Musim semi tiba, bunga sakura mulai bermekaran. Indah dipandang mata. Tapi kamu tidak datang. Musim panas telah tiba, disini panas. Aku tidak pernah berpikir kamu lupa akan perjanjian kita. Musim gugur telah tiba, aku mulai pasrah akan keadaan. Sekaligus gelisah akan dirimu. Waktu demi waktu kuhabiskan dengan hidup dibawah pohon sakura yang kini mulai berguguran.
Penantianku sia ‐ sia. Kegelisahanku mulai memuncak ketika musim gugur sudah mencapai hari terakhirnya. Namun itu semua terganti dengan nada dering Hpku. Tanpa melihat nama sang penelepon yang tertera pada Hpku. Aku langsung mengangkatnya dan tanpa ragu ‐ ragu berkata “Kemana saja kamu? Kamu tahu aku menunggumu sudah tiga musim. Tapi, kenapa kamu tidak datang ketempat janjian kita? Apakah kamu sudah lupa?”
“Maaf, sepertinya saya salah sambung?” Kata seseorang yang suaranya tidakkukenal.
Musim semi tiba, bunga sakura mulai bermekaran. Indah dipandang mata. Tapi kamu tidak datang. Musim panas telah tiba, disini panas. Aku tidak pernah berpikir kamu lupa akan perjanjian kita. Musim gugur telah tiba, aku mulai pasrah akan keadaan. Sekaligus gelisah akan dirimu. Waktu demi waktu kuhabiskan dengan hidup dibawah pohon sakura yang kini mulai berguguran.
Penantianku sia ‐ sia. Kegelisahanku mulai memuncak ketika musim gugur sudah mencapai hari terakhirnya. Namun itu semua terganti dengan nada dering Hpku. Tanpa melihat nama sang penelepon yang tertera pada Hpku. Aku langsung mengangkatnya dan tanpa ragu ‐ ragu berkata “Kemana saja kamu? Kamu tahu aku menunggumu sudah tiga musim. Tapi, kenapa kamu tidak datang ketempat janjian kita? Apakah kamu sudah lupa?”
“Maaf, sepertinya saya salah sambung?” Kata seseorang yang suaranya tidakku kenal.