikasi Ikan Mujair Tuesday, March 26th, 2013 - Eksakta Advertisement Klasifikasi Ikan Mujair Sahabat Pustakers, pada kesempatan kali ini Pustaka Sekolah akan berbagi artikel mengenai Klasifikasi Ikan Mujair. Klasifikasi ikan mujair menurut W. Peters (1852) adalah sebagai berikut: Kerajaan Animalia; Filum Chordata; Kelas Actinopterygii; Ordo Perciformes; Familia Cichlidae; Genus Oreochromis; Spesies Oreochromis mossambicus. Pisces adalah binatang bertulang belakang yang hidup di air, bernafas dengan insang. Ikan mempunyai sirip yang berfungsi untuk berenang dan tubuh yang ramping untuk memudahkan bergerak di dalam air. Secara umum ciri-ciri pisces ialah hidup di air, memiliki sirip untuk menentukan arah gerak di dalam air, memiliki gurat sisi untuk mengetahui tekanan air, memiliki suhu badan poikiloterm atau berdarah dingin yaitu suhu badan disesuaikan dengan lingkungan, dan berkembangbiak dengan cara bertelur atauovipar. Kelompok pisces dibedakan berdasarkan penyusun rangka tubuhnya menjadi dua, yaitu ikan berkerangka tulang rawan (chondrichtyes) dan ikan berkerangka tulang keras atau sejati (osteichtyes). Bentuk dasar tubuh eksternal ikan sangat bervariasi, bentuk fusiform, membulat, panjang, pipih dorso-ventral atau latero-lateral dan dilengkapi dengan beberapa sirip. Bentuk eksternal ikan merupakan bentuk adaptasi dengan factor lingkungan tempat hidupnya. Ikan memiliki variasi warna menurut spesies, jenis kelamin, perkembangan masa birahi, atau sebagai bentuk penyamaran. Sisik pada ikan merupakan salah satu bentuk proteksi eksternal. Sisik stenoid dan sikloid akan berkembang mengikuti umur ikan, sehingga muncul cincin pertumbuhan yang disebut sirkuli. Pada daerah beriklim sedang, saat musim dingin pertumbuhan yang terjadi sangat lambat sehingga jarak antar sirkuli sangat sempit sehingga membentuk garis gelap yang disebut annulus. Usia ikan dapat diperkirakan dengan menghitung jumlah annuli maka (Fujaya, 2004). Sirip merupakan alat tambahan yang befungsi untuk mengatur kedudukan, gerakan, arah gerakan maupun menjaga keseimbangan pada posisi diam. Letak, ukuran, dan bentuk sirip sangat berhubungan dengan bentuk tubuh secara keseluruhan dan sifat ikan yang bersangkutan. Masing-masing sirip dikontrol oleh serangkaian otot dan didukung pada bagian internal oleh sejumlah jari-jari tulang rawan atau tulang keras. Ikan pada umumnya memiliki mata latero-lateral atau di permukaan dorsal tubuh. Mata ikan dapat mengenali warna arena indeks refraktif air, maka untuk mefokuskan pandangan lensa mata dapat bergerak keluar masuk. Sepasang lobang hidung terdapat pada bagian anterior, dapat berfungsi mendeteksi bau dan mungkin sangat sensitif (Radiopoetro, 1996). Anatomi internal pada ikan meliputi sistem skeleton, sistem otot, sistem pencernaan, sistem sirkulasi, sistem respirasi, sistem ekskretori, sistem saraf dan organ, sistem rerproduksi serta sistem endokrin. Rangka ikan berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi eksoskeleton dan endoskeleton. Eksoskeleton merupakan rangka luar, misalnya sisik ikan sedangkan endoskeleton adalah rangka dalam, misalnya columna vertebralis. Rangka pada ikan sebagaimana pada vertebrata lain adalah sebagai penegak tubuh, penyokong organ tubuh. Menurut Jasin (1984), sistem rangka ikan terbagi atas tulang rawan, jaringan pengikat, sisik (squama), komponen-komponen gigi, jari-jari sirip serta penyokong sel pada sistem saraf. Secara tidak langsung, bentuk rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam.Bentuk tubuh ikan merupakan interaksi antara sistem rangka dengan sistem otot serta evolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya. Rangka yang menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan atau tulang sejati. Osteichthyes terdiri dari tulang sejati. Sebagian besar tulang Osteichthyes pada permulaannya terbentuk melalui tahap tulang rawan, kemudian materialnya menjadi tulang sejati dalam bentuk bentuk yang khusus melalui osifikasi. Osifikasi merupakan proses perubahan tulang rawan menjadi tulang sejati atau tulang keras (Fujaya, 2004).