berikan contoh dialog teks negosiasi pelayanan publik yang menyelesaikan suatu masalah
idulardhaMahasiswa 1: Saya sudah membuat proposal penelitian ini terlebih dahulu pak Mahasiswa 2: Tetapi ini adalah ide yang sudah saya rancang sejak awal. Kami memang pernah membicarakannya tapi saya tidak menyangka bahwa ide saya ini akhirnya disabotase Dosen: Apa tidak sebaiknya kamu memulai menyusun proposal dengan ide yang lain? Karena dia (mahasiswa 1) memang telah menyusun proposal penelitiannya terlebih dahulu, sedangkan kamu belum. Jadi asumsi saya dia yang lebih dulu mengerjakannya dan berhak atas ide penelitian ini Mahasiswa 2: tapi ini tidak adil bagi saya pak. Saya merasa dirugikan. Mahasiswa 1: Saya mengubah beberapa konsep dalam rancangan penelitian saya pak Mahsiswa 2: Tidak bisa semudah itu. Konsep dasar yang sudah saya rumuskan dan saya tunjukkan pada dia semuanya disalin. Sekali lagi ini tidak adil bagi saya. Tidak semudah itu memperoleh ide dan menrancangnya dalam sebuah kerangka pikir yang utuh. Saya hanya kalah cepat dalam menyusun proposal yang harus saya tunjukkan pada anda. Tapi bukan berarti hasil kerja keras saya itu bisa diklaim begitu saja. Saya menghendaki adanya kompetisi yang sehat pak. Dosen: Begini saja. Saya akan menawarkan pada kalian, kalian bisa melakukan penelitian dengan pokok masalah yang sama tapi dengan lokasi penelitian yang berbeda. Sangat dimungkinkan hasil penelitian kalian nantinya pun akan berbeda. Disamping kalian akan punya kesempatan untuk membuktikan diri nantinya. Kualitas penelitian siapa yang terbaik diantara kalian. Bagaimana? Apa kalian bersedia? Mahasiswa 2: saya akan buktikan. Saya harus mempertahankan ide saya dan memperjuangkan hak atas gagasan saya itu. Mahasiswa 1: Baiklah, sepertinya tidak ada pilihan lain.
0 votes Thanks 5
ucihafifaafifuzumaki
KASUS PELANGGARAN HAM YANG TERJADI DIMALUKU Konflik dan kekerasan yang terjadi di Kepulauan Maluku sekarang telah berusia 2 tahun 5 bulan; untuk Maluku Utara 80% relatif aman, Maluku Tenggara 100% aman dan relatif stabil, sementara di kawasan Maluku Tengah (Pulau Ambon, Saparua, Haruku, Seram dan Buru) sampai saat ini masih belum aman dan khusus untuk Kota Ambon sangat sulit diprediksikan, beberapa waktu yang lalu sempat tenang tetapi sekitar 1 bulan yang lalu sampai sekarang telah terjadi aksi kekerasan lagi dengan modus yang baru ala ninja/penyusup yang melakukan operasinya di daerah – daerah perbatasan kawasan Islam dan Kristen (ada indikasi tentara dan masyarakat biasa).Penyusup masuk ke wilayah perbatasan dan melakukan pembunuhan serta pembakaran rumah. Saat ini masyarakat telah membuat sistem pengamanan swadaya untuk wilayah pemukimannya dengan membuat barikade-barikade dan membuat aturan orang dapat masuk/keluar dibatasi sampai jam 20.00, suasana kota sampai saat ini masih tegang, juga masih terdengar suara tembakan atau bom di sekitar kota.Akibat konflik/kekerasan ini tercatat 8000 orang tewas, sekitar 4000 orang luka – luka, ribuan rumah, perkantoran dan pasar dibakar, ratusan sekolah hancur serta terdapat 692.000 jiwa sebagai korban konflik yang sekarang telah menjadi pengungsi di dalam/luar Maluku.Masyarakat kini semakin tidak percaya dengan dengan upaya – upaya penyelesaian konflik yang dilakukan karena ketidak-seriusan dan tidak konsistennya pemerintah dalam upaya penyelesaian konflik, ada ketakutan di masyarakat akan diberlakukannya Daerah Operasi Militer di Ambon dan juga ada pemahaman bahwa umat Islam dan Kristen akan saling menyerang bila Darurat Sipil dicabut.Komunikasi sosial masyarakat tidak jalan dengan baik, sehingga perasaan saling curiga antar kawasan terus ada dan selalu bisa dimanfaatkan oleh pihak ketiga yang menginginkan konmflik jalan terus. Perkembangan situasi dan kondisis yang terakhir tidak ada pihak yang menjelaskan kepada masyarakat tentang apa yang terjadi sehingga masyrakat mencari jawaban sendiri dan membuat antisipasi sendiri.Pendidikan sangat sulit didapat oleh anak – anak korban langsung/tidak langsung dari konflik karena banyak diantara mereka sudah sulit untuk mengakses sekolah, masih dalam keadaan trauma, program Pendidikan Alternatif Maluku sangat tidak membantu proses perbaikan mental anak malah menimbulkan masalah baru di tingkat anak (beban belajar bertambah) selain itu masyarakat membuat penilaian negatif terhadap aktifitas NGO (PAM dilakukan oleh NGO).Masyarakat Maluku sangat sulit mengakses pelayanan kesehatan, dokter dan obat – obatan tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat dan harus diperoleh dengan harga yang mahal; puskesmas yang ada banyak yang tidak berfungsi.Belum ada media informasi yang dianggap independent oleh kedua pihak, yang diberitakan oleh media cetak masih dominan berita untuk kepentingan kawasannya (sesuai lokasi media), ada media yang selama ini melakukan banyak provokasi tidak pernah ditindak oleh Penguasa Darurat Sipil Daerah (radio yang selama ini digunakan oleh Laskar Jihad (radio SPMM/Suara Pembaruan Muslim Maluku).
