Bagaimana perubahan alam yang melatarbelakangi berlangsungnya zaman KALA PLESTOSREN ?
nenriki12
Keadaan alam pada kala pleistosen-holosen berlatar belakang peristiwa tersebut 1. Proses glasiasi Berakibat pendangkalan air laut sehingga menjadi daratan dan menjadi jembatan perpindahan hewan untuk bermigrasi karena perubahan musim. 2. Proses interglasiasi / post glasiasi (pencairan kembali air laut) Berakibat naiknya permukaan air laut daerah tropis menjadi lembab, penyempitan wilayah jelajah fauna sehingga terjadi pengkerdilan fauna tertentu 3. Proses pembentukan daratan karena tenaga endogen dan eksogen 4. Aktifitas vulkanisme Berakibat terbentuknya daratan-darataan baru dan dapat merubah keadaan alam sebelumnya.
Pada kala pleistosen sebagian besar daratan ditutupi oleh es (divilium / jaman es). Akibatnya banyak fauna yang bermigrasi. Inilah pembatasan antara jaman tersier ke kala pleistosen ditandai dengan banyaknya fauna dan flora tertentu dan digantikan dengan varietas baru yang disebabkan evolusi akibat penyesuaian diri. Dengan lewatnya jaman wurm, maka berakhirlah jaman divilium dan mulailah jaman holosen (post glacial) tanda-tanda peninggalan jaman es dapat dilihat dari ditemukannya fauna vertebrata Ngandong serta Pithecanthrorupus Soloensis dalam undak-undakan di Bengawan Solo. Pada jaman post glasial es mencair kembali dan Paparan Sunda tergenang kembali oleh laut Jawa serta laut Cina Selatan. Paparan Sahul juga tergenang oleh laut Arafura dan semakin dalamnya laut di daerah Maluku. Dengan demikian pada Jaman wurm daratan Indonesia terbagi oleh lautan yang terjadi pada zaman post glacial sehinnga terbentuklah kepulauan. Masa setelah pleistosen adalah masa holosen yang berlangsung ±10.000 th yang lalu sampai dengan sekarang. Masa holosen dibatasi dengan suatu corak masyarakat prasejarah yang tinggal di gua, bercocok tanam dan menjinakan binatang. Manusia baru muncul pertama kali kira-kira muncul 3 juta tahun yang lalu, bersamaan dengan berkali-kali glasiasi di kala plestosen (masa glacial/zaman es). Peristiwa glasiasi di kala plestosen terjadi beberapa kali di selingi oleh masa-masa antar glacial ( pencairan kembali). Pada saat glasiasi, daerah tropic yang tidak terkena es mengalami masa pluvial ( hujan ), tetapi masa berlangsungnya belum jelas. Peristiwa pada kala plestosen yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia antara lain: Meluasnya es ke sebagian muka bumi Perubahan iklim Turun naiknya permukaan air laut Letusan gunung berapi Timbul tenggelamnya sungai Manusia pada kala itu mengalami perkembangan akal yang di pengaruhi tuntutan mempertahankan hidup, oleh karena itu mereka membuat alat-alat untuk memudahkan mereka. Ciri manusia kala plestosen adalah manusia lebih mudah mendapat makanan. Pada masa berikutnya (post-plestosen, holosen) kira-kira 10000 tahun yang lalu-sekarang kecerdasan dan kehidupan manusia meningkat sangat maju. Iklim merupakan peranan penting dalam corak kehidupan manusia, keadaan yang sangat dingin merupakan paksaan bagi manusia dan hewan untuk bermigrasi, makhluk yang tidak dapat menyesuaikan diri pasti akan punah. Adaptasi ini juga mengakibatkan perubahan fisik. Gerakan alam yang dapat merubah bentuk muka bumi antara lain orogenesa (pengangkutan) erosi (pengikisan) dan kegiatan vulkanik, serta gerakan endogen (dari dalam bumi) dan eksogen (dari luar bumi). Sampai sekarang pun masih terjadi pembentukan tersebut. Pegunungan Himalaya yang tingginya 8000 meter di atas permukaan laut adalah contoh dari endapan laut Tethys. Pada kala plestosen bagian barat kepulauan Indonesia berhubungan dengan daratan Asia Tenggara, sementara itu bagian timur berhubungan dengan Australia. Bagian daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat dengan Asia Tenggara disebut paparan Sunda(Sunda shelf), dan daratan penghubung Irian dengan Australia disebut paparan Sahul (Sahul Shelf). Sebelum kala plestosen, yaitu jaman tersier bumi masih dikuasai mamalia raksasa yang mencapai puncak perkembangannya dalam jaman ini. Baru sejak jaman kuarter awal munculah manusia yang dapat menguasai bumi karena kelebihan akalnya.
