Buatin dong cerita fabel karangan sendiri 4 paragraf
Cendana
Jiji Jerapah dan Kus Tikus Dikisahkan hiduplah sekelompok binatang di sebuah kampung. Binatangbinatang itu bekerja sesuai dengan keahliannya masing-masing. Di kampung itu mereka saling bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan. Pada suatu hari ada seekor jerapah yang tengah mencari pekerjaan. Sang Jerapah itu bernama Jiji. Dia ingin segera mendapat pekerjaan. Pekerjaan apa saja yang penting tidak merugikan orang lain. Masalahnya, Jiji terlalu tinggi untuk melakukan pekerjaan yang ditawarkan padanya. Jiji terlalu tinggi untuk menjadi kondektur bus. Ketika berdiri di dalam bus, ia harus menekuk leher dan itu membuat lehernya nyeri. Ia juga terlalu tinggi untuk menjadi sopir truk. Lehernya terlalu panjang di ruang kemudi. Saat ia tekuk, hidungnya menyentuh kemudi truk. “Hm, sepertinya, aku hanya cocok untuk melakukan pekerjaan di luar ruangan. Ya, ya, “gumam Jiji pada suatu pagi, sambil matanya menerawang memperhatikan sekitarnya. Jiji mendatangi sebuah rumah. Ia menemui seekor tikus. Si tikus itu bernama Kus. Si tikus tengah mengecat rumah itu. Kus berdiri di sebuah tangga pendek sambil tangannya memegang kaleng cat. Kus kelihatan berat mengecat di situ. “Halo, teman!” Sapa Jiji. “Hai,” sahut Kus Tikus. Lalu, dari mulut keluar keluhan, “oh!” “Ada apa?” Tanya Jiji. “Tangga ini terlalu pendek. Aku jadi tidak bisa mencapai langit-langit,” ucap Kus. “Ah andai saja aku punya teman kerja yang tinggi sepertimu! Ia pasti dapat membantuku.” “Aku bisa membantumu,” Jiji menawarkan diri. “Kau bisa menggunakan aku sebagai tangga.” “Sungguh?” “Ya,” jawab Jiji yakin. “Terima kasih, teman.” Dengan gembira Kus Tikus naik ke leher sang Jerapah. Kemudian, dia memegang kaleng cat dengan mulutnya. Dia merasa nyaman menempel di leher sang jerapah. Dengan mudah si tikus menjangkau tempat-tempat yang sulit. Si tikus mengecat langit-langit. Pekerjaan mereka sangat rapi. Pak Beruang, sang pemilik rumah, sangat suka. Lalu, ia memberi ongkos lebih untuk Kus Tikus dan Jiji Jerapah. “Hore!” Seru Jiji senang. “Aku mendapat gaji pertamaku” “Eh, teman, bagaimana kalau mulai saat ini kita bekerja sama? Daripada aku membeli tangga yang lebih tinggi lebih baik aku menggunakanmu saja sebagai tangga. Bagaimana?” usul Kus. “Ya,ya, aku mau,” sahut Jiji gembira. Akhirnya, mulai saat itu Jiji dan Kus bekerja sama sebagai tukang cat di kampung tersebut. Mereka tidak pernah kehabisan pekerjaan. Di kampungkampung lain pun mereka banyak ditawari pekerjaan. Di mana pun mereka bekerja dengan baik. Pekerjaan mereka selalu rapi dan memuaskan sehingga banyak yang menggunakan jasa mereka. Hati mereka senang dan gembira.
Dikisahkan hiduplah sekelompok binatang di sebuah kampung. Binatangbinatang
itu bekerja sesuai dengan keahliannya masing-masing. Di kampung
itu mereka saling bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan.
Pada suatu hari ada seekor jerapah yang tengah mencari pekerjaan. Sang
Jerapah itu bernama Jiji. Dia ingin segera mendapat pekerjaan. Pekerjaan apa
saja yang penting tidak merugikan orang lain.
Masalahnya, Jiji terlalu tinggi untuk melakukan pekerjaan yang ditawarkan
padanya.
Jiji terlalu tinggi untuk menjadi kondektur bus. Ketika berdiri di dalam bus,
ia harus menekuk leher dan itu membuat lehernya nyeri. Ia juga terlalu tinggi
untuk menjadi sopir truk. Lehernya terlalu panjang di ruang kemudi. Saat ia
tekuk, hidungnya menyentuh kemudi truk.
“Hm, sepertinya, aku hanya cocok untuk melakukan pekerjaan di luar
ruangan. Ya, ya, “gumam Jiji pada suatu pagi, sambil matanya menerawang
memperhatikan sekitarnya.
Jiji mendatangi sebuah rumah. Ia menemui seekor tikus. Si tikus itu bernama
Kus. Si tikus tengah mengecat rumah itu. Kus berdiri di sebuah tangga pendek
sambil tangannya memegang kaleng cat. Kus kelihatan berat mengecat di situ.
“Halo, teman!” Sapa Jiji.
“Hai,” sahut Kus Tikus. Lalu, dari mulut keluar keluhan, “oh!”
“Ada apa?” Tanya Jiji.
“Tangga ini terlalu pendek. Aku jadi tidak bisa mencapai langit-langit,” ucap
Kus. “Ah andai saja aku punya teman kerja yang tinggi sepertimu! Ia pasti dapat
membantuku.”
“Aku bisa membantumu,” Jiji menawarkan diri. “Kau bisa menggunakan aku
sebagai tangga.”
“Sungguh?”
“Ya,” jawab Jiji yakin.
“Terima kasih, teman.”
Dengan gembira Kus Tikus naik ke leher sang Jerapah. Kemudian, dia
memegang kaleng cat dengan mulutnya. Dia merasa nyaman menempel
di leher sang jerapah. Dengan mudah si tikus menjangkau tempat-tempat
yang sulit. Si tikus mengecat langit-langit. Pekerjaan mereka sangat rapi. Pak
Beruang, sang pemilik rumah, sangat suka. Lalu, ia memberi ongkos lebih untuk
Kus Tikus dan Jiji Jerapah.
“Hore!” Seru Jiji senang. “Aku mendapat gaji pertamaku”
“Eh, teman, bagaimana kalau mulai saat ini kita bekerja sama? Daripada aku membeli tangga yang lebih tinggi lebih baik aku menggunakanmu saja
sebagai tangga. Bagaimana?” usul Kus.
“Ya,ya, aku mau,” sahut Jiji gembira.
Akhirnya, mulai saat itu Jiji dan Kus bekerja sama sebagai tukang cat di
kampung tersebut. Mereka tidak pernah kehabisan pekerjaan. Di kampungkampung
lain pun mereka banyak ditawari pekerjaan. Di mana pun mereka
bekerja dengan baik. Pekerjaan mereka selalu rapi dan memuaskan sehingga
banyak yang menggunakan jasa mereka. Hati mereka senang dan gembira.