ainsyirah77Baru saja kemarin aku mendengar berita sedih dari seorang kawan yang kerabatnya menderitameningitis. Katanya sekarang dalam keadaan kritis dan dirawat di ICU, dan pagi ini masih harus dengan alat bantu pernafasan, karena jika kekurangan oksigen, ia akan kejang-kejang. Turut prihatin, semoga diberi kesembuhan dan pengatasan terbaik, Amien. (updated news, tanggal 11 Mei 2010, Innalillahi wa innailaihi roji’uun, kerabat yang diceritakan tadi akhirnya berpulang ke hadiratNya. Turut berduka cita yang dalam. Semoga mendapat tempat terbaik di sisiNya, dan yang ditinggalkan tabah dan ikhlas. Allah sudah mengguratkan takdirNya. Amien.) Seorang kawan juga pernah kehilangan istri tercintanya karena meningitis. Benar-benar miris. Tulisan ini mencoba mengupas tentang meningitis dan bagaimana terapi dan pencegahannya.Apa itu meningitis?Meningitis adalah radang pada selaput yang melingkupi otak (selaput otak = meninge)dan korda spinalis (bagian dari sistem saraf pusat). Umumnya disebabkan oleh virusatau bakteri. Mengetahui penyebabnya apakah virus atau bakteri sangat penting, karena keparahan penyakit dan pengobatannya akan berbeda tergantung penyebabnya. Meningitis akibat virus biasanya lebih ringan dan dapat hilang sendiri tanpa treatment spesifik. Tetapi meningitis akibat bakteri umumnya sangat parah dan dapat menyebabkan kerusakan otak, hilangnya pendengaran, dan gangguan belajar. Pada meningitis akibat bakteri, sangat penting pula mengetahui macam bakteri penyebabnya, sehingga dapat dipilihkan antibiotika yang sesuai.Sebelum tahun 1990an, Haemophilus influenzae type b (Hib) merupakan bakteri penyebab utama meningitis bakterial. Karena itu, pada anak-anak umumnya perlu diberikan vaksinasi Hib. Adanya vaksinasi Hib ini sekarang telah banyak menurunkan jumlah kasus infeksi Hib pada selaput otak. Dan sekarang, penyebab utama meningitis adalah Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis. Selain itu, ada pula Listeria monocytogenes (listeria), yang dapat ditemukan di banyak tempat, misalnya dalam debu dan makanan yang terkontaminasi, seperti keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).Apa tanda dan gejala meningitis?Gejala meningitis awalnya agak sulit dibedakan dengan gejala flu, sehingga kadang orang sering salah mengenali. Gejala umum meningitis pada mereka yang berusia di atas 2 tahun adalah demam tinggi, sakit kepala, dan kekakuan leher. Gejala ini bisa berkembang dari beberapa jam, atau mungkin sampai 1-2 hari. Gejala lain bisa berupa mual, muntah, tidak tahan dengan cahaya terang, bingung, dan mengantuk. Pada bayi yang baru lahir atau anak-anak di bawah 2 tahun, gejala klasik seperti sakit kepala dan leher kaku seringkali agak sulit terdeteksi, karena mereka belum bisa menyampaikan keluhannya. Bayi dengan meningitis biasanya menunjukkan gejala lesu (kurang aktif), muntah, rewel, tidak mau makan, dan tidak mau bangun dari tempat tidur. Dengan berjalannya waktu dan penyakit, maka pada pasien meningitis ( di segala usia) akan timbul gejala berupa kejang-kejang.Bagaimana diagnosa dan pengobatannya?Diagnosis dan pengobatan secara dini sangat penting. Untuk mendiagnosis adanya bakteri penyebab meningitis, perlu dilakukan pengambilan sampel dari cairan spinaldengan cara tertentu (spinal tap). Jika bakteri penyebab telah diketahui, maka dokter akan memilihkan antibiotika yang paling sesuai untuk membunuh bakteri tersebut. Untuk pemeriksaan lebih lanjut dapat pula dengan MRI (magnetic resonance imaging) untuk melihat keadaan otak akibat infeksi tersebut, jika diperlukan.Beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime). Sedangkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes akan diberikan Ampicillin, Vancomycindan Carbapenem (meropenem), Chloramphenicol atau Ceftriaxone. Pengobatan lainnya adalah untuk mengatasi gejala yang timbul, misalnya sakit kepala dan demam dengananalgesik-antipiretik, kejangnya dengan diazepam atau fenitoin, dan lain sebagainya. Kadang-kadang dokter akan memberikan antibiotika walaupun belum dipastikan penyebab meningitisnya, apakah karena virus atau bakteri, karena hasil kultur cairan spinal mungkin tidak bisa diperoleh secara cepat, apalagi di RS yang fasilitasnya terbatas
1 votes Thanks 7
wawzloll
Gan bukan pasien yang meninggal tetapi pasien yang sembuh tapi terima kasih udah sempetin waktu buat jawab