1. Proses glasiasi
Berakibat pendangkalan air laut sehingga menjadi daratan dan menjadi jembatan perpindahan hewan untuk bermigrasi karena perubahan musim.
2. Proses interglasiasi / post glasiasi (pencairan kembali air laut)
Berakibat naiknya permukaan air laut daerah tropis menjadi lembab, penyempitan wilayah jelajah fauna sehingga terjadi pengkerdilan fauna tertentu
3. Proses pembentukan daratan karena tenaga endogen dan eksogen
4. Aktifitas vulkanisme
Berakibat terbentuknya daratan-darataan baru dan dapat merubah keadaan alam sebelumnya.
Pada kala pleistosen sebagian besar daratan ditutupi oleh es (divilium / jaman es). Akibatnya banyak fauna yang bermigrasi. Inilah pembatasan antara jaman tersier ke kala pleistosen ditandai dengan banyaknya fauna dan flora tertentu dan digantikan dengan varietas baru yang disebabkan evolusi akibat penyesuaian diri.
Dengan lewatnya jaman wurm, maka berakhirlah jaman divilium dan mulailah jaman holosen (post glacial) tanda-tanda peninggalan jaman es dapat dilihat dari ditemukannya fauna vertebrata Ngandong serta Pithecanthrorupus Soloensis dalam undak-undakan di Bengawan Solo. Pada jaman post glasial es mencair kembali dan Paparan Sunda tergenang kembali oleh laut Jawa serta laut Cina Selatan. Paparan Sahul juga tergenang oleh laut Arafura dan semakin dalamnya laut di daerah Maluku. Dengan demikian pada Jaman wurm daratan Indonesia terbagi oleh lautan yang terjadi pada zaman post glacial sehinnga terbentuklah kepulauan.
Masa setelah pleistosen adalah masa holosen yang berlangsung ±10.000 th yang lalu sampai dengan sekarang. Masa holosen dibatasi dengan suatu corak masyarakat prasejarah yang tinggal di gua, bercocok tanam dan menjinakan binatang.
Manusia baru muncul pertama kali kira-kira muncul 3 juta tahun yang lalu, bersamaan dengan berkali-kali glasiasi di kala plestosen (masa glacial/zaman es). Peristiwa glasiasi di kala plestosen terjadi beberapa kali di selingi oleh masa-masa antar glacial ( pencairan kembali).
Pada saat glasiasi, daerah tropic yang tidak terkena es mengalami masa pluvial ( hujan ), tetapi masa berlangsungnya belum jelas. Peristiwa pada kala plestosen yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia antara lain:
Meluasnya es ke sebagian muka bumi
Perubahan iklim
Turun naiknya permukaan air laut
Letusan gunung berapi
Timbul tenggelamnya sungai
Manusia pada kala itu mengalami perkembangan akal yang di pengaruhi tuntutan mempertahankan hidup, oleh karena itu mereka membuat alat-alat untuk memudahkan mereka. Ciri manusia kala plestosen adalah manusia lebih mudah mendapat makanan. Pada masa berikutnya (post-plestosen, holosen) kira-kira 10000 tahun yang lalu-sekarang kecerdasan dan kehidupan manusia meningkat sangat maju.
Iklim merupakan peranan penting dalam corak kehidupan manusia, keadaan yang sangat dingin merupakan paksaan bagi manusia dan hewan untuk bermigrasi, makhluk yang tidak dapat menyesuaikan diri pasti akan punah. Adaptasi ini juga mengakibatkan perubahan fisik.
Gerakan alam yang dapat merubah bentuk muka bumi antara lain orogenesa (pengangkutan) erosi (pengikisan) dan kegiatan vulkanik, serta gerakan endogen (dari dalam bumi) dan eksogen (dari luar bumi). Sampai sekarang pun masih terjadi pembentukan tersebut. Pegunungan Himalaya yang tingginya 8000 meter di atas permukaan laut adalah contoh dari endapan laut Tethys.
Pada kala plestosen bagian barat kepulauan Indonesia berhubungan dengan daratan Asia Tenggara, sementara itu bagian timur berhubungan dengan Australia. Bagian daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat dengan Asia Tenggara disebut paparan Sunda(Sunda shelf), dan daratan penghubung Irian dengan Australia disebut paparan Sahul (Sahul Shelf).
Sebelum kala plestosen, yaitu jaman tersier bumi masih dikuasai mamalia raksasa yang mencapai puncak perkembangannya dalam jaman ini. Baru sejak jaman kuarter awal munculah manusia yang dapat menguasai bumi karena kelebihan akalnya.