pintu ruang gawat darurat tiba-tiba terbuka karena terdorong ole sebuah brankar (tempat tidur pasien) yang didorong oleh perawat. tampak seorang perawat membawa tabung oksigen portabel yg selangnya terhubung ke hidung pasien yg tengah berbaring di atas brankar tadi. sementara petugas yg lain -yg tampaknya petugas kepolisian- mengikuti ke mana arah mereka pergi.
melihat kejadian itu aku terkesiap dan segera mendekati mereka. 'nadi 50 beat, tekanan darah 80/60, saturasi 95%', tegas perawat yg membawa tabung oksigen. 'korban ditemukan tergeletak tak sadarkan oleh tetangganya diri di rumah kostnya. waktu kejadian 04:15', kata si polisi. mendengar laporan itu aku segera mengambil tindakan sambil memeriksa korban yg sudah berada di ruang pemeriksaan di ER. 'zuster, tolong siapkan infus D5, 60 tetes per menit. lanjutkan pemberian oksigen pada 2 liter per jam. pasang monitor. awasi saturasi oksigen, tekanan darah dan detak jantungnya. laporkan ke saya setiap 10 menit. sekalian ambil darah untuk pemeriksaan lab saat memberikan infus. sy akan buatkan surat pengantar ke lab.' nalarku langsung bergerak cekatan. sebagai seorang dokter, profesiku menuntutku untuk tetap cekatan bahkan di pagi hari buta seperti sekarang ini.
alhamdulillah, setelah 30 menit diobservasi di ruang gawat darurat, pasien tersebut dalam kondisi membaik. hasil pemeriksaan darah dari lab juga sudah ditindaklanjuti, disesuaikan dengan kondisi korban. dan kami sudah mendapat keterangan dari korban mengenai keadaan yg menimpanya, tidak ada tindak kriminal. dan polisi juga sudah menyatakan ini murni kasus medis.
senang bila semua berjalan lancar dan baik. semua dapat tertolong dan terbantu. profesi yg terkait dengan bidang kesehatan seperti kami di sini memang bertugas menyelamatkan jiwa dan meminimalisir korban selain juga dapat ikut membantu dalam menegakkan suatu kasus perkara bila dibutuhkan seperti yg terdapat dalam sumpah seorang dokter, yg juga merupakan sumpah petugas kesehatan.
tapi kemudian aku tersadar itu semua hanya mimpi. pagi ini alarm jam tengah menyadarkan aku dari mimpiku yg indah. aku masih harus sekolah, menuntut ilmu, mengejar cita-citaku. semoga kelak aku menjadi dokter. seorang petugas medis yg berguna bagi kemanusiaan.
pintu ruang gawat darurat tiba-tiba terbuka karena terdorong ole sebuah brankar (tempat tidur pasien) yang didorong oleh perawat. tampak seorang perawat membawa tabung oksigen portabel yg selangnya terhubung ke hidung pasien yg tengah berbaring di atas brankar tadi. sementara petugas yg lain -yg tampaknya petugas kepolisian- mengikuti ke mana arah mereka pergi.
melihat kejadian itu aku terkesiap dan segera mendekati mereka. 'nadi 50 beat, tekanan darah 80/60, saturasi 95%', tegas perawat yg membawa tabung oksigen. 'korban ditemukan tergeletak tak sadarkan oleh tetangganya diri di rumah kostnya. waktu kejadian 04:15', kata si polisi. mendengar laporan itu aku segera mengambil tindakan sambil memeriksa korban yg sudah berada di ruang pemeriksaan di ER.
'zuster, tolong siapkan infus D5, 60 tetes per menit. lanjutkan pemberian oksigen pada 2 liter per jam. pasang monitor. awasi saturasi oksigen, tekanan darah dan detak jantungnya. laporkan ke saya setiap 10 menit. sekalian ambil darah untuk pemeriksaan lab saat memberikan infus. sy akan buatkan surat pengantar ke lab.' nalarku langsung bergerak cekatan. sebagai seorang dokter, profesiku menuntutku untuk tetap cekatan bahkan di pagi hari buta seperti sekarang ini.
alhamdulillah, setelah 30 menit diobservasi di ruang gawat darurat, pasien tersebut dalam kondisi membaik. hasil pemeriksaan darah dari lab juga sudah ditindaklanjuti, disesuaikan dengan kondisi korban. dan kami sudah mendapat keterangan dari korban mengenai keadaan yg menimpanya, tidak ada tindak kriminal. dan polisi juga sudah menyatakan ini murni kasus medis.
senang bila semua berjalan lancar dan baik. semua dapat tertolong dan terbantu. profesi yg terkait dengan bidang kesehatan seperti kami di sini memang bertugas menyelamatkan jiwa dan meminimalisir korban selain juga dapat ikut membantu dalam menegakkan suatu kasus perkara bila dibutuhkan seperti yg terdapat dalam sumpah seorang dokter, yg juga merupakan sumpah petugas kesehatan.
tapi kemudian aku tersadar itu semua hanya mimpi. pagi ini alarm jam tengah menyadarkan aku dari mimpiku yg indah. aku masih harus sekolah, menuntut ilmu, mengejar cita-citaku. semoga kelak aku menjadi dokter. seorang petugas medis yg berguna bagi kemanusiaan.