Mahasiswa 2: Tetapi ini adalah ide yang sudah saya rancang sejak awal. Kami memang pernah membicarakannya tapi saya tidak menyangka bahwa ide saya ini akhirnya disabotase
Dosen: Apa tidak sebaiknya kamu memulai menyusun proposal dengan ide yang lain? Karena dia (mahasiswa 1) memang telah menyusun proposal penelitiannya terlebih dahulu, sedangkan kamu belum. Jadi asumsi saya dia yang lebih dulu mengerjakannya dan berhak atas ide penelitian ini
Mahasiswa 2: tapi ini tidak adil bagi saya pak. Saya merasa dirugikan.
Mahasiswa 1: Saya mengubah beberapa konsep dalam rancangan penelitian saya pak
Mahsiswa 2: Tidak bisa semudah itu. Konsep dasar yang sudah saya rumuskan dan saya tunjukkan pada dia semuanya disalin. Sekali lagi ini tidak adil bagi saya. Tidak semudah itu memperoleh ide dan menrancangnya dalam sebuah kerangka pikir yang utuh. Saya hanya kalah cepat dalam menyusun proposal yang harus saya tunjukkan pada anda. Tapi bukan berarti hasil kerja keras saya itu bisa diklaim begitu saja. Saya menghendaki adanya kompetisi yang sehat pak.
Dosen: Begini saja. Saya akan menawarkan pada kalian, kalian bisa melakukan penelitian dengan pokok masalah yang sama tapi dengan lokasi penelitian yang berbeda. Sangat dimungkinkan hasil penelitian kalian nantinya pun akan berbeda. Disamping kalian akan punya kesempatan untuk membuktikan diri nantinya. Kualitas penelitian siapa yang terbaik diantara kalian. Bagaimana? Apa kalian bersedia?
Mahasiswa 2: saya akan buktikan. Saya harus mempertahankan ide saya dan memperjuangkan hak atas gagasan saya itu.
Mahasiswa 1: Baiklah, sepertinya tidak ada pilihan lain.
Konflik dan kekerasan yang terjadi di Kepulauan Maluku sekarang telah berusia 2 tahun 5 bulan; untuk Maluku Utara 80% relatif aman, Maluku Tenggara 100% aman dan relatif stabil, sementara di kawasan Maluku Tengah (Pulau Ambon, Saparua, Haruku, Seram dan Buru) sampai saat ini masih belum aman dan khusus untuk Kota Ambon sangat sulit diprediksikan, beberapa waktu yang lalu sempat tenang tetapi sekitar 1 bulan yang lalu sampai sekarang telah terjadi aksi kekerasan lagi dengan modus yang baru ala ninja/penyusup yang melakukan operasinya di daerah – daerah perbatasan kawasan Islam dan Kristen (ada indikasi tentara dan masyarakat biasa).Penyusup masuk ke wilayah perbatasan dan melakukan pembunuhan serta pembakaran rumah. Saat ini masyarakat telah membuat sistem pengamanan swadaya untuk wilayah pemukimannya dengan membuat barikade-barikade dan membuat aturan orang dapat masuk/keluar dibatasi sampai jam 20.00, suasana kota sampai saat ini masih tegang, juga masih terdengar suara tembakan atau bom di sekitar kota.Akibat konflik/kekerasan ini tercatat 8000 orang tewas, sekitar 4000 orang luka – luka, ribuan rumah, perkantoran dan pasar dibakar, ratusan sekolah hancur serta terdapat 692.000 jiwa sebagai korban konflik yang sekarang telah menjadi pengungsi di dalam/luar Maluku.Masyarakat kini semakin tidak percaya dengan dengan upaya – upaya penyelesaian konflik yang dilakukan karena ketidak-seriusan dan tidak konsistennya pemerintah dalam upaya penyelesaian konflik, ada ketakutan di masyarakat akan diberlakukannya Daerah Operasi Militer di Ambon dan juga ada pemahaman bahwa umat Islam dan Kristen akan saling menyerang bila Darurat Sipil dicabut.Komunikasi sosial masyarakat tidak jalan dengan baik, sehingga perasaan saling curiga antar kawasan terus ada dan selalu bisa dimanfaatkan oleh pihak ketiga yang menginginkan konmflik jalan terus. Perkembangan situasi dan kondisis yang terakhir tidak ada pihak yang menjelaskan kepada masyarakat tentang apa yang terjadi sehingga masyrakat mencari jawaban sendiri dan membuat antisipasi sendiri.Pendidikan sangat sulit didapat oleh anak – anak korban langsung/tidak langsung dari konflik karena banyak diantara mereka sudah sulit untuk mengakses sekolah, masih dalam keadaan trauma, program Pendidikan Alternatif Maluku sangat tidak membantu proses perbaikan mental anak malah menimbulkan masalah baru di tingkat anak (beban belajar bertambah) selain itu masyarakat membuat penilaian negatif terhadap aktifitas NGO (PAM dilakukan oleh NGO).Masyarakat Maluku sangat sulit mengakses pelayanan kesehatan, dokter dan obat – obatan tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat dan harus diperoleh dengan harga yang mahal; puskesmas yang ada banyak yang tidak berfungsi.Belum ada media informasi yang dianggap independent oleh kedua pihak, yang diberitakan oleh media cetak masih dominan berita untuk kepentingan kawasannya (sesuai lokasi media), ada media yang selama ini melakukan banyak provokasi tidak pernah ditindak oleh Penguasa Darurat Sipil Daerah (radio yang selama ini digunakan oleh Laskar Jihad (radio SPMM/Suara Pembaruan Muslim Maluku).